Part 39

4.9K 261 20
                                    

Saat Kara berjalan sendirian di koridor tak sengaja bahunya di tabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya. "Kalo jalan liat-liat dong!" ucap Kara kesal.

Lesya orang yang menabrak Kara barusan menatap Kara sambil tersenyum sinis. "Kenapa marah? Gue gak sengaja," ucap Lesya.

"Gak sengaja lo bilang? Selalu itu aja yang lo jadiin alasan. Basi!" balas Kara.


Lesya menatap Kara dengan pandangan yang sulit di artikan. "Gue heran sama lo. Salah gue apa, perasaan sikap lo dari awal ke gue itu selalu sinis?" tanya Kara.

"Lo tahu. Gue benci sama lo!" pekikan Lesya mampu mengejutkan Kara.

"Dari awal gue liat lo. Gue udah benci sama lo!" lanjut Lesya menggebu.

"Apa karena lo suka Razel dan gue pacar Razel? Lo gak suka gue?" tanya Kara sambil balik menatap Lesya.

"Salah satunya itu," Kara mengerutkan kening.

"Tapi perlu lo tahu, gue gak suka Razel."

Kara tak paham. Lalu selama ini Lesya selalu menyuruhnya untuk putus dan menjauhi Razel itu karena apa?

Seakan tahu pikiran Kara. Lesya kembali berucap. "Gue sukanya Glen," mata Kara sukses membulat.

"Dari SMP gue suka dia. Tapi, apa pernah Glen liat gue barang sedikit pun?Enggak!" emosi Lesya langsung meluap.

"Glen sekolah di sini gue ikut. Itu karena gue cinta dia. Tapi, apa yang gue lihat. Glen justru sukanya sama lo!" Kara melongo. Jadi Glen beneran suka gue?

Kara bungkam. Lesya menatap Kara sinis. "Gue selalu nyuruh lo jauhin dan putusin Razel karena gue gak mau liat Glen sedih. Gue cinta dia tapi kalo dia cintanya elo gue bisa apa? Gue rela biarin Glen sama lo. Itu karena cinta gue tulus sama dia," ucap Lesya lirih. Kara diam membeku.


"Lo selalu pandang gue jahat. Padahal niat gue baik. Gue cuman mau liat orang yang gue sayang bahagia sama orang yang dia sayang."

"Dulu sahabat lo. Sekarang lo," gumam Lesya namun Kara masih bisa mendengarnya.

"Maksud lo?!" tanya Kara tak paham.

Lesya tertawa sinis. "Apa yang lo liat. Bukan berarti apa yang harus lo percaya. Dan apa yang lo percaya bukan berati apa yang sebenernya. Lo terlalu bego!" ucapan Lesya sungguh menohok hati Kara dan menambah kebingungan di diri Kara.


"Inget, yang menurut lo baik belum berarti beneran baik. Begitupun sebaliknya."

"Ini bukan urusan gue. Jadi gue gak mau untuk ikut campur. Tapi, gue yakin lambat laun lo bakalan tahu apa yang sebenarnya terjadi atau mungkin secepatnya?" setelah itu Lesya pergi meninggalkan Kara dengan tanda tanya besarnya.



Sepanjang menuju kelas tatapan Kara tampak kosong. Memikirkan semua ucapan Lesya. Yang entah kenapa ada dorongan besar dari diri Kara untuk mengetahui apa yang sebenernya tak ia ketahui.

Sesampainya di kelas Kara masih saja terdiam dengan pikirannya yang sudah traveling. Hingga tak terasa bel pulang kini sudah berbunyi. Kara tak berniat untuk beranjak dari duduknya dengan Abel dan Shasa yang sudah pamit pulang terlebih dulu.


Kara tak kuasa menahan rasa penasarannya. Hingga suara Echa menyapa pendengarannya. "Ra? Kenapa gak pulang?" tanya Echa.


Kara menggeleng, kemudian menelusupkan kepalanya. "Ra? Echa boleh tanya sesuatu?" Kara langsung menegakan tubuh.


My Annoying Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang