Rea terperanjat ketika mendapati Rion berada di sampingnya. Rea menghembuskan napas lega, untung saja dia lebih dulu bangun daripada Rion.
Rea segera bangkit dari tempat tidur, ia akan menyiapkan sarapan. Tetapi sebelum itu, ia mandi terlebih dahulu.
Setelah selesai, Rea langsung turun ke bawah. Kemudian ia pergi ke dapur lalu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukannya.
Rea akan memasak soto ayam saja hari ini. Dia tidak sendiri, ia juga dibantu Bi Inah. "Bumbunya dimasukin semua Non?" tanya Bi Inah
"Semuanya aja Bi" jawab Rea sambil memotong ayam
Bi Inah mengikuti seluruh instruksi dari Rea.
"Nak.. ngapain repot-repot masak. Mama itu tadinya mau ajak kamu sama Bi Inah makan di luar, ehh.. kamunya udah masak." ucap Tante Risa yang baru saja datang. Setelah menikah, Tante Risa langsung menyuruh Rea untuk mengganti paggilannya.
"Bu Ris.." panggil Bi Inah. Risa menaikkan kedua alisnya "Kenapa Bi??"
"Masakan Non Rea enak sekali. Cobain deh.. Bu" ucap Bi Inah antusias
Rea terkekeh kecil "Bibi bisa aja."
"Mama jadi penasaran. Mama cobain ya Re?"
"Cobain aja Ma" balas Rea
Risa mencicip sotonya, ia terkesiap dengan rasanya "Bener Bi.. rasanya enak banget."
"Iya kan Bu." saut Bi Inah
"Rasanya kaya soto ayam yang ada di Surabaya itu, mama lupa namanya apa, tapi beneran mirip sekali"
Rea tersenyum "Makasih Ma. Rea senang mama suka"
Bi Inah menghidangkan masakannya di atas meja makan. Tak hanya mendapat pujian dari Mama, masakannya juga dipuji oleh ayah mertuanya. Tidak dengan Rion, pria itu daritadi hanya diam sambil melahap makanannya.
"Rion, kamu mau ke kantor..?" tanya Risa
"Iya Ma." jawabnya
"Anak yang satu ini memang ya." kesal Risa "Kamu kan baru nikah, jadwal cuti kamu juga masih ada tiga hari lagi, masa langsung kerja."
"Ada masalah di kantor Ma, Rion nggak bisa lama-lama libur" Ia bangkit kemudian mengecup pipi Rea yang berada di sampingnya "Aku pergi dulu" kata Rion, tidak lupa berpamitan dengan kedua orang tuanya.
Rea tidak menduganya sama sekali. Raut terkejutnya langsung buru-buru ia singkirkan, sehingga tidak ada yang menyadarinya.
•••••••••••••
Tadi Rion sengaja melakukannya. Ia tahu kalau mamamya mulai menaruh kecurigaan pada mereka, makanya dia harus melakukan sesuatu.
Daripada memikirkan hal tidak penting, mendingan ia memikirkan kelanjutan hubungannya dengan Irene.
Sudah seminggu lebih ia tidak berkomunikasi dengan Irene. Kemana dia? batin Rion bertanya-tanya.
Rion membuka ponselnya, mencari kontak Irene di layar lalu menekannya.
"The number you're calling is not active, please try in a few minutes" Nomor Irene tidak aktif. Rion terus menghubunginya berulang kali, namun tak kunjung dijawab.
"Halo Kak.." akhirnya Irene menjawab teleponnya
"Kenapa daritadi telepon kakak gak diangkat??" tanya Rion pelan
"Kakak marah??" getir Irene
Rion menghela napasnya "Nggak, kakak nggak marah, cum-"
"Maaf Kak belakangan ini aku jarang hubungin kakak. Tapi aku bisa jelasin Kak, mama aku lagi sakit. Selama ini aku yang merawat mama di Jerman." jelasnya
"Jadi sekarang kamu di Jerman!?" tanya Rion terkejut
"Iya Kak, sekarang aku di Jerman." jawabnya
"Seharusnya kamu bilang sama kakak, biar kakak yang antarin kamum"
"Aku takut ngerepotin kakak atau ganggu kakak yang lagi kerja"
"Hei.. dengerin kakak, kamu itu nggak pernah ngerepotin kakak, jadi jangan pernah ragu buat minta bantuan sama kakak. Kakak bakal tinggalin semua pekerjaan kakak jika itu menyangkut kamu."
