22. Bertemu

29.3K 1.3K 1
                                    

Seorang dokter berlari dari arah berlawanan dan tiba-tiba menabraknya "Maaf Pak." pungkasnya, segera pergi dengan terburu-buru.

Rion terbelak kaget saat melihat wajah dokter itu. Apakah itu.. dia? Rion segera menepis pikiran itu. Lagipula dia tidak terlalu mengingat lagi wajah perempuan itu.

Entah apa yang membuatnya untuk berbalik melihat siapa dokter yang menabraknya tadi, tetapi diurungkannya, mending dia balik ke kamar Hensa saja daripada membuang-buang waktu.

"Darimana aja kamu Rion?" tanya Risa

"Tadi ada telepon Ma. Anaknya Hensa udah lahir Ma?" tanya Rion sambil melihat sekeliling mencari Hensa.

"Udah.. kamu tau nggak, anaknya itu ganteng banget. Kamu nggak mau cepat-cepat punya istri sama anak Yon..? Mama kepingin banget gendong cucu." omel Risa

"Rion janji sebentar lagi Rion nikah Ma"  ucap Rion dengan yakin

Risa mengerutkan dahinya seingatnya Rion belum memiliki kekasih sama sekali. "Emang kamu udah punya pacar?"

Rion memaki dirinya sendiri dalam hati. Dia lupa kalau mamanya itu belum mengetahui hubungannya dengan Irene. "Yaa.. itu gampang Ma. Rion tinggal pilih aja. Banyak cewek yang mau sama Rion." ucap Rion sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Risa menjitak kepala anaknya pelan, "Kepedean kamu. Kalau banyak yang mau sama kamu, tapi kenapa masih ngelajang terus..?"

"Rion cuman tunggu waktu yang tepat aja Ma."

"Pokoknya mama nggak mau tau..! Mau banyak cewek yang mau sama kamu, atau udah punya pacar pun, kamu harus nikah minggu depan atau mama yang carikan buat kamu" celoteh Risa. Risa tahu kalau hal ini adalah hal yang mustahil bagi Rion. Namun dengan cara ini, dia jadi dapat menjodohkan Rion dengan gadis pilihannya.

"Ma.... Rion nggak mau dijodohin" ucap Rion dengan nada memelas

"Mama kan udah bilang, mama gak mau tahu." balas Risa

Hensa baru saja keluar dari ruang operasi "Tante Risa, Rion, belum pulang?" tanya Hensa

"Mana mungkin tante pulang kalau belum lihat anakmu Hen. Ohh.. iya mamamu mana..? Daritadi tante lihat nggak ada?"

"Mama sebentar lagi mau datang dari bandara Tan. Semalam tiket pesawat habis, terpaksa jadinya hari ini berangkatnya" jelas Hensa

"Tante hampir lupa, anakmu udah dibawa ke ruang bayi belum Hen??" T
tanya Risa

"Udah Tan" jawab Hensa

"Mana.. tante mau lihat dong, ayo Rion lihat keponakanmu." ajak Risa

Kebetulan sekali ada seorang perawat yang lewat di depan mereka, "Mas bisa tunjukin ruangan bayi dimana?" tanya Hensa dibalas dengan anggukan dan senyuman ramah oleh perawat yang tampaknya masih berumur dua puluh-
an

Risa dan Rion mengikuti langkah perawat itu. "Nak di rumah sakit ini ada nggak dokter atau suster paling baik dan ramah menurut kamu? Tapi yang perempuan aja." tanya Risa kepada perawat itu, yang membuat Rion heran

"Hmm.... kalau boleh saya tahu buat apa ya.. Bu?" tanya perawat itu

"Buat anak saya yang nggak nikah-nikah ini." jawab Risa asal sedangkan Rion sangat malu mendengar jawaban mamanya.

Perawat itu mengeluarkan cengiran, "Kalau yang paling baik menurut saya dokter Anka Bu" jawab perawat itu

"Beneran kamu?? Itu cewek bukan cowok, soalnya saya pikir itu nama cowok" saut Risa

Perawat tersebut terkekeh "Dia perempuan Bu.. bukan cowok. Semua dokter, perawat, sama pasien yang baru di rumah sakit ini.. mungkin anggap Dokter Anka itu sombong, padahal sikapnya aja yang pendiam Bu. Aslinya mah baik banget." jelas perawat itu

"Dia udah punya pacar belum?" Tanya Risa

"Kalau itu saya kurang tau ya Bu." balas perawat itu

Dalam hati Risa sekarang adalah rasa senang karena dapat menemukan perempuan pertama yang akan masuk ke dalam daftar calon menantunya. Dia harus mencari wanita yang lain lagi untuk dibandingkan.

Sedangkan Rion hanya diam sambil berjalan di belakang mamanya. Dia tidak peduli tentang apa yang dari tadi dibicarakan mamanya dengan perawat itu.

Tidak terasa mereka sudah sampai ke depan ruangan bayi, "Ini Bu ruangannya. Kalau begitu saya pamit Bu.. Mas..." pamit perawat tersebut kepada Risa dan Rion.

Risa mendekati kaca pembatas ruangan itu. Bayi laki-laki ini mirip sekali dengan keponakannya, Hensa. "Mirip sekali dengan Hensa" tutur Risa dengan pelan. Risa ingin sekali menggendong cucunya sendiri.

Rion yang melihat bayi itu kembali mengingat mimpi yang tidak akan pernah dilupakannya.. yaitu mimpi anak laki-laki yang mirip dengannya. Dalam hati Rion, dia ingin cepat-cepat menemui anak itu.

________________
__________________________
Tbc.....

Hostium (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang