Happy reading^^
"Iya udah saya mau, tapi masa saya pake baju seragam begini?"
"Kamu tenang aja, kita mampir dulu ke apartemen saya, kamu ganti baju di sana baru kita berangkat ke rumah mama saya" Pak Lay ngemudiin mobilnya ke apartemen.
Gue mandi, ganti baju terus berangkat ke rumah mamanya Pak Lay. Kita sampe di sana tuh sekitar jam 3 sore soalnya jalan yang kearah Tangerang itu lumayan macet. Belum lagi tadi tiba-tiba hujan gede.
"Awas basah," Pak Lay meluk pinggang gue terus tangan satunya megangin payung.
"Pak, ini beneran saya harus ketemu mamanya bapak?"
"Iya kamu tenang aja, ma Lay pulang. Taruh di situ sepatunya," Pak Lay naroh payungnya di teras terus kita masuk.
"Di sini, pak?" Gue nyopot sepatu terus disimpen di rak.
"Iya di situ, ma?" - Pak Lay.
Gue ngikutin Pak Lay masuk sampe ke dalam ruang tengah. Gue berdiri aja di situ soalnya bingung mau ngapain. Sementara Pak Lay lagi ke dalem, nyariin mamanya yang gak tau lagi dimana.
"Lay? Kamu pulang, eh siapa ini?? Lay!!"
"Eh, eum itu saya-"
"LAY!!"
"Ya? Nenek?? Mama mana?" - Pak Lay.
"Di rumah sebelah antar kue, ini siapa??" Neneknya Pak Lay natap gue tajem.
Gue udah ciut aja terus sembunyi di balik punggung Pak Lay. Gue megangin baju belakang dia. Tapi dia genggam tangan gue terus diajak berdiri di sebelahnya. Gue beraniin diri buat cium tangan neneknya Pak Lay.
"Gak papa ini nenek saya, ini Luna gadis yang waktu itu saya ceritakan ke nenek" - Pak Lay.
"Masih muda sama seperti saya dulu, panggil saya Nenek Zhang."
"Mama," - Pak Lay.
"Masih di sebelah duduk dulu," - Nenek Zhang.
"Duduk dulu, saya mau ke dapur bikin minum" Pak Lay naruh tas gue di sofa terus ke dapur.
"Eum, pak-"
"Duduk, jadi kamu Luna? Kamu tinggal dimana?" - Nenek Zhang.
"Iya nek, saya tinggal di Jakarta" gue duduk sambil senyum.
"Tinggal sama siapa? Kamu anak ke berapa?" -Nenek Zhang.
"Sama orangtua tapi papa sama mama lagi keluar kota, saya anak keempat dari empat bersaudara."
"Jadi kamu yang paling bungsu?" - Nenek Zhang.
"Iya nek," gue senyum.
"Saya dengar kamu masih sekolah, muridnya Lay? Bisa masak?" - Nenek Zhang.
"I-iya, masak? E-eum saya-"
"Lagi kursus masak sama saya, nek" Pak Lay datang sambil bawa nampan isi minuman.
"Bagus, saya tidak bisa makan makanan yang mengandung kolesterol tinggi" - Nenek Zhang.
"I-iya nek," gue ngangguk.
"Kamu bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga?" - Nenek Zhang.
"Hah? Oh bisa nek, setiap bangun tidur saya selalu merapikan kamar saya sendiri" gue senyum.