Pagi-pagi sekali Kara sudah terbangun tak seperti biasanya, entah ada angin dari mana Kara yang biasanya susah di bangunkan sudah siap dengan seragam sekolahnya.
Kara sedang menyisir rambutnya di depan cermin sambil bernyanyi ria, tak lupa memakai bedak bayi dan juga lipbalm di bibirnya.
Setelah selesai dengan urusannya, Kara langsung turun menuju ruang makan untuk sarapan, tak lupa dengan masih bernyanyi-nyanyi di sepanjang perjalanan menuju ruang makan.
Saat sudah tiba di meja makan Kara melihat Mamih, Papih dan juga Adiknya sudah duduk manis, Kara langsung berteriak kencang.
"MORNIINGG EVERYBODIHH"
Membuat Prama dan Rika geleng-geleng kepala, sedangkan Juno hanya memutar bola matanya malas."Berisik!" ketus Juno karena terganggu dengan suara melengking Kakaknya di pagi hari.
"Suka-suka gue dong!" balas Kara tak kalah ketus.
Juno menanggapi dengan memasang wajah datar, sedangkan Kara menjulurkan lidahnya meledek Juno.
Juno menghela napas kasar. Juno kadang suka berpikir Kara itu Kakaknya atau Adiknya, kelakuannya tidak sama sekali mencerminkan seorang Kakak, justru kekanakan seperti bocah.
Rika yang melihat kedua anaknya yang sudah mengibarkan bendera perang langsung menegur mereka.
"Ini masih pagi, gak usah ribut kalian!" tegur Rika jengah dengan kelakuan Kara juga Juno yang selalu ribut.
Juno memalingkan wajahnya ke depan dan melanjutkan kegiatan makannya yang sempat tertunda, sedangkan Kara hanya mendengus.
Rika menyodorkan piring yang sudah ada nasi gorengnya kepada Kara, sedangkan Kara hanya melihatnya dengan malas.
"Mih, Kara makan roti aja ya," rengek Kara pada Rika. Sontak saja Rika langsung memasang wajah garangnya.
"Makan!" ucap Rika tegas tanpa bantahan, Kara tak pantang menyerah ia langsung mengalihkan pandangnya ke arah Prama yang sedari tadi hanya diam.
"Pih, bo—" belum Kara selesai berbicara Prama langsung memotongnya.
"Gak!" final Prama pada putrinya, Kara yang mendengar itu langsung mendengus kesal.
Kara memasang wajah cemberut, tak berniat memakan nasi goreng di depannya. Jujur Kara tipikal orang yang susah untuk memakan nasi.
Rika yang melihat kelakuan putrinya lantas menghela napas, "Ra, kamu tuh punya maag, kalau gak mau makan nasi, nanti maag kamu kambuh," ucap Rika menasehati putrinya yang keras kepala.
"Tapi Mih, Kara gak mau," rengek Kara tetap pada pendiriannya.
Prama yang mendengar obrolan antara putri dan istrinya itu akhirnya ikut bicara. "Makan atau gak usah makan seumur hidup!" ucap Prama dengan tegas.
Kara yang mendengar penuturan Papihnya barusan langsung menelan salivanya. Ancaman Prama biasanya tak main-main, masa Kara tak boleh makan seumur hidupnya? Bisa mati dia.
Akhirnya Kara menurut, terbukti dengan dia yang menyuapkan nasi ke mulutnya, meskipun dengan ogah-ogahan.
Hening, semuanya fokus dengan makanan masing-masing. Hingga suara Kara kembali memecah keheningan.
"Pih, Kara bawa mobil ya?" pinta kara pada Prama.
Prama langsung menoleh ke arah Kara yang sedang memasang puppy eyes-nya, lantas Prama mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Boyfriend [END]
Roman pour Adolescents( Sudah Tamat tapi ada baiknya di ramaikan dengan voment. ) Banyak cewek-cewek yang ingin memiliki hubungan dengan seorang Razelio Neftra Xiliks cowok tampan dan merupakan ketua geng besar sekolah. Namun, berbeda dengan cewek bernama Arnlytha Karame...