"Iya kak, lain kali Irene bakal hubungin kakak duluan." ucapnya.
Sekertaris Gabriel masuk ke ruangannya dan memberinya informasi. Mau tidak mau Rion harus menghentikan sambungannya dulu.
"Kakak ada urusan sebentar, nanti kakak telepon lagi ok" ucap Rion
"Yaudah deh.. bye Kak. I love you.." sambungan pun terputus.
"Gabriel suruh mereka masuk" pintah Rion
Sekertaris Gabriel mengangguk "Baik Pak"
Meeting dadakan tadi memakan waktu yang cukup lama, hingga Rion harus pulang larut malam. Tadi semua kolega bisnisnya pada mengucapkan selamat atas pernikahannya. Banyak juga yang memuji kecantikan Rea, entah mengapa mengingat hal ini membuatnya kesal.
Flashback on (saat meeting)
"Selamat Pak Darion atas pernikahannya. Saya kagum melihat istri anda. Jujur.. istri anda luar biasa cantik. Jika anak saya lebih dulu mendapatkan istri anda, saya pasti sangat bangga." ucap kolega bisnisnya dengan tidak tahu malu
"Makasih atas pujiannya Pak. Karena itulah saya sangat mencintai istri saya." bohong Rion
"Saya mengerti dengan Pak Darion. Saya juga kalau jadi bapak, akan langsung meminang istri bapak yang sangat cantik itu." ucap kolega bisnisnya yang lain, dan masih seumuran dengannya.
Flashback off
Sampai di rumah, keadaan sudah sepi. Papa dan mamanya sudah tidur, mungkin dia juga. Rion masuk ke kamar dan benar saja, dugaannya betul kalau Rea sudah tertidur.
Namun posisinya saat ini sangat tidak nyaman di mata Rion. Dia tertidur dengan posisi duduk menyandar ke sandaran kasur sambil memegang sebuah buku.
Rion mengambil buku yang ada di tangan Rea, lalu sedikit mengangkatnya untuk membenarkan posisi tidurnya.
"Ayah... "
"Bunda..." racau Rea
Rion yang hampir tertidur di samping Rea pun terusik. Rion membalikkan posisinya menghadap Rea
"Heii... Re.." panggil Rion sambil menepuk pelan bahu Rea.
Air matanya terjatuh "Re-" racaunya lagi namun terpotong karena kini Rea tersadar.
Buru-buru ia mengusap air matanya "Maaf.. mengganggu." ucapnya kemudian ingin beranjak pergi.
"Tunggu..." Rion mencekal tangannya dengan rasa kesal "Kamu mau kemana sih!? Di sini aja, nanti mama curiga kalo kamu tidur di luar."
Rea mengangguk, menuruti perkataan Rion. Ia kembali berbaring di sebelah pria itu.
"Tenang aja aku pasti akan menemukan pembunuh orang tuamu, jadi gak usah bertingkah kaya tadi. Berisik." ketus Rion kembali memejamkan matanya
Rea tidak memberikan respon apapun. Ia hanya menangis dalam diam. Bukan karena bentakan dari Rion melainkan karena kedua orang tuanya.
Sudah lama Rea tidak bermimpi buruk lagi. Ini mungkin karena perlakuan kedua mertuanya yang menganggapnya seperti anak sendiri jadi Rea teringat dengan kedua orang tuanya lagi.
_______________________
___________Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
Hostium (END)
General FictionReanka adalah gadis pendiam dengan sejuta rahasia, yang hidup di keluarga broken home. Di sekolahnya ia sering ditindas oleh Darion Xaverius. Reanka tidak mengetahui alasan mengapa pria itu sangat membecinya. Bertahun-tahun ia menjauh, namun hal it...