Happy reading^^
Lay POV
"Luna? Wah! Gak nyangka kita ketemu di sini, kamu apa kabar? Makin cantik aja," Jaemin meluk Luna terus senyum.
"Gue baik, lo apa kabar?" Luna jg senyum.
"Eh jangan senyum, nanti gue gagal move on dari lo" Jaemin ketawa.
"Kebiasaan, jawab dulu kali pertanyaan gue" Luna ketawa.
"Gue baik," -Jaemin.
"Oh iya duduk-duduk, lo masih inget mereka kan?" - Luna.
"Masih dong ini Hyunjin nah yang itu Jeongin, btw si uget-uget mana?" - Jaemin.
"Daehwi? Lagi nyiapin pesenan kita, lo udah pesen?" - Luna.
"Udah, btw sorry ya tadi kopi gue jadi numpahin tangan lo" - Jaemin.
"Gak papa santai aja, oh iya pak ini Jaemin mantan pacar saya waktu SMP" Luna senyum.
"Jaemin," dia senyum sambil ngulurin tangannya ke gue.
"Lay," gue cuma senyum tipis ke dia sambil naroh tissue yang gue pake buat lap tangan Luna tadi.
"Dia guru Kimia di sekolah gue, emang terkenal dingin kayak kulkas" - Hyunjin.
"O-oh," Jaemin narik tangannya lagi sambil ketawa.
"Weh aya si Dillan," Daehwi naroh pesenan kita di meja.
"Uget-uget, apa kabar? Pasti baik banget, ciee yang udah bisa punya warung makan sendiri" Jaemin senyum-senyum.
"Oh iya dong, ini mah warung makan si abah bukan punya aing" Daehwi nyengir.
"Iya pokoknya impian lo udah kecapai," - Jaemin.
"Iya udah atuh dinikmatin makanannya, hasil masakan abah pasti enak" - Daehwi.
"Makan ya makan," - Luna.
"Sok atuh makan," - Daehwi.
"Lun, nih kulitnya buat lo" Jaemin nyobek kulit ayamnya terus dikasih ke Luna.
"Lo masih inget aja bagian ayam favorit gue, makasih ya" Luna senyum terus lanjutin makannya.
"Pastinya," - Jaemin.
"Ekhem! Luna, tolong ambilkan sambel tuang sekalian ke sini ya saya lagi metikin lalapan" gue sengaja nyodorin mangkok sambel ke dia.
"Iya pak," Luna nuangin sambel di atas kertas nasi gue.
"Gue jadi inget waktu kita masih pacaran dulu, kita sering rebutan-" - Jaemin.
"Ekhem! Kalau makan jangan banyak bicara, tidak baik."
"Oh oke maaf," - Jaemin.
Habis makan siang, gue sama Luna pamit duluan. Alasannya karna Luna masih harus beresin apartemennya yang masih berantakan. Gue bantu dia nyapu sama ngepel ruangan sampe bersih, dia sendiri nyusunin perabotan lain di dapur.
"Udah selesai, pak?" - Luna.
"Udah, ada yang bisa aku bantu lagi?"
"Duduk aja biar eum aku bikinin teh," Luna senyum terus ngambil cangkir di rak.
"Oke," gue duduk di kursi makan.
"Makasih ya, udah dibantuin pindahan sampe selesai" Luna naruh cangkir teh di depan gue.
"Sama-sama, Lun" gue natap Luna.
"Hm?" - Luna.
"Aku gak suka kamu dekat-dekat sama Jaemin."