Allice Alea Kimberly
Felixo Asheria Andromalius
Kenneth Arthur Raymond
Alline Arfelia
*
Plak!
Tamparan itu mendarat mulus di pipi Alea. Membuat tanda kemerahan di pipinya yang basah.
"Kamu benar-benar tak kenal attitude ya?!"
"Percuma punya wajah cantik, tapi attitude nol besar! Wajah kamu itu cuma tipuan!"
"Jadi perempuan tak bisa membanggakan keluarga, malah malu-maluin!"
Alea terus saja mendengar omelan itu sepanjang hari. Pelipisnya berkeringat, air matanya pun masih membuat aliran di pipinya sejak pagi. Matanya sembab, hidungnya memerah, dan lagi, mental Alea hancur.
*
"KENAPA KAU LAKUKAN SEMUA INI, LIX? KENAPA HARUS AKU DISAAT ADA TUJUH MILIAR ORANG DI MUKA BUMI INI!"
Pria yang disebut 'Lix' itu hanya tersenyum miring, senyum penuh kemenangan. "Aku sudah pernah memberimu peringatan, aturan nomor dua, aku harap kaupaham," sahutnya dengan tenang.
Air mata gadis itu semakin deras. "Aku tahu kau punya kekuasaan! Tapi kenapa harus aku, Lix! Kau bisa cari wanita lain. Sebenarnya tujuan kau buat ini tuh apa?!" teriak Alea.
Mata pria itu menajam, dia menggenggam tangan Alea dengan sarkas, hingga membuat infus di tangan Felix sedikit terlepas dan mengeluarkan darah segar. "Karena kau milikku. Dengan aku yang ada di keadaan seperti ini, otomatis kau akan selalu di sampingku!"
Gadis itu menggeleng lalu mengusap wajahnya dengan kasar. "Dengan cara busuk itu? Dengan kau yang ingin bunuh diri dan memfitnahku, bahwa aku yang mencoba membunuhmu?! Kau tau? Kemarin benar-benar gila! Kau hampir tidak selamat!"
Smirk pria itu muncul kembali. "Ya, dan semua orang lihat, di sana ada kau yang sedang memegang pisau dengan beberapa tetes darah dari tanganku yang sudah aku sayat sendiri."
Mata Alea berkaca-kaca mendengarnya, ternyata selama ini Felix sudah merencanakan semuanya. "Felix, kau itu sebenernya apa? Iblis bahkan kalah menyaingimu!"
Cengkraman di tangan Alea mulai terlepas, kali ini Felix menangkap wajah cantik Alea dengan kedua tangannya. Sedikit darah dari tangan Felix yang diinfus mengenai pipi Alea.
Felix semakin memangkas jarak antara mereka, tatapannya tajam menghipnotis, rahangnya mengeras. Sontak itu semua membuat Alea merinding, degupan jantung Alea bahkan bisa dirasakan Felix.
Felix menyatukan kedua dahi mereka, dan menatap lekat manik abu-abu milik Alea, sangat indah. Dalam hati Felix bersumpah, dia rela mati jika dia bisa menikmati wajah dengan senyuman manis dari Alea.
Tak lama, Felix mengeratkan tangannya yang berada di wajah Alea. Tatapannya berubah sangar.
"Pangeran neraka!" sahutnya.
_________
Notes : latar tempat di Filipina; Manila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imaginary Devil (END)
Roman d'amourCerita Felix - Alea [15+] ❝ Kau melebihi iblis, Felix. Hentikan ini! Or I'll be g o n e f o r e v e r ❞ ** some chapters are locked, pls follow to unlock ** "Kau adalah batas antara rutinitas dan realitas." "Semua dunia tentangmu, itu milikku!" ...