28 - Mulai Gelisah

261 29 23
                                    

"Makasih ya Kak udah di anterin pulang," kata Kyra setelah turun dari motor Gibran.

Gibran mengangguk sebagai jawaban. "Nggak di tawarin masuk nih?"

"Ah..iya, ayo masuk dulu."

"Nggak deh makasih, gua ada latihan basket habis ini."

"Terus tadi ngapain minta di tawarin?"

"Ya..pengen aja."

"Mulai nyebelin deh."

"Dari dulu udah kaya gini."

"Kyra pulang sama siapa nak?" seru Tina yang baru keluar dari rumahnya mungkin ia mendengar suara deru motor Gibran.

"Loh...ada Gibran juga ternyata. Ayo masuk dulu," ucap Tina seraya menghampiri Gibran dan Kyra.

Sementara Gibran segera turun dari motornya untuk sekedar mencium punggung tangan Tina. "Kapan-kapan aja bu, saya ada latihan basket habis ini."

"Oh..yaudah, kapan-kapan kalau ada waktu mampir ya nanti ibu masakin makanan yang enak-enak," ujar Tina tersenyum lebar sambil menunjukkan jempol tangannya.

"Iya bu, berasa jadi tamu spesial nih."

Mereka bertiga tertawa bersama hingga raut wajah Tina berubah khawatir seketika saat menyadari seragam yang di pakai putrinya basah.

"Loh Kyra seragam kamu kok basah terus ini jaketnya siapa yang kamu pakai ibu nggak pernah tahu jaket ini," ujar Tina lalu beralih melihat Gibran mencoba meminta penjelasan tapi betapa terkejutnya ia karena keadaan Gibran tidak berbeda jauh dengan Kyra.

"Loh..seragam Gibran juga, kalian ini kenapa? Kehujanan? Tapi tadi panas kok kalian habis dari mana?"

"Biar Kyra aja bu yang ceritain, kalau Kak Gibran yang cerita nanti kelamaan bisa-bisa telat lagi latihannya."

"Yaudah tapi nanti ceritanya secara rinci ya nggak boleh ada yang di sembunyiin."

"Iya ibuku sayang."

"Mmm..kalau gitu saya pamit ya bu," ujar Gibran lalu naik ke atas motornya.

"Eh..bentar Bran, tadi ibu bikin kue kering kamu bawa ya buat bekal pas latihan sama temen-temen kamu nanti."

"Nggak usah repot-repot bu," tolak Gibran dengan sopan, Kyra yang melihat itu hanya tersenyum jarang sekali kan melihat Gibran menjadi sopan dan penurut.

"Enggak, ngerepotin darimananya sih. Udah kamu tunggu aja nggak lama kok," ujar Tina lalu segera masuk ke dalam rumah.

Kini di pekarangan rumah hanya ada Gibran dan Kyra. Pandangan Gibran tidak beralih sama sekali dari Kyra sementara gadis itu hanya menunduk membuat Gibran melakukan hal yang sama dengannya.

"Lo lihat apa sih Ra?" tanya Gibran seraya ikut melihat ke bawah.

"Ha," sahut Kyra yang mulai menatap Gibran.

"Ada apa di bawah sampai lo nganggurin cogan kaya gua?"

"PD!"

"Oh..gitu ya, gua sumpahin lo ya..nanti kangen sama gua."

"Maksa!"

"Tadi lembut banget pas ditolongin sekarang sok jadi cewek judes, nggak cocok. Lo itu udah ditakdirin jadi cewek yang lembut terus jadi pasangan gua yang tukang gelud."

"Emang aku mau sama Kak Gibran."

"Mau, cuman lo nya aja yang nggak mau ngaku."

"Ibu...." panggil Kyra seraya berlari kecil masuk ke dalam rumah, terlalu lama berduaan dengan Gibran akan membuatnya gugup dan salah tingkah.

GIBRAN RAFFRANSYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang