Happy reading^^
"Mas, Axel sama Elen" gue nangis sambil narik jas yang dipake sama Mas Lay.
"Tenang dulu sayang, coba telpon Wendy atau Ital" - Mas Lay.
"Oh iya," gue nelpon Kak Wendy.
"Ya, kenapa? Kok lo panik begitu??"
"Axel, Elen sama lo gak??"
"Hah? Gak, gue daritadi di rumah nungguin Baby Kay lagi demam. Ada Ital juga di sini, emang mereka gak di sekolah?"
"Gue barusan tanya satpam, katanya si kembar pulang sama tantenya makanya gue telpon lo kak."
"Iya udah tenang dulu, gue mau titip Baby Kay ke rumah mama nanti kita bantu lo cari mereka."
"Makasih ya kak, gue sekarang masih di sekolah Axel sama Elen, gue belum tau mau cari kemana."
"Gue coba tanya Chanyeol ya, siapa tau mereka sama dia?"
"Iya udah, makasih ya kak gue mau ke rumah mertua dulu"gue langsung matiin telponnya.
"Gimana??" - Mas Lay.
"Mereka gak ada sama Kak Wendy, mas gimana ini??"
"Tenang dulu, kita ke rumah mama ya" -Mas Lay.
"GIMANA AKU MAU TENANG?! ANAK KITA ILANG MAS ILANG!!"
"Iya iya, kalo kamu panik begini gimana kita mau cari mereka?" -Mas Lay.
"MAS, INI ANAK KITA ILANG KAMU DARITADI TENANG-TENANG! BANTU CARI SOLUSI KEK!!"
"Iya sayang iya, mas coba telpon temen-temen mas biar mereka bantu cari si kembar" - Mas Lay.
"Nah gitu kek daritadi!"
Kita sampe rumah Mama Zhang. Gue langsung ngehambur masuk cari mertua gue di dalem. Lari, sampe lupa kalo gue juga lagi hamil sekarang. Baru masuk dua bulan sih, tapi itu usia rentan kalo kata dokter pas gue periksa kemaren.
"Luna, kenapa nangis?? Duduk dulu, aduh kenapa kamu juga lari-lari sih?" Mama Zhang dudukin gue di sofa.
"Axel sama Elen dijemput kesini gak ma sama abang?"
"Belum ada yang datang daritadi, abang-abang kamu juga ke sini nganter makanan tapi cuma bertiga gak sama si kembar. Ada apa sih?" - Mama Zhang.
"Axel sama Elen gak ada di sekolah ma, kata satpam mereka dijemput sama tantenya terus diajak jalan-jalan, aku tanya Kak Wendy mereka gak ada sama dia" gue nangis lagi.
"Aduh ya ampun, coba kamu telpon temen-temen kamu" - Mama Zhang.
"Lay udah telpon Hyunjin sama Jeongin, ma mereka tadi memang ngeliat ada mobil yang jemput tapi karena mereka pikir itu aku sama Luna jadi mereka diem aja" - Mas Lay.
"Minum dulu sayang, kamu juga kenapa istrinya dibiarin lari-lari kayak tadi?" - Mama Zhang.
"Ya habis gak bisa dicegah, ma namanya juga sama-sama panik" - Mas Lay.
Ting...
"Mama kamu telpon, angkat dulu" - Mama Zhang.
"Axel, Elen" gue nangis.
"Biar aku aja yang angkat," Mas Lay ambil hp di tangan gue.
"Tenang dulu ya sayang, inget kamu juga lagi hamil loh" Mama Zhang ngusap air mata di pipi gue.
"Luna gak bisa tenang, ma ini anak kembar hilang dua-duanya. Aku gak tau mereka kemana," gue natap Mas Lay yang masih nelpon.
"Iya ma, habis dari sini Lay sama Luna ke rumah" Mas Lay matiin telponnya terus berdiri di depan gue.
"Gimana Lay?" -Mama Zhang.
"Axel sama Elen juga gak dianter ke rumah mertua aku, ma" - Mas Lay.
"Tuh kan mas, kemana mereka?" Gue narik-narik jas dia.
"Mama minta kita ke rumah sekarang," - Mas Lay.
"Mama ikut, tunggu sebentar" Mama Zhang ke kamar terus balik lagi, udah ganti baju.
Kita ke rumah mama, begitu sampe udah pada ngumpul semua di sana. Termasuk Hyunjin, Jeongin, dan Daehwi yang baru keliatan batang idungnya. Gue gak sempet nyapa Daehwi karna lagi panik, dan untungnya dia paham sama keadaan gue sekarang.
"Mama tau siapa pelakunya?" Kita langsung noleh ke mama.
"Kalo gitu kita langsung ke sana aja, ma" - Bang Sehun.
"Ayo!" - Mama.
Kita ke tempat yang ditunjukin sama mama, rumah istri barunya papa. Begitu sampe kita langsung turun dan masuk ke sana tanpa permisi.
"Nah itu, mobil yang gue liat di sekolah tadi!" - Hyunjin.
"Masuk, gue yakin mereka di dalam!" -Bang Kai.
"Axel, Elen!" Gue langsung nerobos masuk.
"Sayang," -Mas Lay.
"Mama!!" Axel sama Elen langsung lari meluk gue. Gue tau mereka pasti ketakutan.
"Sayang, ya ampun mama khawatir sama kalian" gue meluk mereka erat sambil nangis.
"Mama, kita dipakca cama dia" Elen nangis sambil nunjuk istri baru papa.
"Jangan takut lagi ya, mama di sini" gue nyium mereka.
"Biar Lay aja, ma" Mas Lay nahan mama yang baru aja mau ngelabrak wanita di depan gue.
"Mau puyang, ma" -Axel.
"Daew, bisa bawa mereka keluar dulu gak?" Gue liatin Daehwi yang daritadi bengong.
"Oh bisa atuh, sini sama Om Daehwi kita main di luar ya" - Daehwi.
"Mama," Axel sama Elen natap gue.
"Nanti mama nyusul, Jin bawa mereka ya tolong" gue senyum tipis sambil berdiri.
"Iya, ayo Jeong!" Hyunjin narik Jeongin keluar bareng Daehwi sama anak-anak.
"Apa maksud anda menjemput anak-anak saya di sekolah dan membawanya tanpa izin?" -Mas Lay.
"Cuma mau kenalan sama mereka aja kok," - istri baru papa.
"Dengan bawa anak-anak gue, lo urus mereka terus lo berharap dapet imbalan dari suami gue gitu? Suami gue gak akan kasih lo uang sepeser pun!"
"Ya ampun sayang, kasar banget sama mama" istri baru papa ketawa.
"Gue bukan anak lo!"
"Jangan coba-coba kamu anggap anakku sebagai anakmu!" - Mama.
"Saya tidak mau bertele-tele, jelaskan apa maksud anda membawa anak-anak saya tanpa izin dari sekolahnya? Anda tahu apa pengaruhnya untuk istri saya?" - Mas Lay.
"Cuma mau deket sama mereka aja gak lebih," - istri baru papa.
"Dan membuat istri saya yang sedang hamil ini merasa cemas?" - Mas Lay.
"Oh ya ampun, jadi kamu lagi hamil?" Istri baru papa mau nyentuh perut gue.
"Jangan pegang-pegang!" Gue langsung tepis tangannya kasar.
"Apa anda tidak tahu kalau teknologi zaman sekarang sudah canggih? Anda bisa mengabari mereka jika anda ingin membawa anak-anak saya pergi,"Mas Lay nunjuk Jeongin sama Hyunjin.
"Ya ampun mama sampe lupa kalo mereka gurunya si kembar," istri baru papa ketawa.
"Anda lupa atau memang sengaja tidak memberitahu mereka?" - Mas Lay.
"Mama lupa ya ampun," - istri baru papa.
"To the point saja, saya paling benci dengan orang yang bertele-tele. Sebutkan saja berapa nominal yang anda inginkan? Saya akan berikan sekarang juga," Mas Lay ngambil cek sama pulpen dari kantong jasnya.
"Oke kalo kamu maksa, gak banyak kok cuma 200jt aja" istri baru papa senyum.
"Dasar wanita gak tau malu! Dasar ma-Akh! Sakit!"
To be continue......