35. The Feels

32.3K 1.3K 6
                                        

Rion berangkat ke kantornya dengan berat hati. Ia masih ingin berlama-lama di rumah. Tapi Rea terus memaksanya karena sudah dua hari tidak bekerja.

Jujur pagi ini Rea terlihat berbeda. Dalam artian kalau Rea belakangan ini tambah...

Cantik

"Pak... Pak.."

Rion sedikit kaget. Ternyata sedari tadi sekertarisnya memanggilnya. Huftt ini karena ia terlalu asik melamun.

"Bapak ada meeting lima menit lagi." ucap sekertarisnya

"Meeting..? Dengan siapa?" Seingatnya dia tidak memiliki meeting hari ini.

"Dengan Pak Kenan Wijaya dari Perusahaan Blanche Pak." jawab Sekertaris Gabriel

Kenan? Nama itu terdengar familiar di telinganya

Rion memasuki ruang meetingnya. Ketika berjalan, ekor matanya sudah menangkap seorang yang sedang duduk di hadapannya.

Ia kemudian mendongakkan kepalanya melihat siapa 'Kenan' yang diucapkan oleh sekertarisnya tadi.

Ternyata..

Itu Kenan musuhnya. Tetapi ia tetap harus bersikap profesional walaupun sebenarnya ia masih sedikit kesal dengan wajah di hadapannya ini.

Meetingnya berlangsung selama satu jam. Sebelum dia keluar, Kenan menghampirinya.

"Bagaimana kabar anda Pak Darion? Apakah masih seperti dulu?" ucap Kenan dengan nada mengejek

"Maksud anda apa?" tanya Rion

"Seperti yang anda tahu dulu-"

Sebelum Kenan menyelesaikan kalimatnya, Rion langsung menginterupsinya "Maaf Pak, kejadian itu sudah lama dan menurut saya sangat kekanakan. Saya yakin sekarang anda pasti bisa menyikapinya secara dewasa"

Kenan tertawa kecil "Ya saya tahu, saya cuma ingin kita berdamai saja. Karena seperti yang anda tahu, kita sekarang adalah rekan kerja. Saya tidak mau anda masih menganggap saya musuh, tetapi sebagai rekan kerja tanpa mengungkit masa lalu."

Rion tersenyum tipis "Anda benar sekali, sekarang kita adalah rekan kerja."

Rion melirik jam tangannya sekilas "Kebetulan saya masih ada urusan lain. Kalau begitu saya pamit."

"Ya silahkan Pak" ucap Kenan sambil mengangguk.

Tidak terlalu jauh dari ruangan tadi, jalan Rion terhenti karena sekertarisnya tiba-tiba menghampirinya "Pak, Bu Reanka datang ke sini." ucap sekertaris Gabriel

"Di mana dia?" tanya Rion

Gabriel menyampingkan posisinya tubuhnya. Dan terlihatlah Rea yang sedang berjalan mendekatinya.

Bukannya kesal atau marah seperti dulu, melainkan sebaliknya. Ia merasa senang dan bahagia. Tapi semua itu masih Rion sembunyikan. Ia masih menampilkan raut wajahnya yang datar.

Saat Rea sudah di hadapannya, ia langsung menggenggam halus tangan istrinya dan membawanya pergi "Ayo ke ruanganku."

"Reanka.." panggil seseorang yang tak lain tak bukan, Kenan.

Rea yang dipanggil pun melihat ke belakang, begitu juga Rion. Rea menyapa Kenan dengan ramah. "Kenan..? Kamu habis meeting juga?" tanya Rea

"Iya" jawab Kenan "Kamu ngapain di sini?"

Sebelum Rea menjawab, Rion mendahuluinya "Reanka istri saya." ucap Rion dingin

Dari tadi semua interaksi Rea dengan Kenan tak luput dari pandangan Rion. Entah mengapa ia kesal.

Hostium (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang