23 - Siapa Dia?

299 34 14
                                    

Yipiyyy...triples up✨
Ramein kuy! Dengan koment sebanyak-banyaknya. Berikan energi positif kalian❤

____________________________

Seorang remaja lelaki dengan pakaian santainya serta topi hitam yang selalu ia pakai menapaki anak tangga untuk menuju ke sebuah ruangan tempat bosnya berada.

Disepanjang koridor rumah berdiri beberapa pria yang siap berjaga dua puluh empat jam demi melindungi pemimpin mereka.

Remaja lelaki itu baru membuka pintu ruangan bosnya tapi ia sudah dapat mendengar omelan dari wanita itu yang tentu saja menyungut emosinya.

"Gua 'kan udah bilang jangan gegabah!" murka seorang wanita yang tengah duduk dikursinya.

"Lo nggak usah ikut campur! Lagian waktu itu gua udah mau menang," jawab remaja lelaki dihadapannya yang tidak mau disalahkan.

"Lo jangan lupa ya! Kalau nggak ada gua yang ngelindungin lo, peluru Alghoz pasti udah berhasil ngelumpuhin lo sebelum lo nembak Gibran."

"Lo tuh kelamaan. Terlalu banyak bikin rencana. Gua udah nggak tahan lagi, gua nggak rela kalau Gibran hidup bahagia dan tenang!"

Wanita yang lengannya diperban itu menarik sudut bibirnya memperlihatkan senyuman sederhana.

"Dasar bodoh! Semua itu butuh proses, butuh persiapan susah buat ngalahin Gibran dengan cara lo yang kekanak-kanakan itu. Selemah apapun Gibran pas lo serang dia nggak akan pernah mau nyerah."

"Jadi sekarang lo lebih bela Gibran daripada rekan lo!"

"Gua nggak bela dia sama sekali, gua cuma pengen lo sadar sama kebodohan lo itu!"

'Pyarr'

Suara barang yang pecah itu membuat pertengkaran mereka terhenti. Remaja yang memakai hoodie itu pun segera berlari menuju sumber suara.

Ia membuka kunci pintu dan masuk secara terburu-buru. Seorang remaja yang sebaya dengannya telah melemparkan gelas minumannya hingga pecah berkeping-keping.

Kini remaja yang dipasung itu tengah memegang satu kepingan kaca meletakkannya di pergelangan tangan berencana untuk membuat luka yang dalam disana.

"LEPAS!" teriaknya memberontak saat tangannya dipegang erat membuatnya melepaskan kepingan kaca yang dipegangnya.

"LO GILA HA?! JANGAN NGELAKUIN INI!"

"APA PEDULI LO! GUA NGGAK GUNA MAU HIDUP ATAU MATI PUN NGGAK ADA BEDANYA."

"GUA PEDULI SAMA LO! KARENA LO SAUDARA GUA."

Remaja yang dipasung itu tersenyum kecut ia menatap lekat mata orang dihadapannya. "Saudara?"

Ia terdiam sebelum kembali melanjutkan perkataannya dengan nada yang meninggi.

"SAUDARA LO BILANG! COBA LO FIKIR SAUDARA KANDUNG MANA YANG TEGA NYIKSA SAUDARANYA SENDIRI BANGSAT!"

"Iya gua tahu, gua salah tapi ini nggak akan selamanya setelah gua berhasil bunuh Gibran lo bisa ngejalanin hidup lo seperti semula lagi."

"Gua nyesel punya saudara kaya lo! Orang tua kita disana pasti kecewa sama lo yang lebih mementingkan dendam daripada keluarganya sendiri. Harusnya lo sadar, lo nggak berhak nyalahin Gibran untuk semua yang lo alami."

"Gibran emang salah. Dia pengecut! Dia lemah buat apa lo terus ngebela dia harusnya lo bela gua!"

"Kalau Gibran lemah gua yakin lo udah bunuh dia dari lama tapi nyatanya lo selalu gagalkan? Gua juga akan bela lo kalau yang lo lakuin itu benar tapi nyatanya kelakuan lo itu salah."

"Ah..udahlah percuma ngomong sama lo nggak ada gunanya."

Remaja itu pun bangun dari duduk jongkoknya lalu berjalan meninggalkan saudaranya. Saat tangannya memegang gagang pintu untuk keluar, kalimat yang  dilontarkan saudaranya membuatnya berhenti sejenak.

"Lo nggak pantes ada di Alghoz! Lo nggak pantes jadi sahabat Gibran! Lo nggak pantes dapat perlakuan baik dari Gibran! Kalau lo sampai ngehancurin Alghoz dan nyakitin mereka juga Gibran, gua nggak akan tinggal diam!"

Remaja itu berpaling dan menatap lawan bicaranya. "Sayangnya gua udah mau ngelakuin itu bahkan tanpa gua rencanain mereka udah hampir terpecah dan lo apa yang bisa lo lakuin? Mau bunuh gua? Inget ya meskipun lo bebas dari sini gua yakin lo nggak akan bisa jalan terus gimana caranya lo bunuh gua? Saudara lo sendiri."

"Gua bisa! Gua bisa bunuh lo!"

"Kalau gitu gua bunuh lo duluan, simple kan?"

Remaja itu pun pergi keluar dan mengunci pintu ruangan itu kembali.

🔥🔥🔥

"Nggak..nggak...ini nggak mungkin! Tapi mereka..."

'Tok...tok...tok'

Suara ketukan pintu itu membuyarkan lamunanya. Ia membuka pintunya masih dengan sikap bingung berbagai pertanyaan berputar dikepalannya membuatnya tidak sadar kalau ia sedang diajak bicara.

"Lang? Woy!!"

"Ha?!" jawab Gilang setelah sadar karena teriakan sahabatnya itu.

"Daritadi gua panggil bengong mulu mikirin apa sih lo! Mikirin Arsya ya?" goda Elvano.

"Nggak, Van gua tadi lihat ke cendela ruangan atas rumah itu pakai teropong yang gua punya."

"Terus lo lihat apa?"

"Lo..lo harus lihat sendiri!"

Elvano berjalan menuju teropong dan mengarahkannya ke cendela atas rumah yang berada tidak jauh dari apartemen Gilang.

"Ini...ini beneran?" ujar Elvano yang kebingungan tidak percaya dengan penglihatannya. "Tapi tadi lo lihat dia juga nggak di ruangan itu?"

"Iya gua lihat dan gua lihat tadi orang itu sempet mau bunuh diri."

"Apa mungkin mereka? Tapi selama ini dia nggak pernah bilang apa-apa."

"Kali ini kita harus bener-bener waspada gua rasa setelah penyerangan malam itu kita bakal lebih sering dalam bahaya terutama Gibran."

"Gini aja Lang kita bagi tugas. Lo fokus aja sama dia, lo perhatiin gerak-geriknya sedangkan gua bakal fokus sama Gibran kalau lo punya info tentang apa yang bakal dia lakuin lo kasih tahu gua biar gua bisa waspada."

"Oke. Kalau yang lain gimana?"

"Mereka bisa jaga diri lagian gua yakin dia pasti bakal lebih fokus ke Gibran. Ah...iya gua lupa Kyra gimana?"

"Oh iya Kyra pasti bakal diincar juga."

"Kayanya kita harus kasih tahu yang lain."

"Jangan dulu, kalau kita kasih tahu mereka terus sikap mereka semua beda sama tuh anak bisa-bisa dia malah curiga dan kita bisa gagal."

"Dia siapa?"

Ujar seseorang yang sudah berada di ambang pintu. Gilang dan Elvano yang terlalu fokus berdiskusi di dekat cendela apartemen membuat mereka berdua tidak menyadari kehadiran orang itu.

"Daniel?" ucap mereka bersamaan dengan ekspresi terkejut.

🔥🔥🔥

TBC

GIBRAN RAFFRANSYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang