Seseorang sedang berdiri menatap kedua makam orang yang sangat disayanginya. Walau dia tidak menangis, namun di dalam hatinya ia merasa sangat hancur.
Empat tahun yang lalu.. kedua orang tuanya mengalami kecelakaan. Hal itu menurut polisi, tapi tidak dengannya. Menurutnya, orang tuanya meninggal bukan karena kecelakaan, melainkan karena seseorang sengaja mencelakai orang tuanya.
Selama enam tahun dia berusaha mencari tahu siapa pembunuh orang tuanya, tapi sampai sekarang.. tetap saja belum ada hasil.
Dibarengi dengan perusahaan peninggalan kedua orang tuanya yang mau tidak mau dia pegang sendiri, hal itu membuatnya tidak punya banyak waktu, apalagi ditambah dengan pekerjaanya sebagai dokter.
Dia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul enam sore. Ia segera pamit pada orang tuanya, "Ayah... bunda.. Reanka pamit."
Orang itu adalah Reanka. Dan selama empat tahun ini Rea menjadi sosok yang semakin pendiam, dingin, dan sulit untuk berteman apalagi membuka hatinya untuk seseorang.
Keluarga... dia tidak memiliki satupun keluarga lagi di dunia ini, ayah dan bundanya sama-sama anak tunggal sedangkan kakek dan neneknya sudah meninggal sejak lama.
___________________
Rea pergi ke rumah sakit untuk memeriksa beberapa pasien. Sesampainya di sana, dia berjalan masuk menuju ruangannya untuk mengambil jas miliknya. Kemudian Rea menemui pasien-pasiennya.
Tiba-tiba saja dia mendapat panggilan pasien darurat. Dia berlari secepatnya sampai-sampai tidak sengaja menabrak seorang pria, "Maaf Pak." ucap Rea sambil buru-buru pergi
Tapi sebelum pergi.. Rea mendongakkan kepalanya sekilas ke arah pria yang ditabraknya itu.
Deg.....
Wajah seorang yang itu kembali hadir setelah sepuluh tahun lamanya. Rea merasakan sesak di dadanya, pandangan mata Rea semakin lama semakin buram.
"Dok.. dokter kenapa?" suara seorang perawat menyadarkannya kembali
"Gakpapa cuma kecapean aja." jawab Rea
Perawat itu menganggukan kepalanya, "Dokter gak usah khawatir.. sudah ada Dokter Tama yang menggantikan. Sebaiknya jangan dipaksakan Dok.. nanti malah tambah parah" tutur perawat itu
"Tidak perlu, saya gakpapa kok. Yaudah saya mau cek pasien dulu." Pikirannya teralihkan dari kejadian menyeramkan itu.
Setelah beberapa jam menangani pasien darurat tadi, Rea keluar dengan wajah yang tampak sangat kelelahan.
tringggg.....
Ponselnya berdering "Halo.."
"Malam nona.. maaf mengganggu anda. Saya mendapat surat penawaran kerja sama dengan salah satu perusahaan besar." ucap seseorang yang merupakan sekertaris di perusahaan bundanya
"Saya akan segera ke sana sekarang." Meski kelelahan, Rea tetap tidak suka kalau pekerjaannya dikerjakan orang lain. Walaupun memiliki sekertaris yang bisa mengerjakannya, Rea tetap ingin mengerjakan sendiri. Hal itu juga karena dia sudah terbiasa sendiri tanpa bantuan orang lain.
Sampai di kantornya, Rea langsung masuk ke ruangannya dan memeriksa surat pengajuan kerja sama. Dibukanya amplop yang di dalamnya terdapat surat. Di situ tertulis kalau perusahaan yang mengajukan kerja sama adalah R.D Company.
Setahunya R.D Company adalah perusahaan yang sama besar dengan perusahaan yang dimiliki ayahnya.
Ia bingung mengapa perusahaan sebesar itu malah menawarkan kerja sama dengan perusahaan milik bunda yang masih digolongkan sebagai perusahaan yang sedang berkembang. Apalagi CEO dari perusahaan itu terkenal dengan sikap arogannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hostium (END)
Ficción GeneralReanka adalah gadis pendiam dengan sejuta rahasia, yang hidup di keluarga broken home. Di sekolahnya ia sering ditindas oleh Darion Xaverius. Reanka tidak mengetahui alasan mengapa pria itu sangat membecinya. Bertahun-tahun ia menjauh, namun hal it...