Pak Joko terkejut melihat kedatangan Rion yang menggendong Rea. Dia langsung berlari ke arah Rion, lalu memanggil murid yang bertugas untuk menangani Rea yang terluka.
"Rion jelaskan apa yang terjadi pada Reanka?" tanya Pak Joko
"Sa..ya.. gak tau Pak, tadi saya hanya ingin buang air kecil, tapi saya gak sengaja lihat Rea pingsan pak" Rion berbohong pada Pak Joko
Pak Joko diam sejenak." Kalau begitu kamu boleh balik ke tenda kamu"
Rion menghela napasnya lega. Untung aja gue selamat. Sial banget sih gue dekat si cupu, kalau bukan karena kepentingan gue, gue nggak mau dekat-dekat dia. Gumamnya dalam hati
•••••••
Saat Rea bangun dengan kepala yang sangat pusing, dia teringat kalau semalam dia pingsan di hutan. Anehnya dia sekarang sudah ada di tenda miliknya.
Siapa yang bawa aku ke sini? Untung aja ada yang temuin aku, kalau enggak, mungkin aku udah mati. Batinnya
Dibukanya pintu tenda itu, dia dapat melihat seseorang menghampirinya.
"Kamu udah sadar?"
Rea mengangguk "Kamu tahu nggak siapa yang bawa aku ke sini?" tanya Rea
"Yang bawa kamu ke sini semalam itu, sebentar biar aku ingat." cewek itu mengetuk-ngetuk dagunya mencoba mengingat "Ohh.. yang bawa kamu ke sini itu Darion."
Darion, bagaimana mungkin dia tau kalau Rea tersesat. Peduli saja dia tidak, apalagi mau menolongnya. Darimana juga dia tahu kalau Rea tersesat di situ. Apa jangan-jangan Rion lah penyebab dia tersesat. Tapi entahlah dia tidak terlalu memperdulikannya.
"Makasih." ucap Rea
"Sama-sama. Kaki kamu udah mau sembuh, jadi jangan banyak gerak dulu ya."
Rean hanya mengangguk merespon ucapannya
"Nama kamu Reanka kan, nama aku Maria dari kelas IPA 3, panggilnya Ria aja, kalau Maria nanti kepanjangan" ucapnya sambil terkekeh kecil.
"Aku tuh sering lihat kamu di perpustakaan, kalau enggak di perpustakaan pasti di UKS. Menurut aku dan murid-murid yang lain, kamu orangnya pendiam loh." ucap Maria
"Aku pernah lihat kamu berantem sama Darion kelas XII IPA 2, tapi semalam kenapa dia bisa tolong kamu ya?"
"Aku juga enggak tahu kenapa." jawab Rea
"Re.. Re.. lihat siapa yang datang." ucap Maria menunjuk orang yang datang ke arah.
Rean mengikuti arah pandangan mata Maria.
"Lo udah sadar ?"tanya Rion langsung saat sudah di hadapan Rea
"Kamu bisa lihatkan aku sekarang kayak mana." jawab Rea yang geram akan pertanyaan Rion.
"Makanya jadi orang itu jangan suka ngerepotin. Cedera kan lo." celetuk Rion
Rea hanya memutar bola matanya malas mendengar ocehan Rion.
"Re aku pergi dulu ya, soalnya ada tugas lagi. Kamu nggak usah ikut, kamu kan belum sembuh" ucap Maria
"Tapi aku bisa i-"
Sebelum Rea dapat menyelesaiksn kalimatnya, tiba-tiba Rion memotongnya "Gak usah sok-sokan, kalau nggak bisa ya nggak usah ikut. Nanti malah ngerepotin orang lagi." tegur Rion
"Aku nggak ngomong sama kamu." cela Rea dengan wajah datarnya
Maria yang takut melihat kedua orang itu beradu mulut, takutnya dia menjadi sasaran amukan mereka berdua, langsung pamit pergi pada Rea dan Rion.
"Aku pergi dulu ya.." setelah mengucapkan itu Maria langsung pergi tidak peduli kalau ucapnnya didengar atau tidak oleh dua orang itu.
•••••••
Hari ini waktunya pulang. Para murid pada sibuk mengemas barang-barangnya.
"Rea, kamu belum boleh jalan, soalnya kaki kamu belum sepenuhnya sembuh." seru Maria yang melihat Rea mencoba berdiri dari kursi.
"Aku bisa jalan sendiri kok" ucap Rea
"Rea kamu be-"
Brukkk
Rea terjatuh saat dia sedang mencoba berdiri. "Kan aku udah bilang kamu itu belum boleh jalan, soalnya kaki kamu lukanya agak parah" ucap Maria
Tiba-tiba badan Rea terangkat. Dia langsung melihat siapa orang yang menggendongnya.
"Turunin." ucap Rea dingin
"Nggak mau." balas Rion
"Aku bilang turunin." Rea memasang wajah datarnya, tapi tidak akan mempan bagi Rion, dia tetap menggendong Rea sampai ke bus. Rion mendudukan Rea di kursi bus dekat jendela. Gadis itu dari tadi hanya diam tanpa mengeluarkan suara apapun ketika naik ke bus.
"Gue itu cuman kasihan lihat lo aja dan juga sebagai maaf gue karena buat lo kesesat di hutan." Rion tanpa sadar mengucapkannya, dia telah memberitahu Rea kalau dialah penyebab Rea tersesat.
Rea sedikit terkejut mendengar perkataan Rion tapi dia langsung mengubah raut wajahnya menjadi datar. Berarti tebakannya waktu itu benar.
••••••••••••••
Tbc..

KAMU SEDANG MEMBACA
Hostium (END)
General FictionReanka adalah gadis pendiam dengan sejuta rahasia, yang hidup di keluarga broken home. Di sekolahnya ia sering ditindas oleh Darion Xaverius. Reanka tidak mengetahui alasan mengapa pria itu sangat membecinya. Bertahun-tahun ia menjauh, namun hal it...