53 - Keputusan

70 6 0
                                    

"Besok gua bakal bongkar semuanya, udah terlalu lama rahasia ini ketutup. Sebagai wakil Alghoz, gua gak sudi ada sampah kaya dia."

Kedua tangan Daniel mengepal kuat, semua luka yang telah didapatnya dan juga teman-temannya seakan-akan mulai menggores kembali hatinya.

Remaja lelaki yang terbaring di atas brankar itu pun menatap Daniel dengan rasa bersalah. "Maafin gua Nil, gua terlalu lemah sampai biarin semua ini terjadi."

"Sebenarnya gua kecewa, kenapa lu gak pernah ngasih tau soal itu ke kita? Seandainya kita semua tahu hal kaya gini mungkin aja gak akan terjadi."

"Waktu itu emang ada alasan yang buat gua terpaksa nutupin dan sekarang gua nyesel."

Daniel menghela nafas pelan. "Semua udah terjadi yang perlu kita lakukan cuma bongkar semuanya aja."

Lelaki itu mengangguk menyetujui. "Gua pengen ketemu Gibran. Hari ini ulang tahunnya kan," ucapnya tersenyum tipis.

🔥🔥🔥

Gibran berjalan cepat memasuki markas setelah mengantarkan Kyra pulang ia segera menuju ke markas Alghoz setelah mendapat pesan dari Gavin bahwa Gilang dan Naufal dibawa kabur ke markas karena dokter belum mengizinkan mereka untuk pulang.

Sesampainya di sana, mereka semua tengah berkumpul sembari menikmati kue ulang tahun sembari minum soda.

"Eh ini yang ulang tahun udah dateng. HBD bro!" ucap Gavin sembari mengunyah.

Tentu saja Gibran heran, dia merasa belum dirayakan tapi teman-temannya itu malah sudah menikmati kuenya duluan.

"Lu semua pada gak jelas, mana ada makan kue dulu baru ngucapin seharusnya tuh disambut di depan sambil bawa kuenya terus baru makan bareng," protes Gibran sembari berjalan mendekat.

Zavier yang mendengarnya pun tertawa. "Lama lu Bran, dah laper kita habis nyelesain misi bawa Gilang sama Naufal kabur."

"Lagian yang nyuruh kabur siapa ha?"

"Mereka berdua tuh yang minta."

Gibran mengambil sepotong kue lalu melahapnya. "Ini kue dari siapa?"

"Zavier, bawa banyak dia dah di bagiin ke anggota yang lain. Yang di meja ini khusus buat kita-kita aja," ujar Daniel.

"Lu inget gak Bran perkara chat di handphone gua yang lu curigain sampe gua hampir keluar dari Alghoz? Chat itu tujuannya buat ini, sebenarnya ada yang lain tapi berhubung kondisinya lagi kaya gini jadi gua ambil kuenya aja," jelas Zavier.

Gibran tertawa pelan. "Haha...ada-ada aja lu Vir, thanks ya tapi btw hari ini gua dapat kado paling the best, istimewa banget deh pokoknya."

"Apaan tuhhh?" ujar Zavier antusias.

"Gua sama Kyra jadian."

Mendengar itu mereka semua lantas terdiam seperti halnya video yang tengah terpause.

"Dannnnnn gua yakin kalian pasti nggak nyangka, ini plot twist banget sih. Kyra yang nembak gua!" imbuh Gibran penuh semangat.

Mereka semua sama-sama ternganga tidak menyangka dengan berita seperti ini. Kyra, gadis yang dikenal kalem tiba-tiba langsung berubah saja.

"UWOHHH!" ungkap Zavier sembari menunjuk Gibran berulang kali, ia sampai tidak bisa berkata-kata lagi.

Prok... Prok... Prok

Gavin bertepuk tangan sembari menggeleng pelan. "Nggak nyangka gua sumpah deh, akhirnya resmi juga."

"Dia bilangnya gimana Bran?" tanya Daniel penasaran.

"Dia bilang gini, Ayo Pacaran! Gituuu!!!! Kalian bayangin gak sih sekaget apa gua kek ha? eh? wow? kejutan apa lagi ini? Kek gimana ya bingung anjir."

Gibran yang biasanya irit bicara dan stay cool tiba-tiba sekarang malah terlihat antusias sekali, lelaki itu juga mendadak berubah. Gibran itu memang tidak bisa diprediksi.

"Wow banget ya bang," kata Naufal sembari terkekeh.

"Parah sih gua juga nggak nyangka tapi selamat ya Bran," ucap Gilang.

"Berarti sekarang harusnya kita nggak ngerayain ulang tahun Gibran doang dong tapi ngerayain hari jadiannya juga, setuju gak?!" ujar Daniel sedikit berteriak mereka semua pun menyetujuinya.

"Lu harus syukuran sih," celetuk Zavier. Mereka semua pun tertawa mendengarnya.

Gibran beranjak dari sofa mendadak raut wajahnya berubah serius. Mereka semua pun juga bungkam seketika.

"Tapi gua nggak mau ada gangguan lagi, gua udah ambil keputusan. Besok Alghoz bakal nyerang Priska habis-habisan!"

"Berarti ngebongkar rahasia itu besok adalah waktu yang tepat," kata Daniel dalam hati.

"Kalau gitu kita harus persiapin semuanya mulai dari anak buah masing-masing divisi dan apa aja strateginya kan Bran?" tanya Rizky memastikan.

Gibran mengangguk cepat. "Lu berdua cukup arahin anak buah kalian, kondisi kalian masih nggak memungkinkan," ucap Gibran yang ditujukan kepada Gilang dan Naufal namun mereka berdua menggeleng bersamaan.

"Gak bisa gitu Bran, sebagai bagian dari Alghoz kita harus tetep ikut," elak Gilang, Naufal pun juga menyetujuinya.

Zavier, Gilang, Rizky, Naufal, dan Elvano mereka mulai sibuk mempersiapkan anak buahnya masing-masing sementara Gibran, Gavin, dan Daniel tengah memikirkan strategi untuk keesokan hari.

🔥🔥🔥

TBC

Dah mendekati ending banget nihhh, bantuin share kalau kalian suka GIBRAN ya, maaci

GIBRAN RAFFRANSYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang