Nih yang kemarin belum sempet nonton trailer G I B R A N karena emang beberapa hari yang lalu ada sedikit masalah, ada beberapa part yg gak bisa dikomen dan video trailernya juga ilang makannya sempet aku up ulang waktu itu.
____________________
"Lo gila?!" berang Daniel sembari berdiri."Gak."
"Please lah Bran, jangan kaya gini lagi. Gua gak mau lo bikin keputusan yang salah untuk kedua kalinya," ucap Gilang.
"Keputusan yang salah lo bilang? Yang mana?!" balas Gibran sedikit membentak.
"Zavier, itu keputusan lo yang salah."
"Itu gak salah, Lang!"
"Bran, stop. Tenangin diri lo dulu, oke? Pikirin semuanya baik-baik karena gua tahu semenjak penyerangan di rumah Kyra emosi lo jadi gak stabil," kata Elvano mencoba memberi pengertian.
"Bener Bran, kalau lo gegabah kaya gini sama aja lo kasih kesempatan ke Priska buat menang, gua gak mau lo mati," imbuh Rizky khawatir.
Gibran tersenyum simpul, ia menatap satu-persatu sahabatnya. "Bagus dong kalo gua mati."
Mendengarnya membuat mereka semua tertegun bingung dengan Gibran yang makin hari, makin sulit untuk ditebak pola pikirnya.
"Bran sadar, Alghoz butuh lo! Semua sayang sama lo! Lo mau nyerah?" ucap Daniel.
"Gibran itu gak pernah nyerah, tapi gua... Gua capek Nil!"
Gibran menghala nafas kasar. "Apa gua sejahat itu sampe Tuhan gak ngasih ketenangan sama sekali? Terus ngapain gua hidup?! Gua cuma bikin masalah, semua orang benci sama gua! Kalo gua mati mungkin hidup kalian semua bakal aman-aman aja."
"Itu mungkin kan, Bran?" ucap Daniel membuat Gibran menatap ke arahnya.
"Kalau nyatanya itu semakin memperburuk keadaan, apa lo gak bakal merasa bersalah setelahnya? Gak semua masalah bisa selesai kalau lo mati!"
Gibran diam sesaat sebelum akhirnya kembali membuka suara. "Gua gak peduli, yang gua mau Priska mati atau gua yang mati!" ujar Gibran lalu pergi begitu saja.
Daniel dan yang lainnya pun segera menyusul Gibran yang entah akan pergi kemana.
"Kalian semua tetep siaga!" teriak Daniel pada semua anggota Alghoz kemudian segera melajukan motornya meninggalkan markas.
🔥🔥🔥
Suara dering telfon berhasil mengganggu tidur pulas pemiliknya. Lelaki itu terbangun dan menguap lebar, ia mengernyit heran saat melihat nama kontak yang menelfonnya.
"Why?"
"Bang...gawat! Bang Gibran nekat mau nyerang Priska sendirian!"
Ia sedikit terkejut mendengarnya namun tidak lama kemudian kembali tenang. "Terus hubungannya sama gua apa, tolol!"
"Susulin lah bang! Yang lain udah ngehalangin tapi bang Gibran tetep keras kepala."
"Gak ada hubungannya sama gua, lagian lo bukan anak buah gua lagi, gua bukan bagian dari Alghoz, ngapain lo telfon gua!" kesalnya kemudian langsung memutuskan panggilan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIBRAN RAFFRANSYAH
Acción"Biarin gua jadi pembunuh, Ra." Kehidupan remajanya penuh tantangan, air mata dan luka akibat tragedi yang menimpa keluarganya. Membuatnya menjadi remaja nakal yang pantang di atur, tidak kenal takut dan akrab dengan berbagai rasa sakit. Berusaha me...