01 - Gibran Raffransyah

5.4K 404 500
                                    

Suara deru motor sport hitam yang menghancurkan keheningan di sekitar bangunan megah bertingkat itu kini berhenti tepat di depan gerbang hitam yang tidak terlalu tinggi namun tetap terlihat elegan diatas gerbang itu terdapat sebuah tulisan SMA Bina Bangsa.

Gibran membuka kaca helm fullfacenya lalu berbicara pada Pak Sholeh selaku satpam tanpa turun dari motornya.

"Pak buka gerbangnya!"

"Maaf nak kamu telat jadi kamu harus nunggu Pak Ferdi ke sini baru saya mau buka gerbangnya."

"Duh...sama orang kayak gitu aja bapak takut, udah deh mending nurut saya aja nanti saya traktir semua stan yang ada di kantin deh gimana?"

"Gak bisa ini sudah jadi peraturan sekolah," tolak Pak Sholeh, dia berusaha keras agar tidak tergiur dengan tawaran Gibran.

"Ya berarti bapak sudah melanggar peraturan sekolah."

"Loh kok bisa yang buat kesalahan itu kan kamu bukan saya."

"Ya jelas bapak lah yang salah udah tau saya telat bukannya di buka-in gerbang malah di suruh tetep di luar 'kan malah buat saya tambah telat itu namanya menghalangi siswa untuk menuntut ilmu"

"Oh iya ya benar juga kamu , ya udah saya buka-in gerbangnya dari pada saya di pecat gara-gara tidak mematuhi peraturan sekolah ya sudah silahkan masuk , belajar yg rajin ya," ucap laki-laki berseragam rapi itu seraya membuka pintu gerbang yang terkunci.

"Nah gitu dong pak dengan begini bapak sudah memberi contoh yang baik."

"Eits..tunggu dulu, traktirannya masih berlaku kan?"

"Gak, udah expired bapak kelamaan."

"Loh..." jawab Pak Sholeh penuh kecewa.

Namun Gibran tampak tak peduli, ia langsung melajukan motornya menuju lahan parkir yang berada di dalam sekolah.

"Pak Rafi seleranya rendah ya masa cari satpam yg mudah banget di bujuk," ucapnya dalam hati.

Setelah motornya terparkir rapi, Gibran mulai melepas helm fullfacenya dan seperti biasa lelaki itu akan melihat pantulan wajahnya di kaca spion sembari memuji dirinya sendiri.

"Gila ganteng banget gua njir," ujarnya sambil merapikan poni kebanggaannya. "Siapa dulu dong..."

"GIBRAN...!!!" bentak seseorang dari arah belakang.

"IYAA!" teriak Gibran menoleh ke sumber suara.

Pak Ferdi yang merupakan guru kesiswaan itu ternganga mendengar jawaban dari Gibran bukannya takut atau merasa bersalah, Gibran malah membalasnya dengan teriakan seakan bentakan Pak Ferdi menjadi sapaan baginya.

Perkenalkan dia Gibran, nama panjangnya Gibran Raffransyah Kafeel sama seperti anak nakal pada umumnya melanggar peraturan itu adalah hal biasa, menguji kesabaran guru sudah jadi hobinya.

Dan satu hal lagi bagi Gibran poni rambutnya harus selalu terlihat sempurna siapapun yang merusaknya maka satu pukulan adalah balasannya atau bahkan lebih.

Masih banyak hal tentang Gibran yang belum orang ketahui karena tidak ada yang bisa benar-benar mengenalnya dari satu pertemuan saja sebab Gibran itu berbeda.

GIBRAN RAFFRANSYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang