33 - Deket Sama Camer

284 34 47
                                    

Kyra, gadis manis penyuka es krim itu tengah berada di ruang tamu keluarga Kafeel. Orang tua Gibran tidak menyia-nyiakan kehadiran Kyra di sana, mereka selalu mengajak gadis itu membahas banyak hal contohnya saja tentang masa kecil Gibran seperti saat ini bahkan leader Alghoz yang selama ini anti terabaikan kini malah seperti tidak di anggap kehadirannya.

"Aduh Ra, Gibran pas kecil itu pecicilan nggak bisa diem sampai papa sama mama sering di tegur tetangga perkara Gibran sering buat anaknya nangis," curhat Risa.

"Hm..iya, bener banget satu-satunya temen Gibran dari kecil yang awet sampai sekarang ya Daniel itu yang lain cuma tahan beberapa hari karena Gibran itu nakal, suka usil meski udah di marahin tetep aja di lakuin lagi," tambah Akbar.

"Dan lebih nyebelinnya lagi kalau dia di tegur sama orang lain malah di jawab balik, pernah Ra waktu kita nginep beberapa bulan di rumah nenek, Gibran bolak-balik jatuh dari pohon jambu."

"Kok bisa ma?"

"Iya, soalnya Gibran suka banget nyolong jambunya tetangga nenek sampai sering jatuh pas manjat ya sama Daniel itu deh, partner setianya dimana ada Gibran selalu ada Daniel untungnya yang punya pohon nggak marah tapi papa jangan di tanya udah pasti langsung ngehukum Gibran."

"Ya biar kapok ma, kalau nggak gitu malah makin parah meski nyatanya masih tetep aja. Papa sampai bingung Gibran itu takutnya sama apa, udah di marahin sampai di gepuk, udah papa ancam segala macem ya tetep aja," keluh Akbar yang tengah menceritakan perjuangan merawat dan mendidik Gibran selama ini.

"Aku tahu apa yang di takuti Gibran sekarang," ujar Indra.

"Apa emangnya?" tanya Risa.

"Ya udah pasti takut kehilangan Kyra dong mbak," jawab Indra sembari tertawa.

"Oh..iya," ucap Risa sambil menyentuh kepalanya. "Gimana Kyra, udah di bilangin apa aja sama Gibran atau di kasih apa gitu biar kamu nggak pergi."

"Apa sih mama kepo," sahut Gibran.

"Apa sih Bran, mama kan nanyanya ke Kyra bukan kamu."

"Habis dari tadi ngejelekin Gibran mulu, sekali-kali omongin kebaikan Gibran ke Kyra gitu kek." protes Gibran sembari memanyunkan bibirnya.

"Oh, utututu.....anak mama ngambek, maafin mama deh jangan manyun gitu dong nggak malu apa sama Kyra hm?" bujuk Risa.

"Gibran malu? Udah tahun berapa ini sampai-sampai Gibran yang nggak kenal takut plus nggak tahu malu ini bisa berubah?" heran Akbar yang berhasil membuat Gibran semakin kesal.

"Astaga papa jangan gitu dong kan kasihan anak mama ini," ucap Risa sembari mencubit kedua pipi Gibran gemas.

"Wah, gimana mas Akbar ini baru pulang dari rumah sakit udah bikin Gibran ngambek. Harusnya di sayang dong kan udah lama nggak ngobrol," kata Indra kini Akbar benar-benar di keroyok.

"Iya, iya. Giliran aku yang ngatain Gibran semua pada protes," kesal Akbar.

Semua yang ada di sana tertawa melihat tingkah papa dan anak yang kompak itu setelahnya mereka memutuskan untuk makan siang bersama lalu menghabiskan waktu dengan menonton bersama sembari bertukar cerita.

Gibran juga sempat bercerita tentang perceraian kedua orang tua Kyra karena tidak mungkin gadis itu akan menceritakannya sendiri secara mudah sedangkan dalam situasi seperti ini Akbar dan Risa harus mengetahui lebih banyak tentang Kyra.

🔥🔥🔥

Pagi ini kelas Kyra kedapatan mata pelajaran olahraga, seperti biasanya mereka akan mengenakan seragam olahraga berwarna putih-orange dan berkumpul di lapangan.

GIBRAN RAFFRANSYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang