44. Berharga

26.2K 1.1K 0
                                    

Malam ini Rea mulai merasakan kontraksi pada perutnya, hal ini membuatnya tidak bisa tidur sama sekali.

Sedari tadi ia merintih kecil akibat kontraksi yang ia rasakan. Rea berusaha sebisa mungkin untuk memelankan suaranya agar Rion tidak terbangun. Dia kasihan melihat Rion yang baru saja ketiduran sehabis menunggunya untuk tidur lebih dulu.

Namun usahanya itu sia-sia, suaminya itu tetap saja terbangun. "Kamu kenapa?!" panik Rion dan mendekat ke istrinya.

"Perut aku kram" rintih Rea

"Kita ke rumah sakit ya sekarang...!" Pinta Rion

"Enggak usah sekarang. Ini masih kontraksi kecil aja kok" ucap Rea

"Mending sekarang aja Re. Aku nggak bakal bisa tenang kalo kamu kesakitan kaya gini" ucap Rion

Rea mengangguk pelan. Setelah itu, Rion dengan sigap menggendong istrinya.

"Rion.." Panggil Rea. Ia menenggelamkan kepalanya di dada suaminya "Nanti waktu di rumah sakit, kamu jangan kemana-mana ya"

Rion terkekeh kecil "Enggak akan Re"

"Shshh.. sakit banget Yon" Rea merintih kesakitan. Lagi-lagi ia mengalami kontraksi.

Melihat itu, Rion mempercepat langkahnya ke dalam mobil.

"Maaa.. Rion pergi ke rumah sakit duluan ya" pamitnya sebelum pergi

Sesampainya di rumah sakit, Rion menggandeng Rea masuk. "Selamat datang Pak.." semua dokter dan perawat menunduk saat ia datang.

Rea pun dibawa ke ruangannya. Namun karena Rion dan Rea sudah bersepakat untuk memilih persalinan normal, jadi ia harus menunggu sampai pembukaan terakhir.

Hingga beberapa jam kemudian kontraksinya semakin lama menjadi semakin intens. Hal itu membuat Rea kembali merasa kesakitan. "Hiks...hikss sakit banget Yon.." rintihnya

Rion mengusap pucuk kepala istrinya "Kamu kuat Re.." tutur Rion lalu mengecup bibir istrinya.

Hingga waktunya tiba, Rea sudah sampai pada pembukaan terakhir. Para dokter dan suster juga sudah tiba di ruangannya.

Setelah dua jam lebih, akhirnya persalinan telah selesai. Rea tampak sangat lemas dan kelelahan. Tangisan bayi sudah terdengar.

Rion menggendong anaknya. Air matanya jatuh begitu saja ketika melihat anaknya lahir. Dia sudah mempersiapkan yang tepat bagi anaknya, yaitu Daffin Xaverius.

"Halo anak papa. Papa sayang banget sama kamu Nak." gumam Rion sambil tersenyum haru

Rea yang melihat itu pun ikut tersenyum kecil.

"Makasih banyak Re. Aku juga sangat menyayangi kamu." lalu Rion mengecup beberapa kali pucuk kepala Rea.

"Re.." panggil Rion

"Hmmm" balas Rea pelan karena masih merasa lemas selepas melahirkan

"Kalau nama anak kita Daffin gimana?" tanya Rion

Rea mengangguk pelan "Boleh. Daffin nama yang bagus" ucap Rea "Daffin Xaverius" gumam Rea sembari tersenyum

Beberapa jam kemudian, Alexander dan Risa sudah tiba di rumah sakit. Mereka saat ini sedang sibuk memperhatikan Daffin.

"Cucu oma ganteng banget sih.." ucap Risa gemas "Mirip banget loh.. Re sama Darion waktu kecil" lanjutnya

Rea tertawa kecil "Iya Ma" balasnya

Rion mendekatinya "Kamu nggak capek Re??" ucapnya lalu mengecup bibir Rea sekilas

"Nggak" jawab Rea

Rion khawatir dengan istrinya yang belum ada istirahat sama sekali. "Dari tadi kamu belum ada tidur"

Bukannya membalas ucapan Rion namun ia malah bergumam "Masih nggak nyangka udah punya anak" ucap Rean pelan sambil menatap ke arah Daffin dalam gendongan omanya

"Aku juga" ucap Rion

Rea menatap ke arah Rion. Memerhatikan dengan lekat bentuk wajah suaminya "Mama benar, Daffin mirip banget sama kamu" ucap Rea. Sekilas ia mengelus wajah suaminya

Rion tersenyum "Re.." ucap Rion "Kamu tau nggak kalau dulu sebelum kita nikah, aku pernah mimpi kalian berdua" ungkapnya

Rea terbelak "hahh.. serius kamu..?"

"Tapi aku cuma bisa lihat wajah Daffin aja tanpa bisa lihat wajah kamu." jelas Rion "Cuma aku tahu kalau istri aku pasti cantik banget"

"Kayanya kamu bilang gitu supaya buat aku senang aja deh. Tahunya ternyata istri kamu itu aku, harapan kamu pasti jadinya hancur semua." tutur Rean

"Siapa bilang harapan aku hancur, justru kamu itu lebih-lebih dari harapan aku." jelas Rion lalu menggenggam tangan Rean "Aku sangat beruntung bisa memiliki kamu Rea."

"Aku harap kamu jangan pernah ngomong kaya gitu lagi ya Re. Kamu dan Daffin adalah orang yang sangat berharga dihidupku"

___________________
__________
Tbc....

Hostium (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang