Joohyun mempercepat langkahnya sembari mengenakan Jas berwarna putih khas Dokter, sesekali dia hampir tersungkur karena heels yang dia kenakan. Setelah berhasil menggunakan Jasnya, Joohyun membenarkan rambutnya yang sedikit lepek karena keringat yang membasahi keningnya. Wanita itu mengatur nafasnya yang tersengal, sedikit menunduk dan berpegangan pada tembok. Dia terlambat karena tak ada teman-temannya yang berkumpul di depan rumah sakit itu.
"Yaish! Bagaimana ini." Keluh Joohyun, dia tak tahu harus kemana. Tapi sebelumnya dia sudah mendapatkan arahan jika dia mendapatkan astesi pertama, yaitu di EMS*.
Apa dia pergi ke EMS sekarang saja ? Dimana Seulgi ? Dia dapat astesi apa ?
"Gara-gara ini heels, seharunya aku tak memakainya." Omel Joohyun, menginjak-injak lantai yang di pijak dengan kesal. Dia sudah tak perduli dengan beberapa orang yang menatap kearahnya, hingga tubuhnya tidak bisa menjaga keseimbangan namun tercegah saat seseorang di belakangnya menyentuh pundaknya.
Joohyun menoleh dan mendapati pria tinggi menggunakan kemeja berwarna biru, wajahnya tampan dengan hidung mancung dan alis tebalnya. Apa ini manusia ? Fikir Joohyun.
Pria itu menarik tangannya dari pundak Joohyun. "Gwenchanayo ?"
"Ah, ne!" Joohyun tersenyum lebar.
Pria itu bergumam. "Kau anak Coas ?"
Joohyun mengangguk. "Ne, aku Coas."
"Kau tau ? Kau terlambat ?" Lagi-lagi Joohyun menganggukan kepalanya, keningnya mengerut melihat kearah pria di depannya ini.
"Siapa sih ini, sok ngatur." Batin Joohyun.
"Bae Joohyun, astesi bangsal. Kau ikut denganku, saya Oh Sehun, Dokter Residen yang menjadi pembimbing mu selama dua minggu kedepan. Kajja." Ucap pria itu kemudian melangkah mendahului Joohyun, wanita itu pun segera mengikuti langkah Sehun dari belakang.
"Dokter Residen disini begitu tampan." Batin Joohyun, kemudian menggelengkan kepalanya ketika sadar Jaehyun memperingatinya jangan coba melihat kearah pria lain.
"Hanya aku yang boleh kau lihat Joohyun, Asan Medical Center memiliki Dokter yang cukup tampan di beberapa spesialis. Kau harus ingat, jika kau adalah punyaku." Ucapnya saat kemarin mereka bertemu, nadanya terkesan mendominasi.
"Iya iya pacarku yang tampan." Jawab Joohyun dengan terkekeh dan mencubit kedua pipi Jaehyun.
Pria di hadapannya ini kadang betingkah Dewasa dan bertingkah layaknya anak-anak seperti saat ini, Joohyun pun sudah terbiasa akan hal itu.
Brak!
Lamunan Joohyun buyar saat Sehun memberikan setumpuk rekam medik pasien, Joohyun meneguk lidahnya susah payah. Ini serius dia yang tanganin sendirian. Kemudian Dokter tersebut menyerahkan beberapa data pasien saja kepada Joohyun.
"Saya tidak mungkin sejahat itu, karena saya disini pun sedang belajar." Ucapnya dengan nada datar, wajahnya pun flat.
Joohyun mengangguk dan menyunggingkan senyumnya, menerima rekam medik tersebut dan membungkuk sopan. "Saya akan bekerja semampu saya, Dokter Oh."
Sehun mengangguk kemudian kembali meyimpan kembali rekam medik tersebut kedalam lemari. "Kau bisa memindahkannya kedalam tab, agar lebih mudah tuk di cari. Saya permisi."
Sehun pergi seraya menggunakan Jas Snelli nya, Joohyun membungkuk kemudian kembali menegakkan tubuhnya. Dia harus pergi ke dormnya untuk memindahkan rekam medik ini kedalam tablet nya, sekalian mengganti heelsnya menjadi sepatu pantofel.
Kaki jenjangnya melangkah menelusuri koridor rumah sakit yang ramai, sesekali tersenyum kepada perawat atau Dokter yang berlalu lalang di hadapannya. Setidaknya dia harus berlaku sopan terhadap seniornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switch Hearts
عاطفيةBae Joohyun seorang dokter muda yang akan menjalani masa Coas nya, berpacaran dengan adik tingkatnya yang sangat populer karena ketampanan dan kekayaan keluarganya. Kim Jaehyun. Mereka berpacaran sudah satu tahun lamanya, selama itu Joohyun tak per...