30. Apa maksudnya ?

1.5K 183 76
                                    

Pukul sepuluh malam lebih lima menit Junmyeon berhasil menginjakan kakinya tepat di depan rumah bergaya minimalis di hadapannya, pria berbalut kemeja dengan jas yang telah di lepas sejak di Bandara menghela nafasnya. Netranya menelusuri pagar yang tak begitu tinggi menutupi rumah tersebut, lalu netranya berhenti pada lantai dua yang lampunya masih menyala. Joohyun belum tidur.

Dia tak mungkin memencet bel begitu saja di malam hari seperti ini, rasanya tak sopan. Dan tak mungkin juga jika dirinya nekat memanjat pintu gerbang, itu jauh lebih tidak sopan. Lalu apa yang harus di lakukannya. Junmyeon mengacak rambutnya kesal.

Junmyeon kembali mengalihkan pandangannya kearah lantai dua, dimana kamar Joohyun berada berharap jika Joohyun tiba-tiba berdiri di balkon dan melihat dirinya telah berada di sini. Namun itu semua hanya harapan, karena hingga pukul sebelas lewat tiga puluh menit Joohyun tak keluar dari kamarnya hingga lampu kamar telah di matikan.

Ini bukan salah Joohyun, ini salah dirinya. Dirinya yang bodoh meninggalkan ponsel di jaman modern seperti ini, mengiyakan ajakan dinner dari profesor karena Ayahnya pun ikut andil dalam acara itu mau tak mau Junmyeon harus mengikutinya dan kini dirinya berujung seperti ini. Gagal makan malam bersama keluarga Joohyun.

Junmyeon tak bisa berlama-lama di sini, dirinya harus segera pulang dan akan kembali menemui Joohyun esok hari. Semoga tak ada halangan untuk dirinya menemui Joohyun. Semoga.

*********

Esoknya Junmyeon telah siap, menggunakan kemeja salur berwarna navy. Junmyeon memijit keningnya yang terasa pening, efek dari kurangnya tidur karena dirinya bisa terlelap ketika pukul tiga pagi dan terbangun pukul tujuh. Itu semua karena Junmyeon merasa resah, dia merasa sangat bersalah ketika melihat banyaknya misscall dan pesan yang di tinggalkan oleh Joohyun.

Dan pagi ini Junmyeon kembali menghubungi Joohyun, namun nomornya tidak aktif. Mungkin ini balasan untuknya. Tapat pukul sepuluh siang Junmyeon keluar dari unit Penthousenya, dengan erat Junmyeon mencengkram ponselnya, melangkah meninggalkan gedung tinggi bertingkat-tingkat itu menuju basement mobil. Dia harus menemui Joohyun sekarang.

Bunyi notifikasi membuat Junmyeon menghentikkan langkahnya, satu pesan masuk dan membuat kedua sudut bibir Junmyeon tertarik. Joohyun membalas pesannya.

Bae Joohyun 🐰
Untuk apa bertemu.

Kim Junmyeon
Aku akan menjelaskannya padamu, kumohon

Bae Joohyun 🐰
Tak ada yang perlu dijlaskan.

Kim Junmyeon
Kumohon, Joohyun

Bae Joohyun 🐰
Baiklah, dimana ?

Junmyeon menghela nafasnya lega, pria itu segera mengetikkan sesuatu di sana.

Kim Junmyeon
Aku akan menjemputmu

Bae Joohyun🐰
Tak usah, kirimkan alamatnya

Mau tak mau Junmyeon pun segera mengetikkan alamat cafe dimana mereka akan bertemu nanti.

Kim Junmyeon
SSFW Cafe Sebelum makan siang.
Aku merindukanmu Joohyun

Read

Junmyeon menghela nafasnya, pria itu segera memasukkan ponselnya di saku celana melanjutkan langkahnya menuju basement dimana mobilnya berada. Dia harus kerumah sakit terlebih dahulu, untuk mengkontrol pasien yang di tanganinya.

Switch Hearts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang