1. Reanka

141K 3.6K 24
                                    

Reanka adalah anak tunggal. Keluarganya bukanlah keluarga yang harmonis. Ayah dan bundanya sibuk kerja sampai selalu mengabaikannya. Di sekolah dia juga orang yang pendiam dan satu hal lagi, dia tidak suka menjadi bahan perhatian.

Oleh karena itu, dia berusaha untuk menutup dirinya dengan cara apapun, termasuk berdandan culun. Itu adalah kemauannya sendiri. Menurutnya dengan berpenampilan culun tidak akan membuatnya menjadi pusat perhatian orang.

Namun karena penampilannya, dia malah dijadikan sebagai bahan rundungan oleh teman sekelasnya. Awalnya dia tidak masalah dengan itu, tapi tidak saat laki-laki itu datang dan mulai mengacaukan hidupnya.

Cerita dimulai...

•••••••

"Riooooon!!!!!"

"Kenapa kamu terlambat?!! Mau jadi apa kamu hah. Tiap hari terlambat terus, emangnya kamu gak mikirin masa depan kamu" Omel Bu Pita

"Aduh... Bu tanyanya satu-satu. Saya jadi bingung mau jawab yang mana duluan" sahut Rion

"Kali ini kamu selamat! Soalnya saya lagi ada urusan, cepat masuk ke kelasmu!!" ucap Bu Pita

"Makasih Bu"

Setelah mendapat izin dari Bu Pita, Rion langsung masuk ke kelas.

"Lo terlambat lagi ?" tanya Andra

"Lo gak lihat tadi" jawab Rion dengan ketus

"Iya-iya gak usah ngegas juga kali." ucap Andra

"Kenapa hari ini lo semangat banget Ri, semalam baru dapat korban?" tanya Andra yang melihat senyuman yang daritadi terpampang di wajah Rion

Rion memutar bola matanya malas. "Lo gak bisa lihat gue bahagia ya?" Ucap Rion ketus lagi kepada Andra

"Giliran sama sahabat sendiri aja, ketusnya minta ampun." ringis Andra

"Anak-anak buka bukunya halaman 40" ucap Pak Joko yang baru masuk kelas

SKIP

Tringg.....

Tringgg......

Lonceng yang menandakan jam istirahat tiba. Rion, Leo, Andra, dan Dimas bergegas pergi ke kantin. Kebiasaan yang sering dilakukan oleh seluruh siswa kecuali satu orang.

"Ri... kita duduk di situ aja" ucap Dimas sambil menunjuk ke bangku kosong.

"Ndra giliran lo yang pesenin makan. Kemarin gue udah" ucap Dimas

"Kok gue sih, kan hari itu gue udah juga." keluh Andra tidak terima. "Gue gak mau tahu pokoknya lo yang pesen" tekan Andra

"Lo..."

"Elo.."

"Lo"

Mereka saling tuduh-menuduh. "Udah-udah gue aja. Pesen makan aja ribet" geram Leo melerai Andra dan Dimas

"Thanks bro" tukas Andra sembari menepuk-nepuk bahu Leo.

"Diam lo" semprot Dimas entah kenapa

"Orang gue bilangnya ke Leo, kenapa jadi lo yang sewot" dengus Andra. "Lo mau ke mana Ri?" tanya Andra yang hendak berdiri dari bangku.

"Gue mau ke toilet" tukas Rion

Rion berjalan sambil melihat layar handphonenya. Hingga dia tidak sengaja menabrak seseorang dan orang itu terjatuh.

Bug..

"Kalau jalan pake mata!" Hardik Rion. Padahal jelas-jelas dia yang salah karena menabrak gadis itu duluan dan tidak melihat jalan. Bukannya meminta maaf, Rion malah membentaknya.

Gadis itu bangkit dengan ringisan kecil dari bibirnya, lalu pergi menghiraukan bentakan cowok dihadapannya.

"Sombong banget si cupu, awas aja macam-macam sama gue lagi" cetusnya.

"Woii berhenti lo!" sahut Rion

Gadis itu menghentikan langkahnya dan memutar kepalanya menghadap Rion.

