Tepat satu minggu setelah Bu Tesa memerintahkan mereka, hari ini adalah hari dimana Rion mulai belajar dengan Rea.
Rion tadi bolos sekolah dengan temannya. Tapi dia balik ke sekolah sekitar pukul lima sore dan langsung mencari keberadaan Rea.
Dimulai dengan mampir ke kelas Rea, taman belakang sekolah, namun dia tetap tidak melihat keberadaan gadis itu disitu.
"Dimana lagi sih si cupu itu" kesal Rion karena tidak menemui Rea padahal dia sudah berkeliling.
Dia membuka pintu perpustakaan lalu melihat sekelilingnya dan pandangannya berhenti pada satu gadis yang sedang duduk menyendiri, memfokuskan dirinya pada buku yang dipegangnya.
Rion berjalan mendekat dan berbisik pada Rea, "Ternyata lo di sini. Lo ngak ingat harus apa?"
Rea terperanjat dan menoleh ke samping.
"Lo nggak ingat hari ini harus ngapain!" gerutu Rion. "Minta maaf sama gue!" tekan Rion
Rea hanya diam dan dia mengambil tasnya dan memasukkan bukunya ke tas tanpa memandang Rion.
Rion yang kesal karena Rea mengabaikannya. Dia mencengkram tangan Rea dengan sangat kuat. "Minta maaf!!" bentak Rion
Akibatnya tangan Rea tergores hingga mengeluarkan darah. Rea meringis merasakan pedih pada tangannya, semakin lama Rion semakin menguatkan cengkramannya.
Dan akhirnya Rion melepaskannya tetapi dia mengangkat tangannya berniat ingin menampar Rea, "Lo-"
Sebelum tangan itu mengenai pipinya, Rea langsung membuka suara "Kamu nggak sadar ya... yang harusnya minta maaf itu kamu bukan aku. Dari tadi aku tungguin kamu dari pulang sekolah sampai jam lima sore. Kemana aja kamu Darion?" tutur Rea dengan nada rendah. Mengucapkan yang sebenarnya
Rion diam dan malah menarik Rea, membawanya ke mobil "Masuk" pinta Rion
"Aku bisa pergi sendiri" tekan Rea
"Gue bilang masuk !" paksa Rion
Akhirnya Rea menurutinya dan masuk ke mobil, sebab dia malas berkelahi dengan Rion lagi.
"Sini hp lo" ucap Rion.
Rea tidak mau menyerahkannya. Namun tiba-tiba Rion mengambil ponselnya sembarangan.
"Kamu mau ngapain?" tanya Rea
"Password lo apa" ucap Rion. Rea tidak bergeming sama sekali.
"Cepetan gue mau taruh nomor hp gue di hp lo" ucap Rion
"Aku aja yang ngetik. Nomor kamu berapa?" tanya Rea
"08**********78" Rion menyebut nomor teleponnya kepada Rea.
Di perjalanan tidak ada yang mau membuka suara sedikitpun membuat suasana sangat canggung.
Beberapa menit kemudian mobil Rion sudah memasuki halaman rumahnya.
"Rion pulang" teriak Rion. Memang sudah menjadi kebiasaannya ketika pulang ke rumah.
"Rion jangan teriak-teriak" seru Mama Rion yang bernama Risa. Dia sedang di dapur saat mendengar teriakan anaknya.
"Itu mama juga teriak." balas Rion sambil tertawa
Melihat interaksi Rion dan mamanya, Rea jadi teringat mamanya yang selalu mementingkan kerjaannya dibandingkan anak sendiri.
"Kenapa hari ini lama pulang nak?? " tanya Risa sambil mencium pipi anaknya. Risa belum menyadari keberadaan Rea.
"Ma.." protes Rion kepada mamanya yang masih memperlakukan Rion layaknya anak yang masih berumur lima tahun.
Rea hanya memilih diam melihat interaksi ibu dan anak di depannya.
"Iya-iya mama tahu" sahut Risa diikuti dengan kekehan kecil.
"Ehhh... kamu bawa teman." seru Risa sudah menyadari orang dibelakang tubuh Rion.
"Kenapa nggak bilang dari tadi Rion." kesal Risa melihat anaknya yang tidak memberitahu sebelumnya.
