17. Penderitaan Reanka

31.7K 1.4K 3
                                    

Maria sedang menunggu dokter keluar dari ruang rawat-inap Reanka. Setelah Rea dibawa ambulance ke rumah sakit, dokter mengatakan kalau Rea memang mempunyai penyakit kelainan jantung sehingga dia tidak boleh kecapean dan stress, itu akan menyebabkan Rea pingsan atau yang lebih parah seperti sekarang.

Melihat dokter bersama seorang perawat sudah keluar dari ruangan, Maria langsung menanyakan beberapa pertanyaan.

"Reanka baik-baik ajakan dok?"

"Sudah lumayan baik, tapi tubuhnya belum........ Jelas dokter itu panjang- lebar.

"Terimakasih dokter"

"Sama-sama"

Setelah dokter itu pergi, Maria masuk ke kamar Rea, dia langsung disuguhi alat-alat medis yang terpasang di tubuhnya Reanka. Dia berjalan mendekati brankar. "Jadi kamu punya penyakit dan kamu pingsan waktu itu bukan karena panik" tutur Maria sedih

"Re.." panggil seseorang yang Maria duga adalah bundanya Reanka. Bundanya berjalan mendekati Rea, lalu mengusap wajahnya secara halus.

"Kamu kenapa Nak?" sambil menatap sendu anaknya. Menyadari sedaritadi ada seseorang bersama anaknya, Alana melihat ke arah samping "Maaf tante nggak sadar ada temannya Reanka"

"Gakpapa kok Tan. Nama aku Maria Tan" ucap Maria sambil tersenyum ramah

"Nama tante Alana, kamu tau Reanka kenapa?"

Maria dibuat bingung oleh mamanya Reanka. Dipikirannya saat ini adalah kenapa Tante Alana tidak tahu soal penyakit Reanka, padahal itu bawaan dari lahir. "Kata dokter........ jelas Maria panjang lebar sesuai dengan penjelasan dokter kepadanya.

Alana langsung menangis, menyesali sikapnya pada anaknya dulu. Waktu kecil Rea tidak pernah mengeluh sakit atau apapun kepadanya. Pernah dulu waktu Rea masih SMP dia tidak pulang sampai larut malam, kedua orang tuanya tidak tau soal ini, yang menghawatirkannya tidak pulang ke rumah adalah bibi. Bibi mencoba menghubungi Rea tapi tidak diangkat-angkat.

Karena panik, bibi mencoba menghubungi Alana dan Hendra tapi selalu sibuk dan tidak bisa diganggu. Jadi bibi mencari ke sekolahnya Rea. Dan saat berjalan melewati laboratorium bersama satpam, terlihat Rea yang tersungkur tidak sadarkan diri di lantai. Rea dibawa kerumah sakit. Dia mendapat diagnosis bahwa ia menderita kelainan jantung sejak lahir. Saat Rea sadar, dia melarang bibi menceritakan kepada orang tuanya.

Mengingat itu semua membuat dia tak dapat menahan tangis "Maaf hikkss.. tante jadi nangis di depan kamu"

"Tante jangan sedih" ucap Maria tulus seraya mengusap punggung Tante Alana untuk menenangkannya. Karena dia pun juga ikut sedih melihat Reanka yang masih terbaring di tempat tidur, meskipun dia belum terlalu dekat dengan Reanka.

Sekitar setengah jam Tante Alana sudah tenang. Maria langsung pamit untuk pulang, pasalnya ini juga sudah larut malam besok dia harus sekolah.

Tokk..tokkk

"Masuk" seru Alana. Pandangan matanya tetap pada anaknya yang masih belum sadarkan diri.

Ceklekk...

Pintu terbuka, orang itu masuk dan berdiri di depan pintu sambil termenung sejenak.

"Sia-" Sesudah Alana melihat ke samping dia langsung terdiam membeku melihat siapa yang datang.

"Alana" ucapnya dengan memberi tatapan sendu melihat kedua orang yang disayanginya menderita karenanya.

Spontan Alana langsung memasang sikap tegarnya di depan orang yang masih berstatus suaminya. "Buat apa kamu datang kesini?" celetuk Alana.

Rendra mendekati Alana, secara langsung menarik Alana ke dalam pelukannya. Menenggelamkan wajahmya ke tengkuk leher istrinya. "Maafkan aku" semakin mengeratkan pelukannya.

Alana tidak membalas pelukanya tapi dia dapat merasakan kalau suaminya itu menangis. Membuatnya sedikit luluh oleh permohonan maaf suaminya.

"Aku sudah memaaf-" ucapan Alana terhambat akibat Rendra yang spontan menciumnya.

"Terimakasih sayang." Lalu menghujani bibir Alana dengan kecupan lembutnya, kemudian memeluk istrinya lagi dengan erat.

"Tapi kita kan udah urus surat perce-"

"Tidak. Aku sudah membakar surat perceraian itu. Aku tidak akan melepaskanmu lagi Alana." tuturnya

Alana dapat melihat ketulusan di mata Rendra. Membuatnya memberikan kesempatan bagi Rendra. Tapi masih ada hal yang membuat mereka bersedih karena Rea yang belum juga sadar.

••••••••

Maria dikagetkan dengan datangnya Theresia di taman tempat ia duduk sekarang.

"Reanka dimana ?"

"Ka..mu.. be..neran ma..u cari Rea?" cetusnya takut di depan Theresia.

"Iya Rea dimana sekarang, daritadi gue keliling sekolah nggak kelihatan"

"Reank sakit" ucapnya

"Sakit!!" pekik Theresia, langsung menutup mulutnya "Maaf"

"Rea dirawat di rumah sakit sampai sekarang belum juga sadar" terang Maria

"Kalau gitu makasih" ucap Theresia lalu pergi meninggalkan Maria

•••••••••••••••••••••••••••
Tbc....

Hostium (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang