4. Musuh

37.4K 1.9K 4
                                    

Rea berjalan di koridor sekolah dengan satu buku digenggam di tangan kirinya beserta earpodsnya.

Ketika sedang berjalan, dia mendengar keributan dari lapangan basket. Para murid berkumpul disana untuk menyaksikan hal yang terjadi.

Rea segera menerobos orang-orang yang ada di situ. Dia mencoba melihat apa yang sedang terjadi.

"Ba**sat, maksud lo apa deketin cewek gue?!!" bentak salah satu dari mereka

Bukkk....  suara pukulan dari cowok itu ke lawannya.

"Suka-suka gue" balasnya dengan santai

"Lo nggak tau siapa gue!!" ucap cowok itu lagi, geram dengan ucapan santai lawannya.

"Gue nggak peduli siapa elo." lanjutnya

Rea hanya menggelengkan kepalanya melihat perkelahian itu. Setelah melihat apa yang terjadi, Rea berbalik menuju kelas. Ketika berjalan menuju kelas, kebetulan dia berpapasan dengan Bu Tesa.

"Permisi Bu, ada keributan di lapangan" ucap Rea

"Betul itu Reanka?" ucap Bu Tesa

"Betul bu. Saya melihat mereka berkelahi" jawab Rea

"Yaudah saya akan melihatnya, kamu sebaiknya masuk kelas. Sebentar lagi masuk" tutur Bu Tesa

"Permisi Bu"

•••••••

Perkelahian antara mereka berdua belum selesai juga. Mereka sudah terluka cukup parah. Keduanya memiliki ego yang sangat tinggi.

"BUBAR!! Masuk ke kelas kalian sekarang!" hardik Bu Tesa yang baru datang

Mendengar teriakan Bu Tesa, para murid buru-buru bubar dan masuk ke kelas mereka.

"Rionn... Kenaann, kalian berdua ikut ibu!!"

"Tapi Bu..." seru keduanya

"Ikut saya sekarang juga!!" bentak Bu Tesa

Mereka berdua dibawa ke ruang BK. "Siapa yang memulai duluan?" tanya bu Tesa

"Dia Bu" seru mereka berdua bersamaan

"Lo yang mulai duluan"

"Lo"

"Elo"

"Jelas-jelas lo duluan yang mukul gue"

"Diammm. Saya akan memanggil orang tua kalian untuk datang sekarang!" ucap Bu Tesa

"Jangan Bu"

"Nggak bisa gitu Bu"

Setengah jam kemudian Orang tua Kenan datang. Tetapi tidak dengan orang tua Rion. Malahan yang datang ke ruangan itu adalah Reanka.

Rion mengerutkan dahinya melihat kedatangan gadis itu. Bukan orang tuanya melainkan gadis ini yang datang.

"Reanka kamu sudah tau kan kenapa saya memanggil kamu kesini" ucap Bu Tesa

Rea menganggukkan kepalanya. Sebelumnya dia mendapat panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Ketika diangkat ternyata itu mamanya Darion.

Mamanya minta tolong pada Rea untuk mewakilinya, karena mereka ada urusan mendadak yang mengharuskan untuk pergi. Dan mamanya sudah mengabari Bu Tesa juga terlebih dahulu dan Bu Tesa setuju dengan itu.

"Saya memanggil ibu kesini karena anak ibu berkelahi dengan Darion." jelas Bu Tesa

"Anak saya nggak mungkin melakukan hal itu." cela Orang tua Kenan

"Saya melihat mereka berdua berkelahi." ucap Rea

"Kamu hanya anak-anak ti.."

"Yang dikatakan Reanka benar adanya bu." timpal Bu Tesa

Orang tua Kenan tidak dapat mengucap alasan apapun lagi.

"Saya tidak akan memberikan hukuman untuk mereka berdua. Hanya jangan mengulanginya lagi. Dan saya harap bapak dan ibu sebagai orang tua harus selalu memperhatikan dan menasihati anaknya" ucap Bu Tesa masih memberi pengampunan pada mereka berdua.

Orang tua Kenan bangkit berdiri, "Terimakasih bu. Maaf atas perkataan saya tadi" ucap Mama Kenan yang malu atas sikapnya tadi.

"Kalau begitu kalian bertiga boleh masuk ke kelas. Rion, Kenan.. jangan mengulanginya lagi!" ucap Bu Tesa

"Baik bu" seru Rion dan Kenan

Setelah keluar dari ruangan, Rion dan Kenan masih saja beradu mulut.

"Awas aja lo dekat-dekat cewek gue lagi" ucap Kenan

"Diam lo. Lagian suka-suka gue. Cewek lo aja nggak betah sama lo." balas Rion

"Lo masih aman sekarang. Tapi kalau nanti bakalan habis lo. Lihat aja." ucap Kenan yang dihiraukan Rion. Dia malah pergi dari situ menyusul Reanka.

"Woii.. cupu"

"Cupu"

Tetapi dihiraukan oleh Reanka. Dia masih tetap melanjutkan langkahnya.

Dengan sedikit berlari, akhirnya Rion dapat meraih lengan Rea.

"Kalau gue panggil itu dengar" ketus Rion

"Kemana orang tua gue. Kenapa jadi lo yang datang?" tanya Rion

Tidak ingin berlama-lama dihadapan cowok itu, Rean langsung menjawabnya dengan singkat

"Orang tua kamu lagi ada urusan. Jadi nggak bisa datang." Rea melepas genggaman tangan Rion dari lengannya.

Dalam hati Rion, masih untung dia masih sabar hadapin Rea. Sambil menatap punggung Rean yang semakin lama menjauh.

••••••••••••


Tbc......

Hostium (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang