Part 24

4.2K 659 182
                                    

Renjun menghembuskan napas, seolah baru mendapatkan oksigennya lagi. Namun, ternyata bernapas pun tak mampu mengurangi sesak di dada. Kalimat itu memang hanya kalimat singkat, tapi ia yakin dampaknya akan berlangsung lebih panjang dari masa SMA-nya. Entah kapan akan berakhir, tapi yang pasti akan terasa sangat amat melelahkan.

"Nggak perlu Lo pikirin." Suara Jaemin memutuskan lamunan Renjun.

Renjun menoleh dan rasanya ingin memuntahkan unek-uneknya, 'ANAK ITU SERUMAH SAMA GUE!'

Tapi Jaemin keburu menambahkan dengan raut setenang embun. "Karena ada hal lain yang harus Lo cemaskan." Dia lantas mengeluarkan ponsel dan mengetikkan sesuatu dengan cepat. Renjun bahkan belum sempat mengagumi ponsel mahal itu saat tiba-tiba benda tersebut digeserkan ke meja dihadapannya. Dengan penuh tanya Renjun membaca kalimat yang tertera dilayar.

Renjun Akbari Rustam

Renjun terenyak. Nama itu tak seindah kelihatannya, malah sering kali menyusahkan Renjun sejak SD. Nama yang membuatnya kesal setiap mengingatnya. Karena selama menyandang nama itu, hidupnya akan terus-menerus dikaitkan dengan seseorang bernama serupa.

Belum juga Renjun pulih dari keterkejutannya, Hyunjin ikutan mengoper HP.

Ini nama panjang Lo?

Renjun makin membisu. Lehernya mulai pegal karena terus menunduk, tak mampu mengalihkan pandangan dari dua ponsel itu.

"Sori." Akhirnya hanya sepenggal kata itu yang sanggup ia lontarkan.

Renjun bangkit dari kursinya. Selera makannya sudah hilang, tapi dua tangan dari sisi kanan dan kirinya lekas menariknya kembali duduk.

"Lo makan aja," tukas Jaemin, mengambil kembali ponselnya, begitu juga Hyunjin.

"Kami udah kelar kok," sambung Hyunjin. Piring dihadapannya memang telah tandas, seolah kejadian barusan sama sekali tak berpengaruh pada nafsu makannya. Atau setidaknya, begitulah kelihatan.

"Kami balik duluan, Njun." Hyunjin menepuk bahu Renjun sekilas, seraya melempar senyum pada Eunsang yang sejak tadi menatap mereka tanpa berkedip. Cowok itu jelas tidak sadar efek senyumannya barusan nyaris membuat Eunsang histeria. Dua cowok itu lantas bergerak meninggalkan kantin dengan langkah tenang.

"Kita bahas pas pulang sekolah nanti," kata Hyunjin sembari menepuk pundak Jaemin, lalu melangkah naik menuju kelasnya dilantai tiga, sementara Jaemin berbelok ke kiri.

Rasa penasaran mereka telah terjawab. Memang tidak secara lisan, tapi bahasa tubuh Renjun telah menjawab dengan jelas. Dan sekarang, timbul pertanyaan baru dibenak mereka.

.
.
.
.
.
.
.

Renjun menutup wajahnya dengan kedua tangan. Frustasi. Sudah sepuluh menit cowok itu bertahan dikelas setelah bel pulang berbunyi. Sekembalinya dari kantin tadi, ia berulang kali menegaskan pada teman-temannya bahwa ia takkan menjelaskan apa pun perihal kejadian tadi. Lagi pula, memangnya apa yang bisa ia ceritakan? Ia sendiri bahkan belum seratus persen mampu mencerna seluruh peristiwa tadi. Tapi, sederet peringatan Haechan setelah kejadian di kantin tadi membuat kepala Renjun semakin pening.

