Happy reading^^
Skip lima taun kemudian.....
"Axel, Elen sini sayang kenapa kalian naik ke sofa? Jangan jauh-jauh dari mama, kalo kalian ilang nanti mama yang diomelin sama papa," gue nyamperin Axel sama Elen.
"Pegey tau, ma nungguin itu telbuka" - Axel.
"Ya sabar dong sayang, kan gantian sama yang lain" gue gandeng mereka balik ke depan lift lagi.
"Ma, Eyen mau pipis" - Elen.
Ting...
"Nanti di atas ya kita cari papa dulu," gue gandeng mereka masuk lift.
"Acel mau pencet, belapa ma?" - Axel.
"Lantai 15, coba mana angka 15?" Gue angkat Axel.
"Ini ma,"Axel pencet angka 15.
"Pinter, Elen sini sayang jangan jauh-jauh dari mama" gue gandeng Elen lagi.
"Catu, dua, tiga, empat, yima, enam, jujuh, yapan, cembiyan, cepuyuh, cebeyas, dua beyas, tiga- ma, mama kok dua beyas A?" - Elen.
"Iya sayang, memang dibikin begitu kalo untuk gedung" gue senyum.
Ting....
"PAPAAA!!!" Axel sama Elen langsung lari ke Mas Lay yang baru aja mau masuk ke ruangannya.
"Loh Axel, Elen sama siapa??" Mas Lay jongkok buat meluk mereka.
"Cama mama," - Axel.
"Kok gak ngabarin dulu? Kan bisa aku jemput tadi," Mas Lay berdiri terus nyamperin gue.
"Abis anak-anak udah gak sabar mau ketemu papanya jadi aku bawa mereka ke sini," gue senyum.
"Nakal ya kalian ngerjain mama, yuk masuk papa beliin ayam goreng buat kalian di dalam" Mas Lay bawa Elen sama Axel masuk.
"Acik ayam goleng!" Axel sama Elen langsung duduk di sofa.
"Eh, cuci tangan dulu" gue kasih semprotan antiseptik ke mereka.
"Kamu sama siapa ke sini? Mobilnya kan mas bawa," Mas Lay gantung jasnya terus duduk di samping gue.
"Sama Hyunjin," gue senyum.
"Kok bisa sama dia?" - Mas Lay.
"Om Unjin kan ngajal di cekoyah kita papa," -Axel.
"Acik deh diajalin cama Om Unjin," - Elen.
"Oh ya? Kok papa baru tau?" - Mas Lay.
"Pa, kupacin" Elen ngasih ayamnya ke Mas Lay.
"Itu bisa digigit sayang, coba gigit deh" gue liatin Elen.
"Digigit? Begini, ma?" Elen gigit ayamnya, kremesan kulitnya nempel semua di pipinya.
"Eyen pipinya jadi ayam goleng!" Axel ngakak.