Happy reading^^
"Nenek??" Kita langsung nengok ke arah kamar. Di situ ada nenek sama Kak Ital.
"Jangan pernah membentak cucuku!" - Nenek.
"Mama??" - Papa.
"Jangan sebut aku mama, aku tidak pernah mempunyai anak yang lebih memilih meninggalkan istri dan anak-anaknya demi wanita lain!" - Nenek.
"Nenek sabar ya, inget kesehatan nenek lebih penting sekarang" Kak Ital ngusap pundak nenek.
"Sudah cukup kamu mengatur hidup cucuku sejak kecil! Sekarang Luna sudah punya suami, kamu sudah tidak punya hak untuk menyentuh kehidupannya lagi meskipun kamu adalah ayah kandungnya" - nenek.
"Ma, sudah ya" - mama.
"Aku lebih suka melihat dia bersanding dengan Jaemin, ma" - papa.
"Tapi aku cinta sama Mas Lay dan anak-anak aku, pa!"
"Tapi Jaemin lebih baik dari dia," - papa.
Brak!
"Jangan pernah bandingin Mas Lay sama Jaemin, pa! Tau apa papa tentang Mas Lay?!" Gue gebrak meja, untung aja mama sama Mas Lay sigap nutup kuping si kembar.
"Luna," - mama.
"Sejak kecil papa selalu banding-bandingin aku sama abang dan aku diem aja karna aku gak punya kuasa buat bilang sama papa, tapi sekarang aku udah gede, pa aku tau mana yang baik dan mana yang buruk buat aku! Aku kenal Mas Lay sejak aku kelas X SMA, dia baik, keluarganya juga baik dan gak pernah pilih kasih kayak papa! Keluarga ini dan keluarga Zhang memperlakukan aku dan Mas Lay dengan adil! Aku bahagia, pa hidup bersama dia" gue genggam tangan Mas Lay sambil nangis.
"Beraninya kamu buat cucu kesayanganku menangis?!" - Nenek.
"Nenek, nenek tenang dulu jangan emosi ya tarik nafas, buang" - Kak Ital.
"Jaemin memang bisa bikin aku bahagia, pa tapi itu dulu dan sekarang dia yang bisa bikin aku jauh lebih bahagia. Terserah papa mau restuin atau gak, gak ada masalahnya buat aku, yang penting aku tetep bertahan sama Mas Lay, titik!"
"Kamu dengar mas? Pernikahan itu bukan hal yang main-main, cukup aku aja mas yang jadi korban main-main kamu, jangan Luna" - mama.
"Silakan kamu keluar dari rumah saya," - nenek
"Mama ngusir saya?" - Papa.
"Ya, silakan keluar karna kamu bukan lagi bagian dari kelurga ini" - nenek.
"Tapi aku ke sini mau nemuin-" - papa.
"Kai tolong tunjukin pintu keluar buat papa kamu, Ital antar nenek ke kamar ya" - nenek.
"Kamu ikut nenek sana, bawa si kembar" - Mas Lay.
"Aku mau nemuin cucuku, ma" - papa.
"Kai," - nenek.
"Iya nek," - Bang Kai.
"Ayo Luna kita masuk," - Kak Ital.
Gue ke kamar, si Elen digendong sama nenek. Gue gendong Axel sambil bawa barang-barang mereka. Ya, hari ini gue sama Mas Lay nginep di rumah mama. Besok gue libur, dan Mas Lay takut kalo papa nyamperin gue di saat gue sendirian di rumah.
"Maafin mama ya nak, tadi mama udah teriak-teriak di depan kalian" gue nyium Axel sama Elen yang ditidurin di atas kasur.
"Lo gak papa kan?" - Kak Ital.
"Gak papa kak," gue senyum.
"Lay pesan sama nenek, kalo kamu libur dia mau menitipkan kamu sama anak-anak kamu di sini" - nenek.