11 - Jatuh Cinta?

783 96 74
                                    

"Rumah siapa nih?" ucap remaja lelaki yang masih setia duduk di jok motornya.

Dia menghentikan laju motornya di sebrang jalan sebuah rumah bertingkat satu yang memiliki halaman cukup luas, dia menghentikan motornya tepatnya di samping sebuah mobil yang memang dia gunakan untuk bersembunyi.

Rumah bertingkat satu itu dijaga ketat oleh para pria yang berwajah sangar membuatnya heran untuk apa lelaki yang diikutinya tadi itu masuk ke dalam sana.

Setelah satu jam menunggu, remaja lelaki yang tadi diikutinya keluar dari rumah itu, dia langsung memalingkan wajahnya agar tidak ketahuan.

Setelah motor yang dikendarai remaja lelaki tadi melaju meninggalkan pekarangan rumah, dia kembali memperhatikan rumah itu lalu memperhatikan sekelilingnya.

"Oh gua tahu harus apa," ujarnya sambil tersenyum.

Dia segera merogoh saku celananya mengambil benda pipih yang canggih, jari jemarinya tampak menari mengetik beberapa huruf setelah itu dia menekan tombol telfon.

"Ayah..."

"Ya ada apa? Kenapa kamu tiba-tiba telfon? Apa dirumah ada masalah?"

"Tidak, aku ingin tinggal di apartemen."

"Memangnya kenapa kalau kamu di rumah saja?"

"Tetangga di sana sangat mengganggu yah, mereka terus saja berbicara, berteriak, membuatku tidak bisa konsen belajar untuk persiapan ujian, aku butuh tempat yang nyaman bagiku untuk sementara."

"Kamu benar juga terkadang ayah juga merasa terganggu apalagi dengan tetangga baru kita yang selalu masuk ke rumah tanpa izin lalu sering kali bergosip, yasudah kamu ingin tinggal di apartemen mana?"

"Aku ingin apartemen yang ada di jalan merdeka nomer empat karena jendela apartemennya mengarah ke pemandangan kota yang indah, aku pikir itu bisa membuatku nyaman dan tenang."

"Baiklah akan ayah urus."

"Thanks yah, aku tunggu kabar baiknya."

"Apapun akan ayah lakukan untuk putra ayah ini."

"Ayah memang bisa diandalkan."

Sambungan telfonnya diputus, sebuah senyuman terukir di wajahnya.

"Udah gua bilang kan gua gak akan biarin lo menang. Kalau yang lain gak bisa dipercaya biar gua aja yang ngelindungin Gibran," gumamnya.

🔥🔥🔥

Pagi yang cerah untuk mengawali hari yang baru, hari ini SMA Bina Bangsa mengadakan parade eskul dimana setiap eskul akan memilih salah satu anggotannya untuk memperkenalkan sekaligus memperagakan kegiatan eskulnya masing-masing agar siswa baru bisa langsung paham.

Kyra, Diyah dan Dita memilih duduk di bawah pohon yang rindang karena memang saat itu cuacanya sangat panas.

"Ra, kamu tahu gak kalau kak Gibran sama teman-temannya ngewakilin eskul basket jadi nanti mereka bakalan tampil," ucap Diyah.

"Aku baru tahu dari kamu, kamu tahu dari mana?"

"Kuping aku kan ada dimana-mana," jawab Diyah sambil terkekeh.

"Yaudah nanti aku bakal semangatin Kak Gibran meskipun nanti aku sendirian."

"Gak mungkin kamu sendirian lihat aja nanti pasti banyak yang nyemangatin alias saingan kamu banyak," ujar Dita.

"Iya secara Kak Gibran dan teman-temannya itu udah di anggap artis di sini, fansnya banyak," timpal Diyah.

"Ya kalian semangatin aku dong biar gak menyerah buat dapetin hati Kak Gibran."

GIBRAN RAFFRANSYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang