Renjun meronta ketika digiring menuju koridor. Apa daya, ia kalah jumlah, dan walaupun ia uke ia tetap cowok dan nggak boleh mukul cewek. Haechan merasa tak bisa membantu temannya sendiri, dia hanya dapat menyerukan nama Renjun. Sebuah gagasan nekat terlintas dibenaknya. Dia menoleh pun menoleh cepat ke arah para pentolan sekolah yang masih berkelahi.
"Kakaaaak!" Pekik Haechan histeris di dekat kapten jurusan itu. Namun, tak satupun merespon jeritannya.
"KAKKAAAKKK!" Pekiknya dengan highnote yang lebih keras lagi. "Injun dibawa anak-anak kelas sebelaaaass!"Barulah para cowok itu menghentikan serangan. Mereka serempak menoleh kearah Haechan, kemudian mengikuti arah telunjuk Haechan. Dan saat itu juga mereka bangkit dari posisi tersungkur. Tanpa intruksi, mereka berlomba mengejar para cewek yang membawa Renjun.
"Siyeon, stop!"
Empat cewek itu menoleh.
Jeno, Jaemin dan para kroninya telah berdiri mengelilingi mereka. Namun Renjun dikelilingi empat cewek itu.Siyeon cewek semampai dengan rambut yang di-highlight Rusia dan merasa paling berkuasa, berdiri menyamping.
Renjun terenyak. Ini sih keluar dari mulut Harimau, masuk kemulut Buaya! Batinnya miris.
"Cara main Lo nggak pernah berkembang, masih aja murahan!" Jaemin berujar sengit.
"Apa Lo bilang? Murahan? Awas kalau kalian macam-macam, gue juga bisa melukai anak ini!" Balas Siyeon tak kalah sinis. Tiba-tiba dia mengeluarkan cutter yang sejak tadi dia sembunyikan di saku rok.
"Yeon, kelewatan Lo!" Hardik Felix yang juga tak habis pikir dengan tingkah teman-teman sejurusannya itu. "Urus urusan Lo sendiri!"
Siyeon mendengus sengit. Bisa-bisanya cowok-cowok ini bertindak konyol dan mau repot-repot menyelamatkan anak satu ini?! Batinnya meradang
"Lepasin Dia!" Jeno berucap dengan nada dingin yang memaksa.
Siyeon sedikit melunak. Intonasinya juga tidak setajam tadi, meski cewek itu tetap saja menolak. "Anak ini biar jadi urusan gue, Jen. Lo kan udah punya urusan Lo sendiri," ujarnya sambil menunjuk kroni Jaemin."Lo aja yang ngurusin mereka." Jeno berdecak tidak sabar. "Anak itu cuma gue yang boleh ganggu!" Katanya tegas dengan intonasi tinggi. Ucapannya yang bernada membela tentu terasa ganjil setelah gangguan yang dia lakukan pada Renjun, apalagi Renjun bukan murid dari jurusannya.
"Cepat!" Seru Jeno, mendesak karena Siyeon tetap bergeming. Tetapi saat dia mendeteksi penolakan kerasa dari cewek yang menawan miliknya, Jeno bertambah geram dan seketika mengabaikan etika antargender. Jeno memukul lengan Siyeon yang menggenggam pisau hingga benda tajam itu terempas kelantai dan cewek itu terhuyung mundur. Teman-teman Jeno dan Jaemin dengan sigap menyingkirkan tiga cewek yang tersisa dari jangkauan Renjun.
Renjun refleks mengalihkan tatapannya pada para cowok yang melindunginya. Mata Renjun membulat. Penampilan mereka amat sangat berantakan! Baju yang terkoyak, goresan-goresan luka, lebam disekujur wajah, hingga bercak-bercak darah yang menodai seragam mereka. Renjun speechless. Tiba-tiba suara lantang telah memecah kericuhan yang terjadi.
"CUKUPPP!!!" Seruan menggelegar itu seketika membuat semua yang berkelahi saling menjauh dan membentuk kelompok-kelompok sesuai jurusan. Semuanya menghadap dua guru killer.
"Tidak ada yang boleh pulang!"
"Itu Pak Taehyung, Njun, Kapolrinya Neo Culture," bisik Hyunjin yang berdiri tepat dikiri Renjun. "Sekaligus wali kelas baru gue," imbuhnya jenaka."JenoJaemKroni, kalian bertujuh ikut Pak Yoongi!" Titah Pak Taehyung seraya menunjuk koridor belakangnya. Sudah menjadi kebiasaan segenap guru untuk memanggil mereka begitu supaya memudahkan panggilan hukuman seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
NeoCulturans || NoRenMin (END)
Fiksi Remaja" Pertama, nggak ada yang boleh tau tentang hubungan kita. Kedua, jangan ajak gue ngobrol disekolah. Dan ketiga, terserah lo mau berteman sama siapa aja di sekolah. Asalkan.... dia bukan anak IIS. " ~Jeno~ - Lokal - School and Family - Bromance - No...