Minggu yang cerah, langit membiru, awan-awan pun bergerombol. Pagi ini Okta masih sibuk dengan laptop ditangannya.Tugasnya membuat proposal menjadikan Okta ekstra kerja dua kali lipat. Selain menjadi kapten tim, dia juga PJ proposal. Sehubungan Turnamen Basket sudah beberapa hari lagi.
"Assalamu'alaikum" Suara salam pun menggema diluar. Ya, itu sahabat-sahabatnya yang akan ikut berpartisipasi membantu proses pembuatan proposal.
"Walaikum salam" sahut Okta yang sudah membukakan pintu disana.
"ayo masuk, Tata udah siapin makanan banyak buat kalian" ujar Okta yang menampilkan deret gigi putihnya.
"Wah, emang the best lo ta" kata sesil.
"Jadi, udah berapa persen pengerjaan proposalnya ta?" Tanya Herra. " Kurang lebih 75 %, Tata kurang ngerti di bagian pengeluarannya nih" jelas Okta.
"sini biar gua liat dulu ta" ujar Herra.
"oh iya Ta, lo sendiri dirumah?" tanya Lidya.
"iya, tadi mami Tata keluar mau arisan" sahut Okta sembari memakan camilan.
Okta dan Herra masih sibuk dengan proposalnya, sesekali Herra bantu apabila ada kekurangan atau kelebihan kata pada proposal itu. Sesil malahan asik dengan camilan-camilan yang disediakan Okta. Dan Lidya, dia justru senyum-senyum sendiri memainkan gadgetnya. Melihat tingkah laku salah satu sahabatnya itu, Okta langsung menarik paksa ponsel Lidya. Ia penasaran apa yang membuat Lidya bertingkah aneh.
"Oh Lidya udah ja..." ujar Okta yang terpotong. Karena, Lidya sudah lebih dahulu membekap mulutnya.
"kenapa sih lo pada?" Tanya Sesil yang ikut heboh.
"Ini Lidya ternyata udah jadian sama Evan" jelas Okta.
"Ha? serius Li. Kapan?" tanya Herra kaget.
" hehe baru semalem "
" widihhh Pj lah"
Mereka pun meninggalkan tugas utamanya, ya pembuatan proposal itu diabaikan. Mereka akhirnya beralih pada make up. Kali ini Sesil si cewek cerewet itu yang jadi korban. Dia memang tidak suka alat kecantikan. Tapi, Sesil juga tetap cewek tomboy yang cantik.
2 Jam berlalu.
Sahabat--sahabat Okta pun pulang kerumah masing-masing. Tidak lama pun notifikasi muncul sari ponsel Okta.
Ting.
Pinguin
Krmh gw skrg!
Wajah Okta yang lagi berantakan karena make up tadi buru buru di bersihkan. Tak lupa, ia juga membawa laptopnya untuk lanjut mengerjakan dirumah 'majikan' nya itu. Dia juga harus mengganti pakaiannya yang sudah kusut.
Sementara dilain sisi, Lana gusar menunggu 'babu cantik' itu. Alhasil dia meraih kunci motor dan jaket kebanggaannya. Langsung melesatkan diri kerumah Okta.
Tiba dirumah Okta, Okta sudah berada di luar menunggu taksi."naik!" tukas Lana.
"makasih Lana udah mau jemput Tata" Kata Okta sembari tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.
Lana tak merespon, ia melajukan motornya. Ditengah perjalanan Lana memberhentikan motornya tepat disebuah Kedai Eskrim langganannya.
"turun!"
"iya iya sabar kali, marah marah mulu nanti cepet tua"
Lagi lagi Lana tak merespon. Ia meninggalkan Okta sendiri begitu saja. Setelahnya, Lana membawa dua kantong plastik berisi eskrim.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'AMOUR
Teen FictionIni bukan tentang siapa yang lebih dahulu mengenalmu.Bukan soal siapa yang dahulu hadir kekehidupanmu. Tapi, ini kisah kita. Tentang kita. Tentang aku dan kamu. Saat memori menorehkan luka tak berujung, Saat dimana hati kita dilapisi luka. Kita sama...