Rasa
yang selama ini bersembunyi di balik sikap dinginnya
Akhirnya muncul secara perlahan.Lega rasanya setelah bertempur melawan soal-soal yang lumayan sulit untuk okta. Tapi berkat kerja keras dan kegigihannya ia bisa melewatinya dengan lancar tanpa kendala.
Tak cukup sampai disini, kehidupan terus diuji sampai benar-benar kuat dan bisa melewatinya. Meraih kemenangan yang berarti, agar bisa menjadi seseorang yang bisa disebut orang yang sesungguhnya.
Okta masih harus melewati banyak sekali ujian yang harus dihadapinya agar kelak ia dapat meraih kemenangan. Dan mendapatkan apa yang ia inginkan dan ia damba-dambakan.
Tibalah saat dimana semua kerja keras Okta dalam berlatih basket akan diuji dan buktikan dalam ajang turnamen basket putri tingkat Nasional 2020. Terlihat penonton membludak memenuhi tempat duduk masing-masing. Orang-orang pentingpun ikut menghadiri acara turnamen tersebut. Diingat bahwa turnamen ini adalah turnamen tingkat Nasional yang akan memperebutkan piala presiden dan uang tunai sebesar lima milyar rupiah. Bukan uang yang Okta harapkan, masalah uang Okta tidak akan memikirkan. Okta mengharapkan ia bisa membanggakan sekolahnya terkhusus orangtuanya.
Sekolah-sekolah ternama seperti SMA 31 Castela ini tidak akan melewatkan kesempatan ini. Turnamen ini adalah ajang yang sangat bergengsi. Jadi sekolah-sekolah akan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi juara. Semua sekolah pasti mengirimkan team terbaiknya yang sudah dilatih pastinya. Jadi lawan dari team Okta tidaklah mudah dan pastinya sangat sulit.
Mereka harus mengerahkan seluruh kemampuannya agar sekolahnya dapat menjadi juara dan namanya semakin terkenal.
Semua team dari masing-masing sekolah sedangkan bersiap-siap, mempersiapkan segalanya. Karena lima menit lagi turnamen akan dimulai.
"Semangat" ucap Lana pelan dan dingin. Sepertinya memang Lana tidak berniat memberi semangat pada Okta. Kalau bukan ia yang melatih dan mewakili sekolahnya yang akan berjuang dalam turnamen bergengsi ini. Lana sangat enggan untuk memberikan semangat padanya.
"Hah apa?" Balas Okta pura-pura tidak mendengarnya. Padahal ia sangat jelas mendengar ucapan semangat dari Lana.
"Semangat" ulang Lana memberikan penekanan dalam ucapannya. Tapi ia tak keluar zona datarnya. Ia tetap datar dan dingin.
"Iyaa Lana Makasih, Tata akan berjuang sampai titik darah penghabisan." Ucap Okta yang terdengar lebay.
"Lebay" tukas Lana pelan. Bahkan sangat pelan sampai-sampai hanya dirinya dan tuhan yang tahu.
"Hah, Lana ngomong apa?" Tanya Okta penasaran dengan apa yang diucapkan Lana tadi.
Lana tak menjawab pertanyaan Okta yang menurutnya tak penting."Baiklah team basket SMA 31 Castela, Turnamen akan segera dimulai" ucap pak Iip sambil menjulurkan tangannya untuk bersorak semangat pada team sekolahnya. Semua team termasuk Lana dan Okta pun ikut meletakan tangannya di atas tumpukan tangan yang akan menguraikan semangat.
"Team thirty-one C" teriak pak Iip.
"Juara" balas team basket 31 Castela dengan semangat sambil menghentakkan tangan mereka ke udara.Nama team basket wanita mereka adalah thirty-one C (31 Castela).
"Baiklah, kita mulai acara turnamen basket wanita tingkat Nasional" ucap MC dengan sangat profesional.
Prook...prook...
Suara tepukan tangan bergemuruh, menggema di setiap sudut."Setiap kapten team harap memasuki lapangan, untuk melangsungkan upacara pembukaan turnamen basket wanita tingkat Nasional" ucap salah seorang MC yang disambut tepuk tangan gemuruh dari para penonton.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'AMOUR
Teen FictionIni bukan tentang siapa yang lebih dahulu mengenalmu.Bukan soal siapa yang dahulu hadir kekehidupanmu. Tapi, ini kisah kita. Tentang kita. Tentang aku dan kamu. Saat memori menorehkan luka tak berujung, Saat dimana hati kita dilapisi luka. Kita sama...