"Lo anak baru?" tanya Rion

Tanpa mengeluarkan suara, dia menggelengkan kepalanya, kemudian langsung pergi.

Untung saja dia masih sabar menanggapi gadis itu. Tapi jika dia membuat masalah lagi dengannya, Rion tidak segan-segan melakukan sesuatu padanya.

"Itu makanan yang tadi lo pesen udah datang" ucap Leo setelah melihat Rion yang sudah balik dari toilet.

"Thanks" ucap Rion pada Leo. Sebenarnya Rion masih penasaran dengan gadis yang dijumpainya tadi. Mungkin teman-temannya tahu tentang dia "Gue mau nanya.." ucap Rion

"Tanya apa yon?" ucap Andra

"Gak jadi deh.." jawab Rion. Dia membatalkan niatnya tersebut, takut teman gilanya mengira hal yang lain-lain.

"Sabar" gumam Andra sembari mengelus-elus dadanya "Gak ada kayanya sahabat yang sesabar gue di dunia ini."

••••••••••

"Rea kamu kerjakan soal nomor empat di papan tulis" tunjuk Pak Anton

"Baik pak" jawab Rea kemudia maju ke depan menuju papan tulis.

Rea mengerjakannya dengan baik dan cepat. Tidak sampai satu menit Rea pun selesai. "Sudah pak."

"Bagus, jawaban kamu benar. Kamu boleh kembali ke tempat duduk." tukas Pak Anton setelah memeriksa tugas yang dikerjakannya.

Tringgg...tringg...

"Kalian boleh pulang, hari ini saya tidak memberi tugas apapun. Tapi saya harap kalian juga pelajari materi di bab selanjutnya" ucap Pak Anton sebelum ia keluar dari kelas.

Rea memasukkan seluruh buku dan peralatan sekolahnya ke dalam tas. Setelah itu dia keluar dari kelas. Rea menghembuskan napasnya saat melihat hujan yang sangat deras "Hujan lagi" gumam Rea

"Woii cupu" Rea mendengar teriakan di belakangnya tapi dia hanya menghiraukannya saja dan terus berjalan.

Tidak terima Rea pergi begitu saja, Theresia berlari dan menarik lengan Rea dengan kasar.

Plakkk..

Satu tamparan dari Theresia mengenai pipinya. "Lo tuh sadar nggak sih kalau lo itu cupu jadi lo harus jawab kalau gue panggil 'cupu'. Heran deh.." ucap Theresia sambil memandang rendah Rea.

"Makanya lo tuh.. NGACA!!! Kesel banget." Sambungnya lagi

"Udah puas." ucap Rea dengan nada rendah. Kemudian pergi keluar tanpa memperdulikan Theresia.

Di mobil Rea

Drtttt...

Drttt.. Suara getaran handphone miliknya berbunyi.

"Halo Rea kamu dimana?" Sambungan itu merupakan Bunda Rea

"Dijalan Bun" jawab Rea

"Kalau gitu bunda akan bicarakan nanti saja saat kamu udah sampai rumah" tukas Bunda

"Ok Bun" balasnya lagi dan menutup sambungannya.

Setelah beberapa menit di perjalanan, mobil Rea akhirnya memasuki halaman rumah. "Rea kamu udah datang." ujar bundanya ketika Rea memasuki rumah.

"Ada perlu apa sampai bunda sama ayah mau tungguin Rea pulang?" tanya Rea

"Jadi ayah sama bunda mau pindah ke luar negeri. Tapi ayah dan bunda tidak akan menetap di kota yang sama." jelas ayahnya

"Berapa lama ayah sama bunda di sana?" tanya Rea dingin

"Satu tahun saja. Itu kan cuma sebentar aja. Setelah itu kami bakal balik lagi ke sini" jawab ayahnya

"Lagian kamu nger-"

Sebelum ayahnya menyelesaikan kalimatnya, Rea langsung memotong ucapan ayahnya "Rea ngerti kok"

••••••••••••••••

Tbc....

Hostium (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang