Happy reading^^
"Lun, liatin apa sih?" Hyunjin nyikut siku gue.
"Aw! Ih ini tuh masih sakit!" Gue ngusap siku yang sakit.
"Lagian daritadi ditanyain bukannya dijawab malah melamun," - Hyunjin.
"Gue gak ngelamun, gue cuma lagi mikir lulus kuliah nanti mau kerja apa?"
"Lulus sekolah aja belum, udah mikirin kuliah aja lo tuh" - Jeongin.
"Itu namanya peduli masa depan, daripada gue nganggur kan?"
"Eh eh guis, aing punya gosip baru" Daehwi duduk di samping gue.
"Apa tuh?"
"Ada anak kelas XI yang lagi coba-coba deketin Pak Lay, hii anaknya teh ya centil pisan" - Daehwi.
"Siapa? Cantik gak?" - Hyunjin.
"Cantik Luna kemana-mana atuh," - Daehwi.
"Luna cantik tapi sayangnya jomblo," Hyunjin ngakak.
"Sembarangan! Nanti gue tunjukin pacar gue baru melongo lo," gue sumpel mulut dia pake tahu goreng.
"Uhuk! Fefo (bego)! Hahas hahir (panas anjir)!" - Hyunjin.
"Tah eta awewe na!" Daehwi nunjuk si Eunbi, cewe kelas X yang namanya naik daun gara-gara kepilih jadi waketos di sini.
"Yaelah anak itu? Dia mah wakil gue dulu kali bos, namanya dikenal seantero sekolah juga gara-gara gue" gue ketawa.
"Lah iya, cewe itu juga yang kemaren godain gue anjir!" - Jeongin.
"Eta awewe yang ngasih makanan ke Pak Lay tadi pagi," - Daehwi.
"Makanan??"
"Iya, eh sebentar kenapa maneh yang marah?" - Daehwi.
"Y-ya dia kan murid, gak pantes aja gitu kalo ngasih makanan ke guru gitu apalagi niatnya mau deketin itu guru."
"Iya sih gue juga setuju sama Luna," - Hyunjin.
"Gue lupa tadi disuruh ke ruang guru, gue duluan ya" gue nyamber tas terus lari ke ruang Pak Lay.
Ceklek
"Eh eh, kamu nih bikin kaget aja" - Pak Lay.
"Kenapa kaget? Hayo lagi ngapain?" Gue nutup pintunya terus gue kunci seperti biasa.
"Mau ganti baju, tadi kena tumpahan es teh" - Pak Lay.
Oh ya, gue belum jelasin ya kenapa gue bisa bebas keluar masuk di ruangan ini? Nih ya, jadi di sekolah gue itu kalo ada guru yang merangkap jadi wali kelas itu di kasih ruangan sendiri.
Kayak ruang kepsek gitu deh, tau kan? Ada satu meja kerja, dua kursi lipet, kursi kerja khusus yang bisa muter-muter gitu, ada dua sofa kecil sama satu sofa panjang, meja, gambar pahlawan, gambar presiden sama wakilnya.
Oh iya jangan lupain juga nih, ruangan buat wali kelas tuh ada bedanya sama ruang kepsek. Kalo ruang wali kelas itu dindingnya kedap suara, jadi mau teriak-teriak sekenceng apapun juga gak akan kedengeran dari luar.
"Gimana ujiannya?" Pak Lay duduk di samping gue.
"Lancar dong, besok tinggal Fisika sama Biologi" gue senyum.
"Di luar masih rame?" - Pak Lay.
"Masih, kan yang kelas X sama XI belum pulang."
"Iya udah nanti aja pulangnya, mau makan gak? Kebetulan tadi aku habis beli makanan lewat delivery," - Pak Lay.