"Kalau kak Jeno menempatkan Lo setara sama kak Jaemin dan kak Hyunjin, berarti Lo udah dianggap musuh terbesarnya juga, Njun. Dan musuh terbesar pemimpin MIA juga musuh terbesar seluruh anak MIA. Parahnya lagi, siswa-siswi IIS juga mustahil berpihak sama Lo setelah Lo kepergok dekat-dekat maskot mereka. Belum lagi yang kelas sepuluh, Njun. Dengan kata lain, sekarang Lo jadi musuh hampir semua murid di sekolah ini. Apalagi guru-guru disini terkenal cuek. Mereka kurang peduli sama ulah-ulah siswanya diluar jam ngajar mereka. Makanya Lo juga nggak bisa ngarepin pertolongan guru."

Derrt... drrrrrt... Renjun membuka mata karena ponselnya kembali bergetar. Ia pikir itu pesan berisi perintah pulang dari Jeno, tetapi ternyata obrolan teman-temannya di grup kelas mereka. Renjun yang sejak tadi mengabaikan chatting-an itu akhirnya membuka grup tersebut, penasaran pembahasan apa yang begitu ramai padahal mereka baru berpisah beberapa menit lalu.

Hwall
Bener nggak sih itu jaketnya Injun?

Chenle
Eh kayaknya iya deh, mata holkay gak mungkin salah pagi tadi dia pakai jaket biru

Haechan
Serah ke
Duh, si Injun mana sih kok nggak muncul-muncul? Buruan cek foto, Njun!

Eunsang
Sori gue udah otw pulang. Eh iyaaa, itu jaket Inul
Typo gaes Injun!

Sunwoo
Gak inul juga dong. Bias gue itu!!!

Eric
Bias Lo kurang hot Woo. Mending DP lebih hwoot

Haechan
Heh tapir LA, kok jadi bahas dangdut sih. Ini Injunnya mana?

Sunwoo
Mana w tau

Eric
Au ni tali jemuran

Renjun spontan memindai area bangkunya. Seketika ia merasakan firasat buruk ketika tak menemukan jaket kesayangannya ditempat semula.

Ia lekas membuka foto yang Haechan kirim lima menit lalu.

Ia lekas membuka foto yang Haechan kirim lima menit lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggep aja kayak gini jaketnya

Dan bola matanya seperti nyaris melompat. Renjun langsung menyambar tas dan berlari menuju lapangan depan.

Firasatnya memburuk saat kakinya menapaki koridor. Berbanding terbalik dengan sisi dalam sekolah yang sepi, mulut koridor dihadapannya yang tersambung dengan halaman depan malah tampak amat sangat ramai.

Renjun menyeruak di antara kerumunan massa yang entah mengelilingi apa. Dan begitu menemukan penyebabnya, tubuhnya membeku.

Jaketnya! Ya, jaket kesayangannya membubung tinggi diatas sana.... Diujung tiang bendera... Menggantikan bendera merah putih yang tidak tampak terpasang siang ini! Hanya jaket malang itu saja. Terlihat jelas dua lengan jaketnya diikat tepat dibagian teratas tiang. Sehingga ketika embusan angin menerpa, jaket itu menghasilkan kibaran menyedihkan.

Dengan geram ia mengedarkan pandangan, berupaya mendeteksi keberadaan empat biang keladi peristiwa ini. Dan makhluk-makhluk tengil itu bersila santai di bawah naungan pepohonan rindang, dengan gelas-gelas kaca berisi kopi. Jeno malah sedang mengaduk dengan ritme yang.... Sangat menyiratkan bahwa cowok itu benar-benar menikmati pemandangan dihadapannya.

"Emang kurang ajar ya!".

.
.
.
.
.
.
.

Love u all.
Mau tau dong kalian team siapa

NoRen

JaemRen

MarkRen

HyunRen

JaeRen♥️

Kalo aku tim JaeRen gaes. Tapi aku suka semua pair.

TBC


NeoCulturans || NoRenMin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang