Malam ini hujan mengguyur kota yang terpadat kedua di Amerika Serikat, udara dingin sangat terasa di Apartemennya ini. Dengan cepat Joohyun mengatur suhu ruangan menjadi lebih hangat, menatap kedua anaknya yang tengah terlelap.
Benar apa yang di katakan oleh sebagian orang, jika hujan bisa menghantarkan kita pada kenangan. Kenangannya bersama Junmyeon, tak banyak memang. Tapi sangat membekas di fikiran dan hatinya.
Setelah enam tahun, Joohyun tak menyangka jika Junmyeon masih mencarinya hingga saat ini. Bukankah dia menikah dengan Jisoo ? Apakah dia berbahagia dengan wanita itu ?
Joohyun berharap seperti itu, Joohyun percaya jika Jisoo bisa membuat Junmyeon jatuh cinta. Namun nyatanya Junmyeon muncul di hadapannya dengan raut lelah, apa maksud semua itu ? Mengapa dia perlu meminta penjelasan padaku, untuk apa ?
Dan tatapan terluka Junmyeon ketika dia mengatakan jika telah bahagia bersama dengan kedua anak kembarnya dan Seokjin. Mengapa Junmyeon ?Joohyun beranjak dari tempat berdirinya, mengecup kening kedua anaknya itu lalu melangkah keluar dari kamar tak lupa mematikan lampu dan menutup pintunya. Dengan langkah sedikit gontai Joohyun memasuki kamarnya, menutup pintunya kembali. Setelah kepergiannya dari Seoul Joohyun, Joohyun memutuskan untuk mengganti ponselnya. Berusaha untuk menggubur semua kenangan bersama Junmyeon, seperti apa yang di katakan Jisoo padanya. Namun Joohyun masih menyimpan ponsel itu dan termasuk barang pemberian Junmyeon.
Joohyun merunduk, mencari kotak yang dia sembunyikan di bawah ranjang tidurnya. Kotak yang hampir setiap malam Joohyun buka, hanya untuk melihat wajah Junmyeon yang berada di dalam bingkai foto yang di bawanya dari dorm. Foto yang di ambil ketika berada di Jeju dulu.
Joohyun merebahkan tubuhnya di atas ranjang, mencoba untuk memejamkan matanya.
"Aku akan menjelaskannya padamu nanti, Junnyeon." lirih Joohyun pada dirinya sendiri.
"Dan ku harap kau akan mengerti."
Disisi lain Junmyeon menyibukkan diri dengan membaca buku di perpustakaan pribadinya, berharap bisa melupakan apa yang di katakan oleh Joohyun tadi siang. Perkataan yang berhasil membuat hati dan fikiranya propraganda. Joohyun telah menikah, itulah kenyataan pahit yang harus Junmyeon telan.
Junmyeon merasa menjadi pria paling bodoh karena mengharapkan wanita yang ternyata dengan mudah melupakannya begitu saja, berbahagia dengan pria lain bahkan telah memiliki dua anak. Sedangkan dirinya, mengkonsumsi obat tidur karena insomnia akutnya bahkan terkadang diirnya tak tidur. Junmyeon menggeram, meletakkan bukunya cukup kasar, melepaskan kacamata yang membingkai hidungnya itu. Memijit pelan batang hidungnya itu dengan perlahan.
Junmyeon fikir dia akan kembali bersama Joohyun setelah berpisah enam tahun lamanya, nyatanya semua itu salah. Joohyun telah bahagia dan itu bukan bersama denganya. Jadi Junmyeon harus sadar diri, dia tak bisa seenaknya begitu saja mendekati Joohyun. Ya dia harus seperti itu.
***********
Apa yang di niatkan Junmyeon kemarin rupanya menjadi niatan saja, karena buktinya saat ini Junmyeon tengah asik memilih mainan di temani oleh Jongin yang sedang bebas bekerja hari ini. Sebut saja Junmyeon labil, tapi dia tak mungkin mengingkari janjinya untuk membelikan Junhoo mainan.
"Kau sudah hampir satu jam memilih mainan hyung, apa hyung tidak sadar usia ?" sindir Jongin, karena benar apa yang di katakan Jongin. Sudah hampir satu jam mereka memutari toko mainan ini, namun belum satupun barang yang hendak di beli oleh dokter Kim Junmyeon itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switch Hearts
RomansaBae Joohyun seorang dokter muda yang akan menjalani masa Coas nya, berpacaran dengan adik tingkatnya yang sangat populer karena ketampanan dan kekayaan keluarganya. Kim Jaehyun. Mereka berpacaran sudah satu tahun lamanya, selama itu Joohyun tak per...