Dia Tampan

10K 947 44
                                    

🌃🌃🌃🌃
Seperti yang Jennie janjikan, malam ini Jennie akan menuju ke kediaman Tuan Kim itu. Karena menurutnya, pergi ke kantornya akan terasa aneh dengan kegiatan kegiatan konglomerat yang mungkin akan memandang aneh gadis dengan beralas sedal jepit dan sweater kesayangannya, Jennie.

Menurut informasi Google, Rumah tuan Kim ini letaknya hanya beberapa kilometer saja dari apartemen miliknya. Cukup dengan Taxi dia akan sampai menuju kediaman Tuan Kim.

Lantas, Jennie segera memanggil Taxi di malam yang gelap dan dingin ini. Toh, kemauannya.

"Tolong antar saya ke kediaman Tuan Kim." Ujar Jennie dilanjut dengan menyebutkan alamat rumahnya yang ia berikan kepada sang supir melalui layar handphone miliknya.

"Oh, Kim Taehyung?." Ternyata supir Taxi ini tahu siapa yang Jennie maksud. Sang supir melajukan mobilnya.

"Bapak tahu Kim Taehyung?." Tanya Jennie.

"Saya tahu betul, dia teman saya."

—— 🧸✨ BLACK CARD✨ ☘️ ——
- Chapter 3  Dia tampan -

Jennie membelalak.

"Kau ternyata masih muda, kupikir kau berusia 10 tahun lebih tua dariku." Jujur Jennie.

"Seperti itukah kelihatannya?." Supir itu tersenyum, matanya membentuk bulan sabit saat bibirnya terangkat.

"Jika Taehyung temanmu, mengapa kau jadi supir Taxi?." Jujur pertanyaan Jennie itu terlalu menyakitkan.

"Semua kan tergantung takdir tuhan, nona."

"Biar kuberitahu, Walaupun Kim Taehyung seorang CEO besar, dia sangat kesepian. Beda denganku yang hidup pas-pasan. Namun, masih bisa merasakan kasih sayang orang tua." Lanjut supir itu.

Jennie mendengarkan dengan baik.

"Apalagi sekarang saya sudah punya istri."

Jennie membelalak lagi.

"Pantas saja wajahmu kelihatan tua." Jujur Jennie lagi.

Pria itu tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sudah sampai."

"Secepat itu?." Jennie melihat keluar.

Karena buru-buru, Jennie membuka dompetnya dan memberikan supir itu uang.

"Ambil saja kembaliaannya." Ucap Jennie.

Tuk.

Sepertinya ada yang jatuh, persetan dengan lantai mobil yang gelap. Mungkin koin.— batin Jennie.

"Maaf saya buru-buru." Lanjut Jennie dan langsung menutup pintu.

Mobil itu pun langsung berangkat kembali.

Jennie dibuat ternganga dengan pemandangan didepannya ini.

Sebuah rumah berdesign minimalis luas dan elegan ini merupakan rumah seorang Kim Taehyung pria muda berusia 26 Tahun.

Jennie menekan bel rumah didekat gerbang. Tak lama seseorang membukakan pintu.

"Pizza?." Tanya Taehyung polos. Ya, seseorang pembuka gerbang ini adalah Kim Taehyung.

"Bu-bukan pak." Jennie tergagap. Taehyung pikir Jennie seorang pengantar pizza yang dipesannya sejak 20 menit lalu.

Taehyung mengerutkan keningnya.
"Apa alamatku bocor?." Tanya Taehyung.

"Hm?." Jennie bingung.

"Ah.. aku pikir pizza-ku datang, didalam, saya tidak bisa lama-lama diluar." Seru Taehyung lalu menuju kedalam rumahnya.

Tadinya Jennie akan menahan tangan Taehyung karena keperluannya hanya sebentar. Namun, langkah Taehyung lebih cepat, terpaksa Jennie mengikutinya.

Taehyung membukakan pintu setinggi 2,5 meter. Dan duduk disebuah kursi bermerk Gucci tak terkecuali bantal-bantalnya.

"Ada yang bisa dibantu?." Tanya Taehyung dingin.

"Mm, begini Tuan, pagi tadi bukankah seorang karyawanmu mengembalikan dompet ini?." Tanya Jennie sambil mengeluarkan dompet miliknya.

Taehyung teringat dan mengangguk."Ya." Jawabnya.

Jennie membuka dompetnya dan mengeluarkan sebuah Blackcard.

"Apakah ini milik anda tuan?." Tanya Jennie dan menyodorkannya di meja.

Dengan sigap Taehyung memeriksa dan benar ini Blackcard miliknya. Taehyung tersenyum kepada Jennie.

"Terima kasih atas kejujuran anda nona." Taehyung membungkuk memberi hormat. Jennie merasa tidak enak lalu menunduk membalas hormat Taehyung.

"Sudah menjadi kewajibanku, Tuan." Balas Jennie.

"Apa yang harus saya lakukan atas ucapan terima kasih ini?."

"Tak perlu, saya sudah semestinya mengembalikan barang yang bukan hak milik saya."

Taehyung tersenyum dan mengambil selembar kertas.

"Jika kau butuh sesuatu, hubungi nomor ini, jangan kau buang dan jangan dibagikan pada siapapun, saya hanya memberikan ini pada orang orang tertentu."

"Baik, kalau begitu. Saya pamit." Ucap Jennie.
Jennie membungkuk dan bangun dari duduknya. Namun, Taehyung menarik lengannya "Sebentar, Ngomong-ngomong dari mana anda tahu ini Rumah saya?."
Jennie tersenyum. "Dari Google." Jawabnya santai.

Taehyung mengerutkan keningnya.
"Orang lain tidak tahu alamat ini kecuali teman dekat saya." Jelas Taehyung kebingungan.

Jennie tak kalah bingung. Jennie membuka ponselnya dan melihat kembali. Benar saja, alamat ini tidak sesuai dengan Google maps. Tiba-tiba Jennie teringat kembali perkataan sang supir taxi.

"Ah iya, aku tadi diantarkan seorang supir taxi. Katanya dia teman dekat tuan."

Oh, Park Jimin? - Pikir Taehyung.

"Maaf tuan. Saya harus buru-buru." Jennie membungkukkan badan dan pergi. Namun, Taehyung tahan lagi tangan Jennie.

"Tunggu, jangan bocorkan alamat ini pada siapapun, arra?."
Jennie menangguk dan cepat-cepat keluar dari rumah itu.

Jennie segera memanggil Taxi, dia sedang buru-buru karena ini jadwal shift malam dirinya di supermarket.

Jennie menutup pintu Taxi. "Pak Mini Market ParkJiSung."

Jennie bernafas lega, menyandarkan tubuhnya pada jok mobil. Dari tadi nafasnya sesak tak karuan.

"Sial, Dia Tampan dan Sexy."

— 👜 BLACK CARD ☘️ —

Black Card. || Taennie ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang