Rizky masuk ke dalam markas dengan wajah kusut. Dia berjalan cepat menuju lemari untuk mengambil cemilan yang mungkin bisa mengembalikan moodnya.
"Eh copot sate tikus," latah Gilang sambil melemparkan snack dipelukannya pada Rizky.
'Kreskk'
"Dasar kebo! Bikin gua kaget aja, jajan gua jadi jatuh semua untung belum gua buka."
"Huaaa babang Gilang....." rengek Rizky tiba-tiba sambil menghentak-hentakkan kakinya. "Gua habis di tampol."
"Sama siapa?"
"Sama cewek."
"Ya siapa namanya curut."
"Nggak tahu gua lupa."
"Lah..lo masih waras kan?"
"Ya iyalah."
"Kebanyakan cewek sih lo sampek lupa namanya. Lo ketahuan?"
Rizky mengangguk sebagai jawaban.
"Oh."
"Kok cuma 'Oh'?" ucap Rizky sambil melihat Gilang yang mengambil snacknya yang terjatuh.
"Makanya tobat jangan jadi playboy terus," ucap Gilang sambil berjalan menuju sofa dan diikuti Rizky dibelakangnya.
"Masa berlakunya belum habis Lang."
"Lo kira makanan."
"Bukan makanan tapi barang asuransi."
"Berarti dicoba dulu kalau gak bagus di kembaliin gitu."
"Iya hehe..." jawab Rizky dengan cengirannya.
"Tawa aja terus tadi mewek sekarang seneng. Gua penasaran ada berapa banyak setan yang ada didalam tubuh lo."
"Eh..dasar lo."
"Dahlah gua males ngurusin cowok playboy mending gua makan."
"Nyicip juga dong," ucap Rizky sambil membuka salah satu bungkus snack.
Gilang merebut bungkus snack ditangan Rizky. "Ets..enak aja ambil sendiri sono ini jatah gua."
"Jatah..jatah..kemarin lo udah ngabisin stok makanan ya terus hari ini juga dasar perut karet!"
"Lo tuh harusnya bersyukur karena gua udah bantuin program diet lo biar bisa sixpack kayak Gibran."
"Lo juga diet dong biar gak ngabisin makanan."
"Yee..gua mah beda sama lo curut meskipun gua makan banyak tapi gua nggak pernah bisa gemuk sedangkan lo makan banyak langsung kayak sumo," kata Gilang sambil melembungkan pipinya.
"Sembarangan," kesal Rizky seraya melempar lipatan jaketnya tepat di wajah Gilang.
"Ini fakta kebo."
"Oh sekarang lo panggil gua kebo ya."
"Lo kan emang kaya kebo hobinya tidur dimana saja dan kapan saja."
"Serah lo lah."
"Ciee..dedek manis ngambek nih."
"Paan sih lo!"
"Eh..dedek gak boleh kasar."
"Suka-suka gua lah!"
"Yaudah nih dedek aja yang makan jajannya babang Gilang ngalah."
"Halah PHP."
"Enggak kok kan babang Gilang beda sama dedek. Babang Gilang kan setia sedangkan dedek enggak."
Dengan ekspresi wajah yang masih cemberut Rizky mengambil salah satu snack yang tergeletak di meja depannya.
"Makasih babang," ucap Rizky yang mulai mengubah ekspresi dan juga cara bicaranya menjadi sedikit manis.
"Udah-udah gua capek sok manis sama lo mending gua luluran aja."
"Bwahaha..kaya cewek aja lo Lang luluran segala."
"Emang cowok nggak boleh perawatan apa?"
"Ya boleh sih."
"Yaudah."
"Eh Lang btw yang lain pada kemana kok sepi."
"Gibran lagi sama Kyra, Daniel lagi beli seblak buat makan-makan disini, Zavier lagi ada urusan percintaan, Elvano di rumah sakit katanya sih ada jadwal pengobatan kalau Naufal gua nggak tahu dia kemana soalnya handphonenya gak aktif dari kemarin gua juga gak tahu biasanya dia suka main kemana."
"Zavier ada urusan percintaan? Percintaan apa?"
"Deketin mbak-mbak yang punya warnet di deket rumahnya."
"Oh kalau nggak salah namanya Bunga ya."
"Ya."
"Pantang menyerah ya tuh anak."
"Iya capek jomblo katanya, yaudah gua mau luluran dulu sebelum seblak yang dibawa Daniel memanggil."
"Hilang sudah kesangaran lo Lang gara-gara luluran."
"Perawatan itu penting."
"Sekalian pakai skincare pagi dan malam."
"Iya pakai uang lo ya. Uang gua kan buat beli skincarenya Arsya."
"Ogah."
"Pelit!"
"Bukan pelit tapi menghemat."
"Yaudah habis ini jangan harap gua mau nolongin lo dari para korban lo nanti ya."
"Eh..jangan gitu dong babang Gilang kan baik ganteng lagi."
"Gua kan juga mau berhemat. Lo hemat uang gua hemat tenaga," ujar Gilang lalu berjalan pergi keluar markas hendak pulang sebentar.
"Dasar perut karet!"
"Jangan ngatain gua lo Riz!" sahut Gilang dari arah luar.
"Telinga lo jangkauan pendengarannya luas banget sih Lang."
🔥🔥🔥
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
GIBRAN RAFFRANSYAH
Ação"Biarin gua jadi pembunuh, Ra." Kehidupan remajanya penuh tantangan, air mata dan luka akibat tragedi yang menimpa keluarganya. Membuatnya menjadi remaja nakal yang pantang di atur, tidak kenal takut dan akrab dengan berbagai rasa sakit. Berusaha me...