"Apa lo nggak punya harga diri?" Mata Renjun terpejam mendengar kalimat tajam itu kesekian kalinya begitu ia dan Jeno tiba di rumah. Renjun duduk di kursi ruang tamu dengan kedua tangan basah yang mencengkeram celana. Ia berpikir terlalu positif karena sempat mengira Jeno takkan mempermasalahkan kejadian di kafe tadi. Saat ini Jeno berdiri di hadapannya dan terus saja mengeluarkan kata-kata tajam.
"Apa lo nggak keterlaluan? Gue udah turutin kemauan lo. Gue udah bilang ke semua anak kalau lo adik gue! Tapi, belum juga sehari, lo udah hangout sama rival gue?" omel Jeno takjub. Dia sudah berusaha menahan diri sepanjang jalan tadi. Dia memandang Renjun tajam.
"Lo tau kenapa gue kerja keras cari uang?" Renjun perlahan mengangkat kepalanya. Meski emosi, tapi jawaban dari pertanyaan itu sudah lama sekali ingin didengarnya.
"Pilihan pertama!" suara Jeno terdengar berat.
"gue pingin nyicil apartemen dan pergi dari rumah ini. Pilihan kedua, gue pengin lanjut kuliah di negara yang jauh. Sejauh mungkin karena gue nggak pernah mau jadi kakak lo!" Renjun ternganga. Kepedihan seketika menjalari sekujur tubuhnya. Air matanya pun menggenang tanpa bisa ia cegah. Tetapi, sebelum air matanya jatuh, Renjun bangkit dengan tangan terkepal. Tatapannya masih menyorotkan luka, sementara Jeno bergeming dengan sikap dingin. Renjun menggigit bibir bawahnya sesaat sebelum bersuara."Lo pikir lo bisa ya nyakitin orang sesuka lo? Terus, lo kira di masa depan lo tinggal bilang ’Mulai dari nol ya’, terus luka gue bakal sembuh, gitu?" Renjun menghapus kasar air matanya yang akhirnya menetes.
"Lo tau kan prinsip gue?" Renjun mencoba mengatur napasnya.
"Kalau lo nggak bisa beres-beres, ya jangan ngeberantakin. Kalau nggak bisa memperbaiki, ya jangan lo pecahin. Dan kalau lo nggak bisa ngebahagiain-" ucapan Renjun terputus sesaat."-minimal lu jangan nyakitin!" Jeno terdiam. Dia belum pernah melihat adiknya semarah itu.
"Andai gue bisa, andai gue bisa, Jen!" Renjun menekankan kalimatnya.
"Gue lebih memilih ikut Mama dibandingkan hidup sama lo!"..
.
.
.
.
.
.Tante Baekhyun terduduk lemas di kursi kerjanya. Dia tahu saat-saat seperti ini pasti akan datang sekeras apa pun dia menghindarinya, tapi dia tidak menyangka akan secepat ini.
"Ma…Mama?" Hyunjin masih tidak tahu harus berkata apa. Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, akhirnya dia tanpa sengaja bertemu sang mama di kafe favorit Renjun. Ini benar-benar kebetulan yang ganjil.
"Tante kenal Renjun?" selidik Jaemin dengan setengah membungkuk.
"Pasti, Jaem." Tatapan Hyunjin berubah dingin sejak melihat pria itu.
"Ini semua nggak mungkin cuma kebetulan." tukasnya seolah amat mengenal pria di hadapannya. Tante Baekhyun memejamkan mata sesaat. Kedua sikunya bertumpu pada meja, sementara jemarinya memjitmjit pelipis.Jaemin dan Hyunjin terpaksa menunggu dengan sabar karena pria itu satu-satunya petunjuk mereka sekarang.
Namun saat akhirnya beliau mengangkat pandangan, wajahnya terlihat lelah.
"Tante..." Jaemin bingung kalimat mana yang harus dia lontarkan lebih duluan.
Belasan tahun tidak bertemu, rupanya pria itu telah berubah."Tante tahu, berapa tahun yang kami habiskan untuk mencari Reinji? Tante tahu, apa aja yang sudah kami lakukan dan korbankan?" Tante Baekhyun mengangguk berat.
"Tapi kita harus mengikhlaskan semuanya kalau kalian nggak mau menghancurkan-"."Cukup jawab aja!" potong Hyunjin berang.
"Siapa Injun sebenarnya?" Tante Baekhyun mengusap-usap keningnya, lalu akhirnya mengangguk.
"Kalau cuma itu yang kalian pengin tau…
Ya, dia memang orang yang kalian cari." Hyunjin dan Jaemin bungkam. Seketika Hyunjin bangkit dan rahangnya mengeras."Jinnie...." Tante Baekhyun ikut berdiri dan menggenggam kedua tangan cowok itu. Namun Hyunjin menarik tangannya,
tidak sudi menjadi robot yang dimainkan pria itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
NeoCulturans || NoRenMin (END)
Teen Fiction" Pertama, nggak ada yang boleh tau tentang hubungan kita. Kedua, jangan ajak gue ngobrol disekolah. Dan ketiga, terserah lo mau berteman sama siapa aja di sekolah. Asalkan.... dia bukan anak IIS. " ~Jeno~ - Lokal - School and Family - Bromance - No...