Part 38

3.4K 593 66
                                    

Ten, Taeyong dan Jaehyun sontak takjub ketika Renjun memasuki Kafe Cokelat bersama dua cowok keren. Mereka saling pandang dan bersiap menggoda Renjun meski Renjun telah mengirimkan sorot memohon agar mereka tidak bicara macam-macam.

"Duduk situ aja" tukas Renjun sambil berjalan cepat ke kursi meja bundar di sudut kiri kafe. Sebab sepertinya itu tempat yang paling aman untuk Jaemin yang telah mengenakan tudung jaket serta kacamata hitam seraya merunduk dan berjalan cepat.

"Gue aja yang order." Hyunjin tak langsung duduk. Cowok itu menggulung kedua lengan kemeja merah yang melapisi seragam putihnya hingga ke siku.
"Lo mau pesen apa, Njun?"
"Eh nggak usah Kak. Gue aja yang pesen."  Renjun buru-buru berdiri seraya memberi kode pada Ten dan Taeyong agar tidak perlu menghampiri meja mereka untuk memberi menu. Renjun justru yang berlari ke sana dan meraih dua buku menu secara kilat.

"Kalian mau pesen apa?"
"Green tea, Njun," tukas Jaemin tanpa melihat menu.
"Gue infuse water aja. Buahnya terserah." Hyunjin tersenyum seraya duduk di kanan Jaemin.

"Oke itu aja? Mau pesen dessert?"
"B­oleh kalau l­u mau, Njun." Jaemin menurunkan tudung biru dan kacamatanya. Kini posisinya sudah aman. Cowok itu memilih kursi di tengah yang menghadap jendela sekaligus membelakangi kasir dan para pengunjung lain.

"Nggak usah deh gue juga masih kenyang." Renjunmenerima kembali dua buku menu itu dari Jaemin dan Hyunjin lalu menghampiri 'kakak-kakaknya' yang telah menunggu.

"Cieee Renjun!" Ten menggelitiki pinggang sukses membuat wajah Renjun memerah.
"Nggak pernah bawa cowok sekalinya bawa langsung dua. Mana cakep-cakep lagi!"Sementara Jaehyun memasang wajah kecewa.

"Gue sakit hati Njun..." Renjun tertawa gemas sambil mendorong bahu cowok
itu dengan buku menu. Ia menyebutkan pesanannya lalu melongok ke dapur.

"Ngomong-ngomong Tante Baekhyun, mana?"
"Belanja stok dapur Njun." Iya mencatat sambil sesekali melirik dua cowok diujung sana.

"Tapi itu yang jaket biru kok kayaknya familier ya Njun?" Renjun meringis. Ia berbisik pada ketiganya dan seketika mata mereka membeliak.

.
.
.
.
.
.
.

"Njun..." Kini Jaehyun menepuk-nepuk bahu Renjun.
"Nggak sia-sia Kakak ngajarin kamu." Renjun mendengus lalu Taeyong dan Ten berebut menyiapkan pesanan meja Renjun agar dapat melihat dari dekat
wajah penyanyi tampan itu.

Begitu kembali ke meja Renjun langsung kikuk. Habisnya cowok bermata teduh yang digandrunginya itu kini menatapnya dengan sorot yang tak terbaca seolah ingin membedah parasnya. Sialnya, Jaemin membidik wajahnya telak. Hyunjin yang tersadar dengan kelakukan Jaemin pun menyikut temannya itu. Jarmin langsung menghentikan tatapannya pada Renjun dan mengembuskan napas panjang yang terdengar amat berat dan melelahkan.

"Kebangetan" desisnya merebahkan pipi kanannya di atas lengan yang terjulur di meja.
"Mirip banget..." Renjun semakin salting tapi keningnya berkerut rapat.
"Gue Kak? Mirip siapa?"Masih dengan p­osisi berbaring, Jaemin menyusurkan pandangan membelai lembut paras langsat Renjun. Hal itu membuat Renjun ingin menghilang detik itu juga apalagi ketika Jaemin tersenyum lembut.

"Mirip orang yang gue suka, Njun!" Renjun membelalak. Hyunuin yang mendengar jawaban itu pun menyemburkan tawa. Dia menjambak sekilas rambut tebal Jamein agar c­ow­ok itu tegap kembali. Jaemin meringis. Dia merebahkan punggung di sandaran kursi berusaha mengalihkan topik.

"Njun, kenapa lo pilih Neo Culture?" Renjun agaknya tidak siap dengan pertanyan Jaemin. Ia terdiam sesaat sambil memberi waktu pada Ten dan Taeyong bergantian menghidangkan pesanan mereka. Renjun pun mengaduk­-aduk c­okelat hangatnya, mengira Jaemin sudah lupa dengan pertanyaannya tapi saat mendongak cowok itu masih tampak menunggu.

NeoCulturans || NoRenMin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang