Tania mendorong Kyra dengan keras hingga ia jatuh tersungkur. Kini mereka sedang berada di lapangan basket.
Karena bel pulang sudah berbunyi sekitar tiga menit yang lalu setelah mereka keluar dari kelas Kyra, jadi banyak yang melihat kejadian itu saat melewati lapangan basket untuk menuju gerbang sekolah.
"Sini berdiri lo!" ujar Tania lalu menarik tangan Kyra kasar membuat Kyra segera bangkit.
"Aaaww..." teriak Kyra karena Tania yang tiba-tiba menarik rambutnya.
Tania tersenyum miring. "Sakit?" Kyra hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Rasain!" ujar Tania seraya menarik kembali rambut Kyra membuat pemiliknya meringis kesakitan.
"Makannya jangan jadi cewek murahan!!!"
"Kakak ada dendam apa sih sama aku?" tanya Kyra seraya menahan rasa sakit pada kepalanya.
"Gua nggak suka ya lihat lo deket-deket sama Gibran! Dasar murahan!" ucap Tania lalu berhenti menarik rambut Kyra.
"Maaf."
'Plak'
Tania menampar Kyra cukup keras membuat Kyra kembali meringis seraya memegang satu pipinya yang terkena tamparan.
"Kata maaf lo nggak guna! Yang perlu lo lakuin lo cuma harus ngejauhin Gibran, jangan deket-deket! Karena Gibran itu."
'Plak'
"Milik gua!"
'Plak'
"Cewek murahan kaya lo nggak pantes bersanding sama Gibran!"
Kyra mendapat tamparan secara bergantian pada kedua pipinya di setiap kalimat pedas yang di lontarkan Tania padanya.
"Ini masih permulaan Kyra."
"Maafin aku Kak, aku nggak tahu kalau Kak Gibran udah punya pacar."
"Halah..nggak usah cari-cari alasan lo!" Tania melirik ke arah dua temannya memberikan sebuah isyarat.
Mira dan Zahra mengangguk paham mereka mengambil selang yang digunakan untuk menyiram taman lalu memasangnya di salah satu kran.
Zahra menyerahkan selang yang mengalirkan air itu pada Tania. Tanpa rasa kasihan Tania menyiram Kyra sementara Kyra hanya bisa menghadangnya dengan kedua tangannya meski sebenarnya itu tidak bisa melindungi tubuhnya agar tidak basah kuyup.
Rasa sakit di kepala dan pipinya masih terasa dan sekarang ia harus menerima perlakuan seperti ini.
Apa dia benar-benar murahan? Tapi ia benar-benar tidak tahu kalau Gibran sudah mempunyai kekasih.
Kenapa kakak kelasnya ini tidak mau bicara baik-baik daripada harus memperlakukannya seperti ini. Malu dan sakit yang Kyra rasakan saat ini.
"Mampus! Basah kuyup kan lo sekarang!" ujar Tania seraya tertawa puas begitupun dengan Mira dan Zahra.
Semua siswa-siswi yang menonton kejadian itu justru malah asik merekamnya tidak ada seorang pun yang berniat membantu Kyra. Cewek polos nan kalem yang ditindas habis-habisan oleh kakak kelasnya itu hanya bisa pasrah.
Kini Kyra sudah basah kuyup tapi Tania masih belum puas menyiramnya hingga sebuah tubuh tegap melindunginya dari belakang membuat siraman air itu mengenai punggung orang yang saat ini melindungi Kyra.
Gibran memeluk erat tubuh Kyra dari belakang melindungi Kyra yang sudah basah kuyup. Tania yang menyadari hal itu seketika berhenti melakukan aksinya.
Gibran membuka matanya perlahan ketika tidak merasakan dinginnya air lagi ia melihat Kyra yang berdiri kaku sepertinya dia benar-benar terkejut saat mendapat pelukan secara tiba-tiba dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIBRAN RAFFRANSYAH
Acción"Biarin gua jadi pembunuh, Ra." Kehidupan remajanya penuh tantangan, air mata dan luka akibat tragedi yang menimpa keluarganya. Membuatnya menjadi remaja nakal yang pantang di atur, tidak kenal takut dan akrab dengan berbagai rasa sakit. Berusaha me...