27.

26.4K 1.1K 23
                                    

Rea berjalan mondar-mandir di kamarnya sambil memikirkan tawaran Tante Risa semalam. Ia bingung harus menjawab apa. Sisa waktunya hanya tinggal satu hari untuk memikirkan jawabannya.

Drttt... Seseorang mengirimnya pesan.

086.......
Saya Darion. Besok saya
ke kantor kamu. Ada yang mau
saya bicarakan.

Reanka
Baiklah

Balas Rea singkat tetapi masih dengan tutur kata yang sopan. Rea menduga bahwa pria itu akan membicarakan perjodohan yang dibuat Tante Risa.

"Huftt" Rea menghela napasnya frustasi. Bertemu dengan pria itu lagi adalah hal yang paling dihindarinya sejak kejadian di masa lalu. Rasanya ketika bertatapan dengannya Rea merasa aneh dan gelisah, apalagi harus berbicara dengannya.

•••••••••••

Tok...

Tok...

"Permisi Bu, ada yang mau bertemu dengan ibu" ucap salah satu pegawai resepsionis Rea di kantor milik bundanya. Pegawai itu bernama Helena.

Rea mengangguk sebagai balasan. Untuk menghadapi sosok seperti Rion, ia harus menguatkan hatinya dan bersikap sabar.

Langkah kakinya sudah mulai terdengar oleh Rea. Menandakan Rion akan memasuki ruangannya.

Ceklek..

Rea mengambil napas terlebih dahulu, lalu menghembuskannya.

Dia berjalan mendekati Rea lalu berucap "Saya mau kamu menolak perjodohan itu" sikapnya masih sama seperti dulu. Tetap arogan.

"Maaf, tapi saya belum bisa menjawabnya sekarang." ucap Rea pelan

"Sikapmu belum berubah," Pria itu sambil memandang dirinya rendah "Ck.. murahan tetaplah murahan." gumamnya

Rea tidak memberikan respon apa-apa padanya. Sedari tadi ia hanya diam dan mendengar kata-kata pedas Rion.

"Berapa maumu? Tiga ratus juta? Lima ratus? Atau masih kurang juga untukmu?" cecarnya

"Saya tidak ada maksud untuk hal-hal yang seperti kamu bilang tadi. Saya tidak memerlukan uang kamu," tekan Rea "Tapi saya punya alasan sendiri untuk tidak menjawabnya sekarang." jelas Rea

Rion langsung mencengkram lengannya dengan kuat "Apa masih belum cukup perbuatan saya dulu padamu?" ancamnya

Rea meringis pelan. Cengkramannya semakin lama semakin kuat. "Lepasin saya!" ucap Rea, disusul dengan ringisan pelan. Namun Rion mengabaikannya.

"Jawab saya dulu!!" desak Rion memaksa.

Diam-diam Rea memanggil security untuk mengusirnya. Ia tidak ingin memperpanjang masalah dengan pria itu.

Pintu terbuka, Para security pun masuk kemudian membujuk Rion agar mau melepaskan cengkramannya pada Rean. "Pak kami mohon untuk melepas Bu Rea sebelum kami bertindak lebih."

Rion yang belum terlalu kuat untuk berkelahi, lebih memilih untuk pergi. Tetapi sebelum itu, "Sekali lagi kalian menganggu pembicaraan saya dengan calon istri saya..! Saya tidak segan-segan untuk memecat kalian semua." ancamnya dengan menekankan calon istri di kalimatnya.

Hostium (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang