Joohyun terbangun dari tidurnya karena mendengar nada dering handphonenya terus berbunyi, dengan mata yang masih terpejam tangan Joohyun terulur untuk meraih handphone yang berada di nakas, sebelah kasur itu.
"Yeobseo.." lirih Joohyun, dia berusaha mengumpulkan nyawanya dan membuka matanya secara perlahan.
"Yak! Sekarang jam berapa kau masih tidur ?!" Suara pekikan Seulgi membuat Joohyun membuka matanya sempurna, sepontan melihat jam tangan yang masih melingkari pergelangan tangannya itu dan menunjukkan pukul delapan pagi.
Sial! Kenapa hidupnya selalu sial seperti ini sih. Joohyun terus mengumpat dalam hati, bangkit dari tidurnya dan terdengar suara berdentum. Kepalanya terantuk ranjang tingkat cukup keras, Joohyun mengaduh dan mengusap kepalanya perlahan.
"Mengapa kau tak membangunkan ku, Kang Seulgi!" Joohyun mengamit handphonenya diantara bahu dan pipinya, meraih snelli jas nya, menggunakanya secara terburu-buru sembari menggunakan sandalnya, setelah itu meraih tabung kecil berisi alat sikat giginya dan masukkannya kedalam kantung jas sembari keluar dari dorm.
"Aku sudah membangunkanmu, tapi kau nampak seperti kerbau dan mayat yang tak bangun." Geram Seulgi, Joohyun meringis.
Wanita itu berlari menelusuri lorong, menuju elevator. Memencet tombol elevator dan menunggu pintunya terbuka, Joohyun menggerakan kakinya gelisah.
"Dokter oh mencarimu, kau bisa-bisa tak naik astesi jika seperti ini rene."
Joohyun bergegas masuk kedalam elevator yang nampak ramai dan dominasi oleh perawat dan dokter senior jadi sebelum masuk Joohyun membungkukkan kepalanya sopan dan Joohyun memutuskan untuk berdiri di pojok belakang.
"Yak! Kau jangan menakutiku seperti ini, sekarang aku sedang menuju kelantai bawah. Aku bahkan tak sempat mandi dan cuci muka gara-gara kau!" Joohyun mengecilkan suaranya, dia tak mungkin bersuara keras dan mempermalukan dirinya itu.
"Aish kau jorok sekali, kau harus ke kamar mandi dulu dan gosok gigi mu."
"Tak usah kau ingatkan sudah ku bawa, bye!" Joohyun mendengus, memasukkan handphonenya kedalam saku jas.
Joohyun melihat kearah depan, bahkan dokter dan perawat di depannya telah berpakaian rapih dan berbau harum. Joohyun merutuki dirinya yang belum sempat menyemprotkan parfume di seluruh tubuhnya itu, ternyata disini dirinya lah yang jorok bukan Seulgi.
Dentingan elevator berbunyi dan berhenti di lantai dasar, seluruh orang yang berada di elevator bergegas keluar dari ruangan kubus itu, Joohyun pun segera melangkah kan kakinya cepat-cepat. Dia berharap seulgi membawa parfume, tapi sepertinya itu tidak mungkin.
Joohyun menggeleng-gelengkan kepalanya, kepalanya masih sedikit berdenyut akibat terantuk ranjang itu. Dia akan mengompresnya nanti, bila ingat. Joohyun memelankan langkahnya saat melintasi ruangan Dokter Spesialis Bedah Toraks dan Kardiovaskular, pintu itu nampak tertutup. Apa tidak ada jadwal hari ini.
"Omona!" Joohyun hampir menabrak tubuh yang ada di depannya itu, dia cukup terkejut jika sang pemilik ruangan sedang berada di hadapannya nampak segar menggunakan kemeja motif tanpa jas snelli atau seragam scrub yang semalam dia lihat.
Junmyeon menyunggingkan senyumnya. "Selamat pagi, Bae Joohyun."
Joohyun tersenyum kaku, kemudian membungkukkan badannya sopan. "Selamat pagi dok, permisi."
"Tunggu!"
"Ne ?"
Junmyeon terkekeh, pria itu menunjuk kearah rambutnya. Joohyun seperti menyadari akan hal itu segera meraih handphonenya untuk berkaca. Shit! Satu umpatan keluar dari bibir Joohyun pelan, bagaimana bisa dia selalu bertemu dengan Junmyeon dalam keadaan berantakan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switch Hearts
RomanceBae Joohyun seorang dokter muda yang akan menjalani masa Coas nya, berpacaran dengan adik tingkatnya yang sangat populer karena ketampanan dan kekayaan keluarganya. Kim Jaehyun. Mereka berpacaran sudah satu tahun lamanya, selama itu Joohyun tak per...