Extra Part 1

6.9K 341 17
                                    

Brukk

Seorang gadis berjas putih khas dokter langsung mendongak saat ada seseorang yang tak sengaja nyenggol bahunya.

Mata keduanya saling bertubrukan untuk beberapa saat. Hingga orang yang baru saja menabrak gadis itu langsung mengucapkan kata maaf. Gadis itu terdiam beberapa saat sambil meneliti garis wajah orang itu. Rasanya seperti tak asing.

"Maaf, maaf saya tidak sengaja dok," ucapnya.

Gadis itu tersenyum. "Iya, tidak apa-apa."

Gadis itu tersenyum sambil mengangguk sebagai tanda permisi. Saat langkah gadis itu belum terlalu jauh tiba-tiba orang yang menabraknya itu memanggil.

"Kara?" panggilnya terdengar ragu.

Dengan repleks gadis itu langsung kembali berbalik. "Lo beneran Kara? Arnlytha Karamell?" tanyanya lagi.

Gadis itu yang ternyata adalah Kara kembali terdiam sambil memandang dengan lebih intens pada orang itu. Memang rasanya seperti tak asing namun entah pernah bertemu di mana dengan orang itu, karena setiap harinya banyak orang-orang baru yang Kara temui mengingat profesinya sebagai dokter yang selalu bertemu dengan banyak pasien.


"Maaf anda kenal saya?" tanya Kara.

Orang itu terlihat terkekeh kemudian berkacak pinggang. "Aslian lo Kara kan? Lo lupa gue? Parah sih!" cerocosnya.

Kara mengerut bingung otaknya sama sekali tidak bisa mendeteksi siapakah gerangan orang itu.

"Gue Reyhan Ra! Rey!" ucap Rey dengan nada yang sedikit di tekan.

Bentar! Rey? Reyhan? Seketika mata Kara langsung melotot terkejut. "Rey?! Reyhan yang ketua kelas itu?" ucap Kara tak percaya.

Reyhan mengangguk antusias. "Gila pangling banget gue," ucap Kara berdecak.

Bagaimana tidak pangling. Dulu Reyhan yang Kara kenal memiliki tampang tengil dengan baju yang sangat urakan. Namun, lihatlah Reyhan yang Kara lihat saat ini wajahnya sudah terlihat lebih dewasa dan penampilannya pun juga sangat rapih.

"Lo apa kabar? Gila setelah tujuh tahun gak temu. Gue pangling asli. Lo sekarang jadi dokter?" rentetan pertanyaan dari Reyhan hanya Kara tanggapi dengan kekehan.

"Baik kok gue," jawab Kara seadanya.

"Eh, BTW lo ngapain di sini? Ada yang sakit?" tanya Kara.

Reyhan menepuk jidatnya seakan melupakan sesuatu. "Lo lagi free Ra?" tanya Reyhan tiba-tiba.

Walau bingung Kara tetep menjawab. "Iya, lagi free kok. Emangnya kenapa?"

Bukannya menjawab Reyhan justru menarik tangan Kara yang entah akan di bawanya kemana. Dengan Kara yang hanya bisa pasrah mengikuti langkah lebar Reyhan.

Kara tampak celingukan meneliti ruangan-ruangan yang di laluinya. Inikan arah ke ruangannya Rea? Batin Kara. Rea itu adalah teman Kara yang sama-sama berprofesi sebagai dokter hanya saja Rea itu adalah dokter kandungan.

Bentar! Dokter kandungan? Ini maksudnya Reyhan...?


"Rey? Lo udah nikah?" tanya Kara penasaran. Reyhan terkekeh lalu menunjukan jarinya yang sudah terpasang sebuah cincin di sana.

Kara menatap Reyhan tak percaya. Cowok tengil slengean macam Reyhan ada yang mau juga ternyata.


"Terus istri lo ma—" ucapan Kara terpotong oleh sebuah suara yang berasal dari depan.

My Annoying Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang