Hari berikutnya Joohyun sudah duduk di kursi tunggu, di depan ruangan milik Junmyeon. Pagi sekali Joohyun sudah di sana, bahkan wanita itu belum tidur dari jaga malamnya. Kedua mata Joohyun mengitari pemandangan di sekitarnya, hingga saat ini Junmyeon tak membalas pesannya ataupun mengangkat panggilan darinya. Ada apa dengan Junmyeon.
Joohyun mengetukan kedua kakinya gelisah, perutnya sedari tadi terus bunyi. Dia sangat lapar, namun Joohyun sudah meyakinkan diri akan sarapan bersama Junmyeon. Wanita itu segera berdiri ketika netranya menangkap Junmyeon yang melangkah mendekat, pria itu menggunakan sweater putih yang di balut dengan coat bermotif. Joohyun melebarkan senyumnya, sehari tak bertemu saja rasanya Junmyeon sedikit berbeda.
"Selamat pagi!" sapa Joohyun ketika Junmyeon sudah di hadapannya, tak lupa dengan senyuman ceria yang di lontarkan Joohyun pada Junmyeon.
Junmyeon mengangguk. "Pagi."
Joohyun mengerutkan keningnya, mendapati jawaban singkat dan tak ada senyuman hangat pria itu. "Kau sudah sarapan ? Ayo kita sarapan bersa-"
"Aku sudah sarapan." potong Junmyeon, kemudian pria itu memasuki ruangannya.
Joohyun terdiam, namun wanita itu mengikuti langkah Junmyeon. "Kau marah padaku ?"
Junmyeon melepaskan coat yang dia kenakan kemudian dia sampirkan pada kursi, tangannya meraih snelli yang menggantung rapih dan menggunakannya. Pria itu mendaratkan tubuhnya pada kursi putar miliknya itu dan meraih beberapa rekap medik pasiennya.
Joohyun menghela nafasnya, kemudian mendaratkan tubuhnya pada kursi di hadapan Junmyeon. "Junmyeon, aku sedang berbicara padamu."
"Kau bisa bicara padaku di luar jam kerjaku dan untuk masalah case presentation akan gantikan oleh Dokter Jongdae, kau bisa menemuinya lusa nanti." Terang Junmyeon tanpa melihat kearah Joohyun.
Joohyun mengerutkan keningnya, mengapa tiba-tiba seperti ini. "Kau marah padaku ? tapi marah kenapa ? Jelaskan padaku Junmyeon."
Junmyeon memejamkan matanya, kemudian kembali membuka matanya ketika mendengar ketukan dari pintunya itu.
"Masuk."
Chorong berdiri di ambang pintu, wanita itu menggunakan dress selutut dengan snelli jas yang melekat di tubuhnya. "Kau lupa ?"
"Ah, aku hampir melupakan itu. Jakkaman." Junmyeon beranjak dari duduknya dan meraih tab miliknya.
"dokter Joohyun, ku rasa tak ada lagi yang ingin di bicarakan. Aku harus pergi, permisi."
Kemudian terdengar pintu ruangan tertutup, meninggalkan Joohyun yang terdiam ditempatnya.
Dokter Joohyun ?
Mengapa dia begitu asing mendengar panggil itu dari Junmyeon, tak ada usapan di kepala yang biasa dia lakukan ketika akan pergi. Secepat itu Junmyeon berubah ?
********
Junmyeon melangkah beriringan dengan Chorong di sebelahnya, menatap lurus kedepan dengan tangan kiri yang mengepal. Junmyeon jelas tahu, sangat tahu jika Joohyun pasti akan terluka dengan sikapnya yang seperti ini, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya tak ingin melanjutkan hubungan seperti ini. Tapi melihat tatapan Joohyun yang seperti kecewa kepadanya, cukup membuat hati Junmyeon merasa teremas. Baru sehari, tapi sudah semenyakitkan ini.
"Kau mau kemana ?" tanya Chorong ketika Junmyeon memutar arah, bukan kearah ruang rapat tentang operasi yang akan di adakan dua jam lagi.
"Aku akan menyusul, kau duluan saja." jawab Junmyeon, kemudian pria itu segera berlari menuju cafetaria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switch Hearts
RomanceBae Joohyun seorang dokter muda yang akan menjalani masa Coas nya, berpacaran dengan adik tingkatnya yang sangat populer karena ketampanan dan kekayaan keluarganya. Kim Jaehyun. Mereka berpacaran sudah satu tahun lamanya, selama itu Joohyun tak per...