"Orang kaya dia nggak perlu disambut mah" sarkas Rion
"Rion!!!" ucap Risa karena kelakuannya yang tidak sopan.
"Udah nggak usah dengarin Rion ya nak. Dia memang gitu orangnya. Pura-pura cuek di depan orang yang dia suka." tutur Risa
"Ohh iya nama kamu siapa??" tanya Risa pada rean
"Nama saya Reanka Tan. Saya murid yang akan bantu Darion" jelas Rea
"Nggak usah terlalu formal, pakai aku-kamu aja ya Rea. " ucap Risa
"Iya Tan" jawab Rea
"Udah ma. Mama mendingan lanjutin aja masaknya. Rion mau belajar dulu" ucap Rion memotong percakapan mereka.
"Ayo, ikut gue" pinta Rion
Mereka berjalan menuju ruang khusus belajar Rion yang terdapat di lantai 2 rumahnya.
"Lo duduk aja disitu nggak usah belajar. Gue lagi males lihat pelajaran" cetus Rion
Rea nggak habis pikir tentang kelakuan Rion. Ingin sekali dia memukul wajah Rion.
"Nggak kamu harus belajar. Kalo nggak aku bakal bilang ke mama kamu dan Bu Tesa" ancam Rea
"Gue gak peduli" balas Rion
"Kamu pikir aku bohongan" cecar Rea sambil berjalan ke arah pintu.
Melihat itu Rion langsung berlari ke pintu dan menghambat Rea yang hampir saja membuka pintu. Dia tidak bisa membiarkan ini sebab Rion takut mamanya tau.
"Dalam hitungan ke tiga kamu gak minggir aku bakal teriak" cela Rea
"Satu....dua....ti-"
"Iya-iya gue mau belajar" pasrah Rion
"Kamu baca ini semua. Tanya apa aja yang nggak kamu ngerti ke aku" ucap Rea
"Apa-apaan! Lo itu harus jelasin bukan ngasih buku setebal ini ke gue" protes Rion
"Iya aku bakalan jelasin nanti. Kamu cuma perlu baca dulu habis itu kalau kurang ngerti tinggal tanya langsung. Buruan." jelas Rea
"Awas aja" ucap Rion dan mulai membaca buku dengan serius saat Rea sudah mengancam.
Rea tidak diam saja. Dia juga mengerjakan pekerjaan sekolahnya.
"Cupu, yang ini maksudnya apa? tanya Rion
Rea menjelaskan secara rinci tentang apa yang ditanyakan Rion serta materi-materi lainnya. Dan untungnya Rion cepat mengerti.
〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️
"Kalian udah siap belajarnya?" tanya Risa ketika mereka menuruni tangga
"Udah ma" jawab Rion
"Tante... Rea permisi mau pulang" pamit Rea sambil menyalim Risa
"Kamu gak mau makan malam dulu Rea?" tawar Risa
"Gak usah Tan, soalnya udah jam segini nanti orang rumah pada nyariin" jawab Rea
"Tapi kamu pulangnya diantarin Rion aja ya" ucap Risa
"Enggak usah Tan. Lagian aku udah pesan taksi online kok." tolak Rea dengan halus
"Yaudah, tapi hati-hati di jalan Rea" balas Risa
"Iya Tan, aku pamit" tukas Rea
Setelah mobil Rea pergi, Risa langsung masuk ke rumahnya. "Kamu kenapa nggak nganterin Rea sih. Kan mama jadi nggak enak sama Rea" omel Risa
"Ngapain mama khawatirin, diakan udah dijemput "ucap Rion
"Nanti kalau dia kenapa-kenapa gimana. Lagian kita nggak tau kalau supirnya baik atau enggak. Kamu ini Rion."
"Tapi... Rea baik banget ya, manis lagi. Mama senang banget lihat dia. Ohh iya dia pinter juga ya. Rea keren banget." goda Risa
"Apaansih ma. Keren darimananya." gumam Rion
〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hostium (END)
Ficción GeneralReanka adalah gadis pendiam dengan sejuta rahasia, yang hidup di keluarga broken home. Di sekolahnya ia sering ditindas oleh Darion Xaverius. Reanka tidak mengetahui alasan mengapa pria itu sangat membecinya. Bertahun-tahun ia menjauh, namun hal it...