42. Balasan

26.7K 1.1K 4
                                    

Di perjalanan pulang, Rion menyempatkan dirinya untuk membeli rujak pesanan Rea.

Rion menyuruh sekertarisnya untuk turun membeli rujak. "Beli sepuluh ya Gab"

"Baik Pak" jawab Sekertaris Gabriel

Seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kaca mobilnya. "Yon.."

Rion pun membuka kacanya. Dan ternyata itu Andra, temannya. "Ndraa.. ngapain lo di sini?"

"Gue tadi lewat, terus lihat mobil lo di sini. Yaudah gue samperin." jelas Andra "kalau lo... ngapain?"

"Lagi tunggu sekertaris gue beli rujak" jawab Rion

Andra mengerutkan dahinya "Rujak?? Bukannya lo gak suka rujak?"

"Bukan buat gue, tapi istri gue" jawab Rion

"Rea??" Tanya Andra

Rion mengangguk. "Dia ngidam rujak."

"Rea hamil?! Kenapa gak kabarin gue Yon?" ucap Andra dengan nada dilebay-lebaykan

"Niatnya, gue mau kasih tahu lo sama yang lain nanti, kalau Rea udah mau lahiran Ndra." Jelasnya dengan nada sedikit kesal

"Hehehe.. jangan marah dong Yon." ucap Andra diikuti dengan cekikikan kecil. "Ehh tapi gue masih gak sangka Yon, lo nikah sama si Reanka."

Rion mengerutkan dahinya "Kenapa?"

"Sedikit info dari gue ya. Zaman kita sekolah dulu, saat lo masih sibuk-sibuknya nih sama gebetan lo si Irene itu. Gue itu sempat suka sama Rea. Gue, Le-"

"Bentar-bentar, maksud lo apa Ndra ceritain ini ke gue?" tanya Rion curiga

"Eitss tenang aja bro, gue cuma mau cerita ke lo aja, biar gak ada rahasia-rahasiaan. Si Leo aja yang gak pernah ikutan gibahan gue sama Dimas aja tahu kalau gue suka sama Rea."

"Nah.. lo sangking sibuknya sama cewek centil itu, sampai nggak tahu. Tapi itu semuakan dulu, sekarang sih, gue udah nggak ada rasa suka lagi."

"Kenapa lo bisa sampai suka sama Rea?" tanya Rion

Andra sempat berpikir sejenak. "Gue juga gak tau kenapa. Tapi mungkin, karena kasihan lihat dia, selalu dikerjain sama lo terus dulu."

Rion kembali mengingat semua perbuatannya dulu pada Rea. Dia memang sangat keterlaluan dulu.

"Gue gak bermaksud menyalahkan lo, tapi alasan lo dulu ngelakuin itu semua sama Rea, apa Yon?" tanya Andra dengan nada pelan. "Menurut gue sih bukan seratus persen karena benci kan.."

Jika dipikirkan kembali, ucapan Andra ada benarnya juga. Rion sadar kalau ia tidak memiliki alasan yang jelas untuk membenci Rea. Dia... hanya ingin mendapat perhatian Rea.

Tiba-tiba Sekertaris Gabriel menghampiri mereka. "Udah siap Gabriel??" Ucap Rion

"Sudah Pak"

"Lo mau gak Ndra?" tawar Rion

"Nggak deh.. gue gak suka"

"Buat nyokap lo. Kasih ke Andra tiga Gab" suruh Rion pada sekertarisnya

"Ya Ampun Yon. Gue gak mau. Yaudah deh.. satu aja gak usah dua. Soalnya kebanyakan." ucap Andra

"Ini Pak" Sekertaris Gabriel menyodorkan satu plastik yang berisi rujak itu.

"Makasih ya bro, Gab. Gue balik ya. Jangan lupa kabarin gue kalo si Rea udah lahiran. Sama yang lain juga" serunya sebelum pergi.

●●●●●●●

Sesampainya Rion di rumah, dia langsung mencari keberadaan Rea. Ternyata istrinya itu sedang berdiam diri di taman belakang.

Rion pun memghampirinya "Re.." panggilnya, sehingga Rea menghadap ke arahnya. "Aku udah beli rujaknya, lagi disiapin sama Bi Inah."

"Makasih ya"

Rion mengangguk, lalu dengan refleks ia mengecup pipi istrinya. Dan Rion tidak sengaja melihat ke arah pergelangan tangan Rea yang terdapat bekas lukanya.

"Boleh aku lihat tangan kamu?" Rion menarik pelan tangan Rea

Rea mengerutkan dahinya, bingung untuk apa Rion ingin melihat tangannya

Rion mengelus bekas luka itu "Ini gara-gara aku ya?" tanya Rion dengan tatapan sedihnya

"Hmm?? Ini?? Eng..gak kok" bohong Rea

Rion menarik Rea ke dalam pelukannya. "Seharusnya aku gak pantas menerima maaf dari kamu.." Ia menenggelamkan wajahnya di tengkuk leher istrinya

"Rion..." panggil Rea pelan "Aku tulus memaafkan kamu. Itu semuanya sudah berlalu, jadi jangan pernah merasa bersalah lagi"

Rion mengendurkan pelukannya. Ia mengecup bekas luka yang ada pergelangan tangan Rea beberapa kali. "Aku minta maaf sama sikap aku terlalu kekanakan. Aku benci dan kesal sama diri aku yang dulu. Kamu terlalu baik untuk aku Re.. seharusnya aku gak pantas mendapat maaf dari kamu dan jadi suami kamu. Kamu terlalu baik Re. A..ku minta maaf Re.." air matanya tumpah begitu saja. Rion tidak dapat menahan tangisnya.

Jika Rion bisa menemui dirinya di masa lalu, dia akan akan menghajar Rion yang dulu habis-habisan. Mengapa dia tidak pernah menyadari ketulusan dan kebaikan hati Rea. Dia justru sibuk mengejar perempuan yang jelas-jelas licik dan manipulatif. Rion sangat menyesal.

Rea juga ikut menangis. Jujur perlakuan Rion dulu sangat melukai hatinya. Cuma orang bodoh yang mau bersama dengan orang yang dulu selalu melukainya. Namun, setiap orang pasti bisa berubah bukan..

Sama seperti Rea yang memberi Rion kesempatan. Dia memerhatikan sikap Rion yang selalu menjaganya selama delapan bulan ini. Rion selalu memastikan dia baik-baik saja. Rion rela pergi tengah malam untuk mencari makanan yang diidamkannya. Rion akan selalu memijat kakinnya yang pegal.

Rion akan selalu membantunya berjalan kemanapun. Rion selalu menghubunginya setiap mereka pisah, walau terkadang baru hanya lima menit saja mereka berpisah, Rion langsung menghubunginya. Dia berubah.

Rea membawa Rion ke dalam pelukannya. Dia dapat merasakan tubuh Rion yang bergetar karena menangis.

"A..ku.. sa..ngat men..cintaimu Re" tutur Rion

"Aku juga.."

___________________

______________

Tbc...

Hostium (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang