Entah sial atau keberuntungan

77 18 0
                                    

Mentari kembali ke peraduan menghantarkan rembulan ke singgasananya
Mempertemukan dua pasang mata untuk kali pertama.

Seorang gadis bertubuh mungil berjalan seorang diri di sisi terotoar. sesuatu di dalam perutnya memaksanya untuk menembus semilir angin malam yang dingin.
Menghantarkan langkahnya kesebuah supermarket mini didekat kompleknya.

"Hhm... Beli apa lagi ya" ujar wanita mungil, seraya berfikir.

Seorang wanita mungil yang kerap di sapa Tata.
Ia berjalan tanpa memperhatikan sekelilingnya.

Brukkk...
Seorang laki-laki berumur, memiliki kumis bak ulat bulu, berperawakan tinggi, berbenturan dengan sosok wanita mungil yang bahkan ukuran tubuhnya 3× lipat lebih kecil darinya.

Pandangan Okta terangkat pada sosok yang baru ditabaknya.
Okta meneguk salivanya setelah melihat sosok yang sedang berhadapan dengannya.

'Mampus tata...' batin Okta.

"Dek, kalau jalan liat-liat, masa badan om Segede ini gak kelihatan." Si bapak berpesan dengan Sura yang berat.

"Hehehe... Maaf ya om" ujar Okta seraya memperlihatkan tampang tak berdosanya, lalu ia beranjak kabur.

'Aduhh tata tata ogeb banget si' batin Okta menggerutu.

Brukkk...
Untuk ke-2 kalinya tata terkena sial.

"Hati-hati dek." Ujar seorang petugas supermarket yang baru saja ditabrak oleh Okta.

"Maaf ya mas..."ucap Okta dengan senyum manisnya, lalu iya beranjak menuju kasir.

Entah terkena angin apa, hari ini dia sudah menabrak dua orang dalam waktu yang berdekatan.

Brukkk...
Barang belanjaan Okta terhempas dan Okta tersungkur ke lantai sambil meringis kesakitan.

Seorang cowok yang mengenakan Hoodie maroonnya dengan tangan kiri yang ia masukan ke dalam saku Hoodienya, sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk menggenggam botol yang berisi isotonik.
Kemudian cowok itu menatap sinis kepada makhluk mungil yang telah menabraknya.

Okta berdiri dengan susah payah.

"Apes banget sih Tata hari ini..." Gerutu kecilnya.

'OMG tuh cowok ganteng banget.' Tatapannya seakan tak bisa ia lepaskan dari sosok berhoodie yang ada di hadapannya.

Seorang cowok yang merasakan bahwa ia sedang ditatap, dengan spontan ia menaikan sebelah alisnya.

Kemudian pandangan Okta beralih pada barang belanjaannya yg sudah berserakan di lantai.

"Astaga, Tata gak mau tau, pokoknya belanjaan tata harus udah rapih dalam waktu lima detik." Perintah Okta dengan nada kesalnya.

"Satuu..."
"Duaa..."
"Tigaa..."
"Empatt..."
"Liiimaa..." Okta menghitung seperti anak kecil yang sedang bermain petak umpet. Matanya ia pejamkan, berharap ketika ia membuka matanya barang-barangnya sudah rapi kembali.

Dan betapa terkejutnya Okta saat melihat sosok berhoodie yang tadi sedang berada di hadapannya hilang dengan sekejap.
Cowok itu sudah berada diluar supermarket.
"Dasar pinguin"teriak Okta
Oktaa pun tergesa gesa merapikan belanjaan nya dan segera menuju kasir. Setelah itu Okta segera meninggalkan tempat yang membuat ia sial dalam beberapa waktu lalu.
"Ih cowok pinguin, mukanya datar kaya tembok rumah Tata, tapi ganteng si hehe" ujar Okta yangtak sadar bahwa orang yang ia cemooh masih ada disekitar dan mendengar ocehan Okta.

'cewek aneh' batin seorang berhoodie maroon itu.


Jangan lupa author punya cerita baru CoffeeShake dijamin seru...

Kalau kalian suka yang islami jangan sungkan mampir ke lapak rismaokt09

Kalau kalian ingin mengenang masa-masa SMA jangan lupa mampir ke akun SriSri872

***
Jangan lupa vote n komen, ga bikin jari kalian lepas kok hehehe.
Baca terus ya Gans , makin banyak baca makin banyak pengetahuan.
Maaf ya kalo banyak typo 🙏 🙏🙏.

L'AMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang