"Kakak bisa main nggak sih?!" bentak Renjun pada Siyeonyang berdiri paling depan. Komentar itu membuat empat cewek di hadapannya berkilat marah.
"Aduh, Njun!" Haechan releks menutup wajah. Kemudian dengan tetap menjaga jarak, Haechan dan teman-temannya mendekati punggung Renjun.
"Jaga mulut lo!" Telunjuk Siyeon menuding wajah korbannya. Tetapi dia kembali terkejut ketika Renjun menepis tangannya."Jaga juga tangan lo!" Renjun tak kalah emosi. Meskipun empat cewek di hadapannya ini lebih senior darinya, tapi secara nyali, Renjun tetap lebih unggul! Sudah cukup kemarin dia ditarik-tarik seenaknya dengan keroyokan.
"Lo..." Siyeon langsung menyambar erah baju Renjun. Tetapi, lagi-lagi dengan penuh tenaga Renjun balas mendorong
pundak Siyeon dengan cukup keras, sampai-sampai tiga teman Siyeon ikut terhuyung dan jeritan tertahan seketika terdengar dari separuh penghuni lapangan."Key…" Dengan jantung berdebar Eunsang memberanikan diri untuk menarik tangan Renjun. Namun Renjun malah kembali menarik tangannya.
"Esa, yang salah kan dia!" Renjun ganti menunjuk Siyeon.
"Jangan mentang-mentang senior! terus dia bisa bersikap semena-mena dong!" Renjun memang sudah berkali-kali punya pengalaman di-bully saat SMP. Alasannya sering kali tidak jelas, tapi dia bisa mengatasinya dengan cara melawan seperti ini. Sedangkan Siyeon dan tiga temannya yang masih tercengang, serta-merta balas menerjang tubuh Renjun mendorongnya dengan kekuatan delapan telapak tangan. Seisi lapangan lagi-lagi menahan jeritan karena dua cowok tiba-tiba muncul bersamaan dan sigap menangkap tubuh Renjun sebelum dia membentur lapangan seperti bola yang dipegangnya.Pemandangan itu kontan membuat sejumlah siswi kembali menjerit sesak. Renjun pun mendongak kaget.
Jeno?! Jaemin?! sentaknya dalam hati. Tampaknya dua cowok yang datang dari arah berbeda itu juga tak memperkirakan kekompakan mereka. Renjunpun lekas mengimbangkan tubuhnya, sedangkan dua cowok di sisinya perlahan melepas tangan mereka, hingga Renjun mampu berdiri kembali. Kemudian Hyunjin muncul dan mengadang Siyeon. Renjun terenyak. Dalam sekejap di kanan dan kirinya telah muncul Mark, Felix, Chani dan Jisung.
Mark dan Jaemin lantas mengapit Hyunjin. Lapangan menjadi hening dan mencekam.
"Lo apain dia?" tegur Hyunjin, dingin. Seumur-umur Siyeon dan tiga kawannya nyaris tidak pernah mengobrol dengan cowok-cowok jurusan seberang mereka. Namun menyadari cowok yang terkenal ramah itu mendadak bersikap dingin, Siyeon semakin berang. Dia tidak akan membiarkan harga dirinyaterinjak-injak.Cewek itu kembali menuding Renjun yang hanya terlihat separuh badan saja di antara bahu Jaemin dan Hyunjin.
"Dia yang nantangin gue! Dan ini bukan urusan kalian!" Sudut bibir Hyunjin tertarik."Lo belum tahu aturan baru-nya?"
"Aturan baru?" Siyeon mengernyit. Sejak kapan ada peraturan? Dalam hal apa?
"Ya, aturan baru!" tegas Hyunjin.
"Mulai sekarang, siapa pun itu, yang mau berurusan sama Renjun! kalian harus ngajuin proposal atau minimal surat bermaterai yang kami tanda tangani. Setelah itu lo baru boleh berurusan sama, Renjun". Ultimatum lugas itu membuat seluruh pendengarnya
terenyak.Siyeon sampai kesulitan menemukan kalimat balasan, hingga akhirnya tertawa sinis.
"Emangnya dia siapa?" bentaknya tak terima. Jeno yang telah menahan mati-matian emosinya sejak peristiwa kemarin, langsung mendorong pundak Hyunjin dan Jaemin. Menyelipkan tubuhnya di antara kedua rivalnya. Namun tatapannya seakan menghunjam Siyeon."Dia adik gue."
.
.
.
.
.
.
.Baru sadar kepotong gaes maap keunnn huhuhuhuhuuuuuu
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
NeoCulturans || NoRenMin (END)
Teen Fiction" Pertama, nggak ada yang boleh tau tentang hubungan kita. Kedua, jangan ajak gue ngobrol disekolah. Dan ketiga, terserah lo mau berteman sama siapa aja di sekolah. Asalkan.... dia bukan anak IIS. " ~Jeno~ - Lokal - School and Family - Bromance - No...