14. Penolakan

1.7K 233 165
                                    

Joohyun menggusap kedua tangannya untuk menghangatkan kedua tangannya yang terasa dingin, udara malam ini sangat dingin dan dia lupa menggunakan padding karena terlalu bersemangat pergi ke rooftop rumah sakit. Takut jika Junmyeon menunggunya lama, namun ketika sampai di atap. Dia tak menemukan siapa pun, jadi Joohyun akan menunggu sembari menggosokkan kedua tangannya.

Saat ini menunjukkan pukul delapan malam lewat sepuluh menit, Junmyeon belum juga menampakkan batang hidungnya. Joohyun duduk sembari menghangatkan tubuhnya, dia merasa tubuhnya mulai kedinginan. Joohyun segera bangkit dari duduknya ketika melihat Junmyeon berdiri tepat di hadapannya, wanita itu tersenyum lebar ketika melihat Junmyeon datang kemari, itu tandanya pria itu masih perduli terhadapnya.

"Apa kau bodoh ?!" bentak Junmyeon tiba-tiba, berhasil membuat Joohyun terdiam di tempatnya.

"Jika aku tak kemari kau akan tetap di sini hingga kau mati membeku ?!"

Joohyun memejamkan matanya sejenak, memegang pinggiran kemeja yang dia kenakan cukup erat. "Aku tahu, kau pasti akan datang."

"Bagaimana jika tidak ?" Joohyun diam.

Junmyeon memejamkan matanya sejenak, kemudian pria itu melepaskan coat yang dia kenakan. Menyerahkannya pada Joohyun.

"Pakai."

Dengan sedikit ragu, Joohyun meraih coat tersebut dan menggunakannya. Joohyun bersyukur, jika Junmyeon masih sangat perduli terhadapnya. Seperti saat ini.

"Terimakasih."

"Langsung saja, ada apa ?"

"Ada apa ? Apa yang membuatmu menjauhiku dan terkesan sangat dingin padaku." lirih Joohyun, wanita itu menundukkan kepalanya. Tak berani menatap pada pria yang berdiri di hadapannya ini.

"Tak ada apa-apa, karena ini memang jalan yang harus kita lalui. Kau bukan siapa-siapa diriku, Bae Joohyun. Kau sadar akan hal itu." tutur Junmyeon, nadanya pun terkesan datar. Joohyun memegang coat yang di kenakannya cukup erat, mendengar ucapan Junmyeon seperti itu cukup membuat Joohyun benar-benar merasa jika Junmyeon sekarang bukan Junmyeon yang dulu.

Fikiran Junmyeon tentangnya itu salah besar, Joohyun merasa jika Junmyeon sudah menempati hatinya itu berarti jika Junmyeon adalah seorang yang berarti bagi Joohyun.

"Apa aku salah bertanya seperti itu padamu ? Apa aku bersalah mengharapkan hal besar padamu ?" tanya Joohyun, memberanikan diri menatap kearah Junmyeon.

"Sangat salah karena dirimu adalah kekasih Jaehyun." ingin sekali Junmyeon menjawab seperti itu, namun Junmyeon urungkan. Biar Joohyun tahu sendiri, apa alasannya menjauhi Joohyun begitu saja.

"Jawab Junmyeon!" Joohyun menaikan nada suaranya ketika tak mendengar jawaban dari Junmyeon.

"Ku rasa obrolan kali ini tak penting, lebih baik kau segera masuk kedalam." jawab Junmyeon setelah kediamannya beberapa detik yang lalu, pria itu melihat sekeliling tak berani menatap kearah Joohyun yang menatap kearahnya. Junmyeon takut, jika dia menatap mata Joohyun maka Junmyeon akan kembali jatuh dan melupakan apa fakta yang sebenarnya.

"Aku tetap akan di sini sebelum kau menjawab, mengapa menjauhiku ?" tanya Joohyun, kembali dengan suara lirihnya.

Junmyeon membasahi bibir bawahnya yang terasa beku itu, bagaimana bisa wanita di hadapannya ini begitu keras kepala. Saat ini udara sangat dingin, bahkan mencapai minus dua derajat. Dan Joohyun masih kekeuh dalam pendiriannya.

"Karena ini kemauanku. Pulanglah."

Joohyun menggelengkan kepalanya. "Aku merindukan mu yang dulu."

Switch Hearts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang