Semilir angin pagi yang menerpa seluruh tubuh wanita mungil. Cukup membuat bulu remang terbangun dari tidurnya. Okta yang merasakan hal tersebut segera menarik dan bersembunyi didalam dekapan selimut tebalnya. Berharap sekarang ia berada dalam dekapan selimut bernyawa. Mungkin ia tidak akan terbangun dari tidurnya, nyaman. Walau suara bising alarmnya dan suara notifikasi yang masuk. Suara-suara itu hanya angin lalu saja. Tetapi realitanya sekarang ia terbangun dari tidurnya karena suara bising yang ditimbulkan oleh alarmnya yang ia pasang semalam. Sekarang alarmnya sudah menepati janjinya untuk membangunkan ia pada pagi hari.
Okta kemudian mengambil benda pipih miliknya dan membuka satu aplikasi berwarna hijau dengan logo chat dan call ditengahnya. Retina-nya menangkap nama seseorang dan ia segera membukanya, takut hal yang penting.
CowokPinguin
Jgn lpa nnt gw jmpt.
Siap²Iya-iya tata siap-siap
Emangnya mau kemana sih?Satu hal bodoh yang dilakukan Okta. Bertanya kepada seorang Lana. Yang tentu saja jawabannya, tidak akan di jawab oleh Lana.
"Selalu aja gak di jawab." Gerutu Okta.
"Emang dasar pinguin" lanjutnya.Okta bangkit dari tempat tidurnya. Dan segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi pribadinya. Kemudian berpakaian sesuai stylenya.
***
Ayam berkokok dengan lantangnya. Membangunkan seorang Lana dalam tidurnya. Ayam itu selalu berkokok setiap pagi. Melakukan aktivitasnya. Membangunkan setiap makhluk, agar segera bekerja dan melakukan aktivitasnya. Agar pepatah tidak jadi kenyataan "Rezeki di Patuk Ayam". Itu kata pepatah.
Pernah ada kejadian. Ada seorang pria, ia bangun setiap pagi dan keluar rumah dengan semangat yang ia tunjukan setiap harinya untuk memulai aktivitasnya. Namun kali ini ada yang berbeda ia bangun kesiangan dan akhirnya ia telat untuk bekerja. Ia tetap keluar rumah dengan semangat jiwa 45. Patut dicontoh semangatnya. Pas ia sedang berjalan di trotoar dari kejauhan fokusnya menangkap kertas dengan warna biru cerah. Itu pasti uang. Ia melangkahkan kakinya dengan sedikit lebih cepat agar cepat sampai di tempat uang itu berada. Tak ingin ada orang lain yang mengambilnya. Sekarang ia tepat berada satu langkah dari uang itu. Ia melihat sekelilingnya apakah ada orang lain yang melihatnya, sudah pasti!. Dan ketika ia ingin mengambilnya, tiba-tiba seekor ayam jantan berlari sangat kencang dan mematuk yang tersebut, lalu dibawanya entah kemana. Ternyata benar saja pepatah itu benar-benar kejadian. Apakah ini yang di maksud "Rezeki di Patuk Ayam". Kasihan!
Lana kemudian keluar dari kamarnya dengan pakaian tidur yang semalam ia kenakan. Matanya menyapu setiap sudut rumahnya, mencari-cari keberadaan sosok ibundanya. Sekarang ia melangkahkan kakinya ke meja makan siapa tahu ibundanya berada di sana. Ternyata benar, ibundanya sedang menyiapkan sarapan dibantu sang bibi.
"Anak bunda sudah bangun ternyata" ucap Dinantri setelah melihat anaknya yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Masak apa bunda?" Tanya lana, penasaran dengan apa kali ini ia sarapan.
"Eeh maaf ya nak, bunda sama bibi tidak masak pagi ini, jadi kita sarapan dengan roti aja ya" ujar Dinantri. Tetapi memang keluarga ini jarang sekali sarapan berat. Apalagi saat waktu sekolah. Setiap hari disajikan sarapan roti. Karena bila sarapan nasi pada pagi hari, akan merasakan kantuk saat belajar, dan itu mengganggu proses belajar.
"Iya bunda, gak apa-apa kok" jawab Lana sembari duduk di hadapan ibundanya.
"Oh iya, nanti bunda ada urusan, kamu jaga adik kamu ya" ucap Dinantri sambil tangannya asik mengoleskan selai pada roti yang akan diberikan ke anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'AMOUR
Teen FictionIni bukan tentang siapa yang lebih dahulu mengenalmu.Bukan soal siapa yang dahulu hadir kekehidupanmu. Tapi, ini kisah kita. Tentang kita. Tentang aku dan kamu. Saat memori menorehkan luka tak berujung, Saat dimana hati kita dilapisi luka. Kita sama...