18. Menangis

31K 1.4K 11
                                    

Darimana aja lo Yon? Tanya Andra saat Rion terlihat memasuki ruangan khusus mereka di sekolah.

"Dari taman belakang" jawabnya

Sedaritadi mereka memerhatikan raut Rion yang sedikit aneh. "Lo kenapa senyum-senyum gitu Yon? Merinding gue lihatnya" cerocos Andra

"Apaan sih..?!"

"Gue curiga sama lo, jangan-jangan.." Andra menggantungkan kalimatnya. Membuat Rion membelakkan matanya, takut ketahuan kalau dia penyebab Reanka sekarat.

"-lo udah jadi pacarnya Irene.." Andra melihat Rion yang terkejut menandakan bahwa tebakannya benar." Ya kan gue bener" celoteh Andra

"Diem lo" sembur Rion. Andra lantas diam mendapat teriakan dari Rion.

"Ternyata orang yang semalam dibawa ambulance hari itu si Reanka guru les Rion." Papar Dimas

"Reanka..?!" ucap Leo, Rion, Andra serempak.

"Iya si Reanka, lo enggak tau Yon, bukannya lo masih sering ketemu sama dia buat belajar-kan?" tanya Dimas penasaran

"Gue enggak belajar sama dia lagi.." ungkap Rion

"Kenapa lo nggak belajar sama Reanka lagi ?" tanya Leo

"Lo kan tau.. gue nggak suka orang yang suka ngebantah atau ngusik hidup gue" ucap Rion dengan pandangan lurus ke depan sambil tersenyum tipis. Semua teman Rion langsung mengerti walau hanya dengan sedikit penjelasan saja. Gadis itu akan menjadi sasaran bullyian Rion.

"Jadi sekarang dia masih hidup atau udah ... ?" Tanya Rion

"Gue dengar-dengar dia udah kritis. Mukanya juga udah pucat banget. Tapi tadi baru ada kabar kalau dia masih hidup tapi belum sadar" Jelas Dimas "Keadaan dia udah kaya gitu, lo juga masih mau buat ngebully dia Yon.. bisa-bisa itu anak mati di tangan lo'"

"Bukan urusan lo" celetuk Rion lalu mengusap rambutnya kasar. Kemudian pergi meninggalkan sahabatnya.

                             •••••••

Rion memutuskan untuk mendatangi Rea. Ini bukan karena ia khawatir atau perhatian pada gadis itu, melainkan untuk memperingatinya.

Rion sudah tiba di depan kamarnya. Dia membuka pintu, tidak ada siapa-siapa disitu. Dilihatnnya Reanka yang terbaring dengan alat-alat yang terpasang ditubuhnya.

"Lo belum mati juga" sapanya dengan sarkas. "Lo tau.. kalau sampai lo nggak minta maaf ke gue karena udah bikin gue kaya orang bodoh mikirin polisi, gue jamin hidup lo tambah nggak tenang dan gue bisa buat lo mati di tangan gue" bisiknya yakin bahwa Rea dapat mendengarnya

Sekarang Rion tidak peduli lagi dengan namanya polisi dia memang tidak segan-segan untuk mencelakai Rea setelah melihat kondisinya tadi. Bukan rasa iba yang dirasakannya melainkan rasa benci yang semakin lama semakin memuncak.

Setelah Rion mengatakan itu dia pergi dengan membawa rasa benci yang sangat besar. Tanpa sadar setelah Rion beranjak pergi Rea meneteskan air matanya.

Tak lama Alana yang baru dari membayar biaya administrasi kembali ke kamar rawat-inap Rea.

"Bunda udah balik Re.." tuturnya dengan mengusap pipi Rean. Alana dapat merasakan pipi Rean yang sedikit basah. "Kamu nangis Nak.." ucap Alana bingung saat ingin mengusap pipi anaknya. Tanpa sadar mata Rea yang mulai terbuka

"Bun..da"

"Re.. Nak.. syukurlah kamu udah sadar" Alana mengeluarkan air matanya ketika mengetahui anaknya telah sadar. Buru-buru Alana menghubungi Rendra untuk memberi kabar kalau Rea sudah sadar.

Rendra langsung meninggalkan semua pekerjaannya dan pergi secara tergesa-gesa ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Rendra berlari membuka pintu kamar-inap Rea dan langsung memeluk anaknya yang sedang duduk di atas tempat tidur.

"Ayah sangat merindukanmu" tuturnya dengan mata yang dari tadi sudah berkaca-kaca. Ia mengecup kening anaknya, lalu menarik istrinya ke pelukannya dan mengecup bibir istrinya.

"Ayah janji.. tidak akan mengabaikan lagi dan akan selalu menjaga kalian berdua"

Rea yang baru sadar sempat bingung dan buru-buru mencerna semua keadaan. Ia terharu sekaligus senang melihat orang tuanya sudah bersatu kembali. Dia telah menunggu moment ini dari dia kecil dan akhirnya terwujudkan.

Tapi dibalik itu masih banyak masalah yang menghampirinya, termasuk dengan seseorang yang tidak punya hati dan membecinya.

●●●●●●●●●●●●●●●
Tbc.....

Terimakasih sudah membaca cerita aku

Hostium (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang