Happy reading^^
"Hah? Papa?" - Lisa.
"Oh maksud gue, bos besar kita itu bokapnya temen gue" gue nyengir.
"Oh gitu, kok bisa kebetulan banget ya?" - Lisa.
"Gue gak tau juga, eh udah waktunya istirahat nih lo jadi makan bareng gue gak?" Gue ngerapiin berkas terus ngambil tas selempang gue.
"Jadilah, kuy!"
Gue buru-buru narik Lisa ke depan. Gue nyari Mas Lay di tempat tadi dia nunggu, gak ada. Ternyata dia ada di mobil. Harapan gue cuma satu, dia gak boleh tau kalo gue magang di kantornya papa.
Tok tok...
"Eh sayang, udah istirahat?" Mas Lay nurunin kacanya.
"Udah mas, eum mas kalo Lisa ikut kita makan siang gak papa kan?"
"Gak papa, ayo masuk" - Mas Lay.
"Ayo tapi maaf ya lo sendirian di belakang?" Gue buka pintu di kursi pengemudi.
"Gak masalah," Lisa sama gue masuk.
"Kamu mau makan apa?" - Mas Lay.
"Mie boleh mas? Aku lagi kepengen lamian," gue nyalain AC di bangku belakang.
"Boleh, di sini ada?" -Mas Lay.
"Ada! Gak jauh kok dari sini! Nanti setelah lampu merah belok kiri aja terus aja nanti ketemu perempatan belok kanan, tempat makannya pas banget di sebelah kanan setelah kita belok" - Lisa.
"Begitu? Oke, makasih ya petunjuknya" - Mas Lay.
"Sama-sama, kak?" - Lisa.
"Kak? Ya ampun," gue ngakak.
"Loh kenapa? Gue salah ya?" - Lisa.
"Gak kok lo gak salah, gue yang salah karna gak cerita dari awal" gue masih ketawa.
"Maksudnya?" - Lisa.
"Jadi gue sama suami gue ini umurnya beda 5 tahun, dia dulu guru kimia, paling nyebelin seantero sekolah, awalnya gue kesel banget setiap kali dia modusin gue tapi ternyata makin ke sini gue malah makin sayang sama dia, itu awalnya kenapa gue bisa nikah sama dia."
"Serius?? Jadi lo nikah sama guru sendiri??" - Lisa.
"Iya, lo gak percaya? Mumpung ada orangnya nih, tanya aja langsung" gue senyum sambil nepuk lengan kekar Mas Lay.
"Serius ini?" - Lisa.
"Iya ini serius," - Mas Lay.
"Gila! Gue pikir yang kayak gini cuma ada di cerita-cerita fiksi yang biasa gue baca di buku orange!" - Lisa.
"Udah ada faktanya nih, masa lo masih gak percaya?" Gue ketawa.
"Tapi lo gak nyesel atau apa gitu?"
"Ya gak lah! Dia pilihan gue, gue sayang sama dia, gue juga cinta sama dia jadi gak mungkin gue nyesel" gue senyum.
"Ih gemes liat kalian!" - Lisa.
"Oh iya Lisa ini punya pacar mas namanya Bambam anak desain interior, mereka pacarannya dari awal kuliah mas, lucu deh kalo ketemu tuh pokoknya bikin suasana langsung berisik gitu" gue ketawa.
"Masa sih?" Mas Lay ngelirik gue.
"Iya mas, nih ya kemaren aja kita sampe ditegur penjaga perpus kampus karna si Lisa tuh ngetawain Bambam yang jatuh dari kursi. Yang gimana gak ketawa mas, orang jatuhnya tuh ngejengkang" gue ketawa.
