Setelah Rea tersadar, mereka kembali ke rumah. Ayah dan bundanya tidak mengizinkan Rea untuk bersekolah sebab kesehatannya yang belum pulih seratus persen.
Rea menuruni tangga rumahnya melihat bunda yang sedang memasak dan ayahnya yang sedang duduk di sofa sambil membaca koran.
Ayahnya mengambil cuti selama sebulan agar bisa lebih dekat dengan keluarganya. Sedangkan bundanya bekerja dari rumah saja.
"Ayo sarapan.." panggil Alana pada suami dan anaknya
Alana langsung menegur Rea secara halus melihatnya belum menyentuh makanannya sedikitpun. "Re.. ayo makan sarapannya Nak"
Rea mengangguk kepada bundanya dan mulai menggenggam sendok. Alana menggelengkan kepalanya melihat sikap anaknya yang dingin seperti ayahnya dulu.
Tringg... tringgggg
Ponselnya berdering, menampilkan sebuah nomor tidak dikenal.
"Siapa Nak ?" Tanya Rendra, yang dijawab gelengan oleh Rea. "Coba kamu angkat" ucap Rendra
Rea menganggukan kepalanya, menggeser tombol hijau ke atas pada layar ponselnya.
"Re.. lo sakit?" seru seseorang dari ponselnya, "Ini gue Theresia"
"Ohh Theresia.." ucap Rea
"Gue cuma terkejut aja denger lo sakit,
Tapi lo udah sembuhkan""Hmmm udah.."
"Bagus deh kalau gitu gue matiin ya, bye.."
"I..ya"
"Teman kamu Re..?" Tanya Alana
"Iya Bun" jawab Rea
••••••••
Irene yang baru memasuki gerbang sekolah, heran melihat tidak ada murid-murid yang berlalu lalang, padahal dia tidak kecepatan ataupun terlambat datang
Di kelas, dia tetap tidak melihat temannya. Tapi ada secarik kertas di mejanya. Saat dia membukanya, tertulis bahwa dia harus segera pergi ke aula sekolah. Dia sempat bingung untuk apa, tetapi dia ikutin saja.
Irene masuk ke aula yang sangat gelap. Dia melihat ke samping, terdapat tulisan enter yang ditempelkan di dinding.
Dengan rasa takut dia masuk dan berjalan ke depan. Tiba-tiba dia dikagetkan dengan seseorang berbaju hitam yang mendekatinya. Orang itu semakin mendekat membuat Irene memundurkan langkahnya." Si-apa ka-mu..?"
"A-ku bakal te-le-pon polisi se-karang" Buru-buru mengambil ponsel di saku roknya. Tangannya bergetar sangkin ketakutannya.
Seketika orang itu berlari kepadanya. "AAAAAA!!" teriak Irene sambil mempercepat langkahnya ke belakang.
Bukk
Tubuhnya menabrak sesuatu di belakang dia merasa itu juga sebuah manusia. "A-ku-mo-hon.." tangisnya pecah dan menutup matanya saat orang itu membalikkan tubuhnya. Pasrah jika orang itu akan menculiknya.
Grebbb
Bukan sakit yang dia rasakan tetapi pelukan hangat seseorang. Dia memberanikan untuk membuka matanya, "Kak Ri-on.."
Rion tersenyum melihat respon Irene yang menggemaskan. Dia berjongkok di hadapan Irene "Kamu mau kan jadi pacar aku?"
Irene terkejut mendengarnya, buru-buru dia menjawab sangkin senangnya. "Aku mau kak" semua lampu menyala menampilkan murid-murid yang berdiri di sekeliling mereka dan mulai menyanyikan lagu dengan bunga kesukaan Irene yang digenggam di tangan mereka masing-masing.
Rion kemudian memeluk Irene dan membisikkan "Makasih Baby.." yang membuat Irene mengeluarkan semburan merah di pipinya.
"Irene nggak bisa jadi pacar lo" Pekik seseorang tiba-tiba dan ternyata itu adalah Kenan.
Rion tersenyum sinis melihatnya. "Dia udah milik gue, jadi jangan ganggu dia lagi"
"Ayo Ren, kita pergi ada si ban***t ini di sini" ucap Rion santai lalu pergi sambil menggenggam tangan Irene
Sebelum keluar Rion membawa Irene keluar. Namun Kenan membuka suaranya lagi, "Lo semua dengarin gue!" seru Kenan yang membuatnya menjadi pusat perhatian "Yang buat Reanka kritis, itu karena dia..!! Dia.. pukul cewek itu sampai dia jatuh. Dan pas gue lihat cewek itu lagi, dia udah nggak bernapas. Gue tau gue salah nggak tolongin dia.. tapi itu karena gue panik. Dan seharusnya yang paling bersalah itu dia!!" menunjuk Rion tepat pada wajahnya.
Rion mencoba tenang agar tidak ketahuan, dia tersenyum sinis ke Kenan, "Kalian percaya sama omongan receh dia... Jelas-jelas dia cemburu lihat gue sama Irene jadian, padahal dia udah nggak ada hubungan apa-apa lagi sama Irene"
"Hooooo dasar penipu" sorakan murid-murid kepada kenan.
Kenan mengepalkan tangannya. Lihat aja gue bakal bongkar semuanya. Gumamnya dalam batin
••••••••••••••••••••••••••••
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hostium (END)
Ficción GeneralReanka adalah gadis pendiam dengan sejuta rahasia, yang hidup di keluarga broken home. Di sekolahnya ia sering ditindas oleh Darion Xaverius. Reanka tidak mengetahui alasan mengapa pria itu sangat membecinya. Bertahun-tahun ia menjauh, namun hal it...